Bagian XXXVI

2.2K 84 6
                                    

Siang ini di sebuah perusahaan tempat Meirin bekerja mencari puing-puing uang dan mengisi waktu kosongnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang ini di sebuah perusahaan tempat Meirin bekerja mencari puing-puing uang dan mengisi waktu kosongnya.

Di sebuah ruangan yang sudah sepi dan tersisa hanya dia seorang, sebab sekarang jamnya makan siang. Kebetulan hari ini temannya ada yang ulang tahun dan mereka semua di traktir untuk makan di kantin kantor yang terletak di lantai satu.

Awalnya Meirin ingin ikut, walaupun ia berasal dari keluarga yang kaya raya dan uang di tabungannya tidak akan habis karena setiap bulan ia juga mendapatkan jatah bulanan untuk jajan dari papi, mami, kak Novi dan juga Bang Dewa. Tapi tetap saja yang gratisan itu lebih mengoda.

Hingga akhirnya sebuah pesan dari Raga membuat Meirin membatalkan semua keinginannya untuk makan gratisan.

Dan di sinilah Meirin siang ini berada, di dalam ruangan milik Raga.

Meirin tengah duduk di atas pangkuan Raga yang tengah fokus ke ponselnya. Seperti tengah membalas email yang masuk dari ponsel tersebut.

"aku turun aja ya," kata Meirin yang sebenarnya sedang ngambek.

"enggak!" Raga menjawab datar.

"kamunya sibuk terus, tau gini mending aku tadi ikut mereka makan gratis," gerutu Meirin dengan wajah masamnya.

Raga yang menyadari perubahan dari sang kekasih segera meletakkan ponselnya ke atas meja dan kini menatap wajah Meirin.

"iya maaf ya sayang. Kamu mau makan gratis? Itu udah aku pesan dan kita tinggal makan aja," ucapan Raga membuat mata Meirin berbinar, dia sampai lupa tengah merajuk tadi.

"mana?" tanya Meirin antusias sekali.

"nanti, sekarang aku mau makan kamu dulu," setelah mengatakan itu, kini Raga telah mendaratkan bibirnya ke bibir Meirin.

Awalnya menempel lalu melumat dan menghisapnya secara perlahan begitu berulang-ulang. Meirin menikmati karena ia sadar ini tidak akan terjadi lagi untuk beberapa waktu ke depan sebab ia akan segera terbang ke Jerman.

Mereka berciuman panas sekali hingga tanpa sadar kini Blazer yang tadi di pakai oleh Meirin telah terlepas dan bukan hanya itu, baju yang ia pakai saja yang tadi pagi di belikan oleh Raga juga sudah terlepas dari tubuh Meirin.

Meirin syok yang kini melihat dirinya hanya menggunakan bra berwarna hitam di bagian atas tubuhnya.

Meirin menatap Raga yang sudah terbakar oleh nafsunya sendiri. Mata sayu Raga seakan memberi isyarat kalau Raga mau lebih dari sekedar ciuman bibir saja, dengan perlahan tangan besar Raga bergerak liar di atas paha Meirin yang rok span itu sudah terangkat ke atas hingga menunjukan paha mulusnya yang tengah di elus-elus oleh Raga.

"Raga! Kenapa mesum gini?" jujur, Meirin mulai panik sekarang.

Raga mendongak menatap wajah cantik dari kekasihnya ini, "sayang," kata Raga serak sekali. "sebelum makan, aku mau nyusu dulu, haus." lanjutnya lagi yang Meirin sudah ternganga dengan pipinya yang sudah memanas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Boss Devil PossesivTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang