Semangat Generasi Muda di Tengah Pandemi

248 8 7
                                    

Wastu Ulul Arfindi


Hari yang cerah tepat pada hari Selasa, tanggal 17 Agustus 2021, Indonesia merayakan hari ulang tahun Ke-76. Suasana subuh di desa kokok ayam jantan bersautan! Pukul lima pagi, “Kukuruyuk…! Kukuruyuk…! Kukuruyuk...!"
Seakan mereka mengerti dan ikut merasakan semangat kemerdekaan Republik Indonesia.

Panggil saja aku Jingga, seorang ibu rumah tangga sekaligus pegawai honorer di sebuah sekolah menengah pertama kota Soto. Aku beryukur diberikan amanah oleh Tuhan Yang Mahakuasa, terlahir di bumi pada negara Indonesia yang gemah ripah loh jinawi. "Merdeka…! Merdeka…! Merdeka...!" pekikku lantang, semangat menyambut kemerdekaan Indonesia.

Kondisi berbeda, tak lagi sama suasana mengharu biru di era 2000-an terlebih 2020 dan 2021. Mengapa demikian? Pada era ini dikatakan era milenial, era digitalisasi, era revolusi Industri, era merdeka belajar, era pandemi covid-19. Semua serba teknologi dengan beragam aplikasi mulai dari yang sederana sampai yang rumit sekalipun semua tersedia pada gawai. Sebagai generasi penerus bangsa Indonesia yang berbudipekerti serta mengedepankan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai pandangan dan pedoman hidup bangsa Indonesia.

Sudah sepatutnya, aku dan seluruh generasi muda lainnya bahu-membahu berjuang secara nyata, dengan melakukan hal positif yang bermakna untuk merdeka dan berkarya. Ikatlah ilmu dengan menulisnya.

76 Tahun sudah Indonesia berdiri atas berkat Rahmat Allah Yang Mahakuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan  kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.

Perjuangan meraih kemerdekaan tidaklah semudah membalikkan tangan! Seluruh para pendiri bangsa dan rakyat bersatu padu melawan penjajah dan kezaliman yang ada, agar tercipta negara yang adil, makmur, tangguh, penuh kharisma.

Indonesia merupakan negeri indah zamrud khatulistiwa. Indonesia negeri istimewa atas karunia Tuhan Yang Mahakuasa. Hamparan tanah hijau subur meneduhkan jiwa dan raga  bagi  setiap bola mata yang memandang pasti terpukau oleh panorama asri yang menentramkan hati.

Kini meski kita berada di era pandemi covid-19 dimana semua kegiatan masyarakat terbatas kegiatan silaturahmi terbatas, semua serba terbatas, semangat belajar dan  berkarya harus tetap membara  mengembangkan potensi diri, mempergunakan pikiran dan tenaga  amanah terindah kuasa-Nya secara bijaksana dengan beragam teknologi yang ada. Generasi Penerus bangsa yang sejati adalah generasi tangguh, pantang mengeluh, selalu berinovasi, mengembangkan ide dan karya positif untuk ibu pertiwi.

Perjuangan Para Pendiri bangsa terdahulu belum usai, saatnya generasi muda penerus bangsa Indonesia pusaka beraksi nyata dengan melakukan kegiatan yang berfaedah, kegiatan positif yang mampu membuat perubahan bermakna untuk Indonesia jaya adalah dengan mengikuti komunitas menulis,membaca atau komunitas literasi, melakukan bakti sosial, belajar, dan berkarya meraih cta-cita membahagiakan dan bermanfaat untuk diri, orang tua, keluarga, sesama manusia, sesama Makhluk-Nya dan nantinya pasti atas restu-Nya akan berdampak baik dan tulus pada masyarakat, bangsa dan negara.

Ibu Pertiwi di era pandemi kini menangis lirih pada sang illahi, berdoa memohon ampun kepada kuasa-Nya agar Indonesia pusaka dan seluruh alam semesta kembali senyum semangat.

Kami seluruh rakyat di nusantara persada ini berjuang,cberdoa dengan mematuhi protokol kesehatan yang kini diterapkan dengan  menggunakan masker secara benar, menjauhi kerumunan, menjaga jarak, cuci tangan selalu di air mengalir. Keluar rumah jika memang ada urusan penting, mengkonsumsi rempah-rempah herbal alami seperti jahe kuning, jahe merah, kunyit, daun salam, sereh diseduh dengan air hangat ditambah dua sendok madu itulah minuman booster alami warisan leluhur.

Dari segi makanan di era pandemi kita selaku insan dituntut untuk lebih bijak memilih dan mengkonsumsi makanan sehat seperti buah, sayuran, makanan rumahan hasil karya buatan bunda yang diolah dengan cinta dan ketulusan hati.

Antologi Cerpen: PERJUANGAN TAK BERTEMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang