Bagian XVIII (Delapan Belas)

21.5K 781 58
                                    

Tidak terasa waktu telah berlalu begitu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak terasa waktu telah berlalu begitu saja. Di tengah kemacetan kota ini, di dalam sebuah mobil yang sedang menunggu lampu lalu lintas berubah warna. Meirin hanya diam menatap kosong jalanan yang ramai di sampingnya.

Harusnya Ia bisa menolak, tidak ada yang boleh memaksanya dari dulu, tapi kenyataannya sekarang Ia kalah.

Raga yang memang menyadari perbedaan Meirin dari keluar kantor tadi hanya bisa diam, yang penting misinya hampir selesai. Huh, sungguh egois.

Kini lampu lalu lintas telah kembali hijau, mobil ini kembali melaju di atas aspal hitam dengan kecepatan standart. Dan kembali berhenti di salah satu restoran mewah yang ada di kota ini.

Meirin menatap bingung seseorang yang ada di sampingnya.

"Kenapa berhenti disini?"

"Laper." Jawab Raga sekenanya lalu keluar dari dalam mobil tanpa menunggu persetujuan dari Meirin.

"Sialan." Desis Meirin lalu keluar dan mengikuti Raga dari belakang.

Raga yang sadar ada yang membuntutinya seketika langsung berhenti, Meirin yang kembali bingung juga menghentikan langkah kakinya dan menatap Raga yang ada di samping kanannya.

"Kenapa? Kok berhenti?" Tanya Meirin bingung.

"Jangan berjalan di belakang. Tempat kamu itu tepat di samping aku." Sambil mengambil tangan Meirin lalu menggenggamnya dengan erat.

Meirin yang bingung malah semakin bingung. Bos nya ini barusan ngebucin atau ngelawak. Karena asli, telinga Meirin malah seperti di ngelitik dan ingin rasanya Ia tertawa tapi ditahan.

Kini mereka berdua telah duduk di dalam sebuah restoran mewah tersebut. Meirin menatap Raga yang kembali berdiri.

Seperti menggerti dengan tatapan Meirin yang di berikan kepadanya, Raga berkata, "toilet sebentar." Meirin pun mengangguk.

Meirin yang merasa bosan kini memainkan benda petak yang ada di kedua tangan mungilnya.

"Woiii!!" Seru seseorang yang berhasil membuat Meirin terlonjak kaget bukan main.

"Sialan lo!" Hardik Meirin setelah melihat siapa yang telah membuat dirinya kaget.

Tawa Niko pun pecah dan kini Ia telah duduk tepat di samping Meirin. Ya, orang tersebut adalah Niko.

"Ngapain lo disini?" Tanya Niko yang telah menetralkan suaranya dan menghapus jejak air di sudut matanya karena terlalu serius tertawa tadi.

"Ngamen!!" Hardik Meirin sambil menatap Niko yang ada di sampingnya.

Niko kembali tertawa, "gitu aja ngambek lo, cemen ihh." Seru Niko sambil menepuk pundak Meirin pelan.

"Lo sama siapa Rin?" Tanya Niko lagi.

"Sih Bos." Jawab Meirin sekenanya.

"Ciiee.. makin jauh gue rasa," seloroh Niko yang di hadiahi pelototan oleh Meirin.

My Boss Devil PossesivTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang