Bagian XXX

15.1K 629 81
                                    

"Woii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Woii.. cakep bener lo ya." Dengan antusias yang tinggi Niko memukul ringan pundak Meirin.

Meirin kaget dan menolehkan kepalanya. Seketika mata melotot Meirin menatap horor Niko.

"Sakit, oneng." Gerutu Meirin. "Lagian gue itu udah cakep dari lahir. Biar lo tau?" Lanjut Meirin dengan bangganya.

Niko hanya terkekeh merasa lucu.

"Pedean lo." Nyinyir Niko.

Meirin tidak mendengarkan malah pergi dan melanjutkan hal yang sama seperti tadi. Yaitu, mencari seseorang yang ada di benaknya saat ini.

"Lo nyariin siapa sih Rin?"

Merasa namanya disebut Meirin pun menghentikan laju matanya yang celingak celinguk seperti mencari seseorang ke sumber suara itu.

"Apasih? Ehh.. Uda lama lo nyampek Ko?" Meirin merengut dan tidak lama tersenyum lalu menyapa sahabatnya itu.

"Nggak terlalu. Lo nyariin siapa?" Lagi-lagi Niko bertanya.

"Ehmm.. itu, gue nyari Raga. Udah jam segini kok masih belum kelihatan ya." Jawab Meirin sambil melirik kiri kanan.

"Lo undang Pak Dave?"

Meirin mengangguk.

"Udah lo hubungi? Mana tau kejebak macet di jalan." Kini mereka berdua gobrol.

"Udah, tapi dari semalam nggak ada respon." Kelihatan mimik wajah Meirin yang khawatir ketika mengatakan itu.

"Ada masalah?" Tanya Niko seperti merasa ada yang aneh.

Lagi, Meirin menggeleng.

Niko menaikkan satu alis kirinya, menandakan kebingungan.

"Semalam sih kita fine-fine aja kok."

"Lalu?"

Meirin hanya mengangkat kedua bahunya tanda tahu.

Niko mendekat dan merangkul pundak Meirin lalu berbisik, "lo serius dengan hubungan lo ini?"

"Gue nggak tahu. Tapi gue rasa, perasaan gue mulai aneh sekarang." Ucap Meirin dengan menatap wajah Niko dari samping.

Niko merasa tertarik.

"Lo jatuh cinta. Lo jatuh cinta, Irin." Dengan wajah berseri Niko berkata.

"Gue rasa, bisa jadi."

"Apapun yang terjadi nanti. Ingat! Lo punya gue. Lo bisa cerita apapun ke gue. Gue selalu ada buat lo." Dengan puitis Niko menatap mellow wajah Meirin.

Meirin memukul pipi Niko pelan. "Apasih? Geli tau nggak."

Dipukul seperti itu malah membuat tawa Niko pecah.

Tidak lama, Niko diam.

"Gue serius." Menatap intens Meirin.

Meirin mengangguk dan mengenggam tangan Niko.

My Boss Devil PossesivTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang