Bagian V

144K 2.5K 39
                                    

Sambil memegang pipi kirinya yang memerah sekarang, Raga bukan malah mundur tapi semakin memajukan wajahnya kewajah Meirin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sambil memegang pipi kirinya yang memerah sekarang, Raga bukan malah mundur tapi semakin memajukan wajahnya kewajah Meirin. Hingga Meirin harus menahan nafas karena menahan emosi.

"Nggak usah sok suci, bitch." Bagai disambar petir, Meirin menegang. Kata-kata itu, tidak ada yang pernah mengatakan itu sebelumnya terhadap Meirin. Tapi ini, bahkan Meirin mendengar langsung tepat disamping telinganya.

Meirin lantas mendorong Raga sekuat tenaga bahkan melupakan rasa sakit yang teramat sangat dikepalanya. Berdiri dan melangkah kepintu kamar ini dengan sangat cepat. Tapi sayang, tangan Raga lebih dulu menangkap tangan kiri Meirin yang terbebas sebelum tangan kanan Meirin berhasil membuka pintu itu.

Menarik Meirin dengan sangat kencang hingga kini mereka nyaris seperti ingin berpelukan. Meirin mendongak, menatap atasannya dikantor dengan sangat tajam dan mata memerah. Bagaimana pun Meirin adalah wanita. sekuat apapun ia, akan merasa sakit hati jika ada yang menyebutnya murahan.

Mendorong kembali tubuh kekar itu lalu dengan nafas narik turun Meirin menahan emosinya yang dalam hitungan detik bisa meledak.

"Sialan!" Desisnya pelan sambil mengepalkan kedua tangan disamping tubuhnya.

"Lo emang bos gue. Gue hargai elo karena itu. Bukan berarti lo bisa seenaknya sama gue!" Dengan wajah menahan amarah dan jari telunjuk yang mengarah tepat di wajah yang ada di hadapannya.

Dengan senyuman smirk andalannya. Pria itu hanya mengangkat salah satu alisnya. Lalu mengurung wanita yang ada di hadapannya dengan tatapan tajam bak pedang perang.

"Kamu salah besar jika berfikir saya tidak bisa memilikimu seutuhnya" setelah mengatakan itu, pria ini berbalik dan melangkah pergi.

"Aaarrrgggggg!!" Teriaknya frustasi.

Masih mengepalkan kedua tangan disisi tubuhnya, wanita ini terdiam menahan amarah dan berakhir dengan menitikan air mata.

Andai, andai ada yang bisa menjelaskan hal salah apa yang telah Meirin lakuin. Hingga Ia harus bertemu dengan bos yang sebelas dua belas dengan orang gila, iblis atau entah lah?

Meirin terduduk selonjoran dilantai, ia harus pulang sekarang. Badannya yang masih kurang enak semakin terasa sakit disekujur tubuhnya, dan jangan lupakan kepalanya yang semakin berdenyut.

Dengan sekuat tenaga yang tersisa. Meirin bangkit dari duduknya, memegang apapun yang bisa dijadikan tumpuan.

Seketika matanya mengarah kenakas disamping tempat tidur. Ada ponsel disana, dan Meirin hafal itu ponsel siapa.
Melangkah pelan kesana, Meirin mengambil ponsel itu lalu mengambil jaket yang ia pakai tadi malam dan bergegas pulang ke unit Apartement yang ada disebelah.

Dengan menahan nafas, Meirin mencoba membuka pintu unit Apartement boss gesrek ini. Dan Meirin membuang nafas, lelah. Pintu ini dikunci mengunakan kode. Meirin terdiam menatap pintu didepannya dengan mata memerah.

My Boss Devil PossesivTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang