Bagian XX (Dua Puluh)

20.7K 701 24
                                    

Semua bersorak riuh piuh ketika mereka melihat sebuah sepeda motor mulai mendekati garis finish

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua bersorak riuh piuh ketika mereka melihat sebuah sepeda motor mulai mendekati garis finish. Sorak-sorak suara penonton makin terdengar meriah ketika mata mereka melihat si pemenang itu. Malam yang dingin dan gelap ini semakin heboh ketika si pemenang mulai membuka helm dan tersenyum bangga.

"ANGGIA. Selamat kamu pemenangnya." Seru kepala panitia balapan malam ini.

"Terimakasih." Jawab Meirin tersenyum manis.

"Gilakk! Hebat banget lo Rin." Seru Niko tidak kalah heboh dengan yang lain.

"Ah.. lagi lagi gue di kalahkan sama seorang cewek. Berasa jatuh harga diri gue." Seru peserta balapan lain yang bernama Bayu.

Meirin terkekeh mendengar itu lalu mereka bertos ria.

"Next lo ikut nggak? Gue yakin lo uda pasti masuk di turnamen antar provinsi." Seru yang lain bernama Galuh.

"Belum tau pastinya." Jawab Meirin sekenanya.

"Yauda yuk Rin, kita ke sebelah sana. Uda mulai acara foto dan pembagian piagam" seru Niko dan kini mereka berdua berada di tempat pembagian hadiah dan foto.

Selesai acara foto-foto dan pembagian sebuah piala beserta mendali yang kini berada di leher Meirin. Kini Meirin dan Niko duduk di sebuah anak tangga yang
tidak jauh dari arena balapan itu.

Meirin melihat Niko yang tengah mengantuk berat dengan memejamkan kedua matanya serta tangan yang menompang wajahnya, tepat di bawah matanya mulai menepuk pelan bahunya.

Meirin melihat Niko yang tengah mengantuk berat dengan memejamkan kedua matanya serta tangan yang menompang wajahnya, tepat di bawah matanya mulai menepuk pelan bahunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngantuk banget Ko." Seru Meirin.

Niko tersadar lalu menoleh ke samping melihat Meirin dan mengangguk meng-iya-kan.

"Bisa bawa motor nggak lo? Kalo nggak, biar gue suruh Dimas yang bonceng elo." Niko bangkit lalu mengangguk mengiyakan perkataan Meirin.

Niko tidak mau mengambil resiko jika Ia tetap nekat untuk membawa motornya sendiri. Karena kini matanya benar-benar sangat mengantuk.

"Sebentar," seru Meirin kemudian memanggil seseorang dan kini orang itu telah berada di dekat mereka.

"Tumbenan lo ngantuk jam segini Ko?" Tanya Dimas yang telah berada di antara mereka berdua.

My Boss Devil PossesivTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang