Raih Mimpi Tanpa Henti

200 6 0
                                    

Elisandra

Dalam kehidupan pasti akan ada rintangan yang harus kita lewati. Seperti halnya yang dialami oleh gadis berusia 17 tahun dalam menjalani kehidupan di tengah keluarga yang kekurangan dalam bidang ekonomi. Gadis yang selalu tampil ceria dan semangat belajar untuk menggapai cita-cita yang dia inginkan.

Pada suatu ketika, gadis itu mempunyai cita-cita yang sangat tinggi untuk membanggakan kedua orang tuanya. Banyak rintangan yang harus ia lewati untuk menggapai cita-cita yang sudah didambakan sejak dirinya masih menginjak usia 7 tahun.

Hari Senin dimana semua siswa/i SMA NUSA BAKTI mengadakan Ujian Nasional untuk kelas 12. Gadis itu tampak ceria bertemu dengan teman-temannya walau ia sering dirundung oleh mereka. Gadis berusia 17 tahun yang bernama Zania Kumala Putri duduk di samping temannya yang bernama Syafina Azelia. Mereka saling berteman sejak kelas 11 karena kelasnya tidak terpisah. Zania selalu sabar dan tabah menghadapi kerasnya hidup termasuk perundungan dari teman-temannya.
Syafina bertanya sembari menatap Zania, "Setelah lulus kamu mau kerja/kuliah?"
Zania menjawab, "Aku ingin kuliah untuk menggapai cita-cita yang sudah aku impikan sejak lama"
Syafina menatap bingung. "Memangnya kamu punya biaya untuk kuliah nanti?"
Zania tersenyum simpul. "Masalah biaya untuk kuliah aku memang belum tahu, lagi pula takdir Tuhan tidak ada yang tahu jalannya akan seperti apa. Aku hanya berusaha dengan keras dan berdoa kepada Yang Mahakuasa untuk cita-cita yang akan datang. Jalan takdir setiap manusia pasti tidak akan ada yang tahu kecuali penciptanya, maka dari itu kita harus bersyukur dan terima semuanya dengan lapang dada."
Syafina menatap binar. "Wah...! Benar juga Zan, aku bangga punya teman seperti kamu yang pantang menyerah."
Zania terkekeh. "Biasa aja. Kalau kamu ingin melanjutkan ke mana, Syaf?" Ganti Zania yang bertanya.
Syafina menjawab, "Sesuai janji aku sama mama papa, aku ingin melanjutkan ke tempat kuliah yang udah aku inginkan sejak lama."
Zania menepuk pundak Syafina. "Semoga tercapai ya," ucap gadis itu menyemangati.
Syafina mengangguk sebagai jawaban. "Apa rencana kamu untuk cita-cita yang kamu inginkan?" tanya gadis itu penasaran.
Zania menjawab, "Aku selalu belajar, berusaha dan berdoa untuk cita-cita yang ingin aku gapai. Dalam cita-cita aku ini ingin sekali membanggakan kedua orang tuaku yang sudah jerih payah mengorbankan waktu dan tenaga untuk kehidupan aku selama ini. Jadi, aku berusaha semaksimal mungkin sesuai rencana dan jalan takdir yang sudah di tentukan oleh Tuhan."
Syafina tertegun mendengar temannya yang sangat optimis untuk menjalani kehidupan. Syafina menatap haru Zania. "Kamu hebat sekali Zan. Semoga cita-cita kamu tercapai sesuai yang kamu inginkan."
Zania tersenyum. "Kamu juga jangan lengah dalam menghadapi kondisi apa pun. Satu hal yang harus kamu tahu, hidup ini tidak akan berjalan mulus seperti orang lain pikirkan. Terkadang hidup itu seperti roda berputar yang tidak berjalan lurus sesuai yang kita inginkan. Memang kehidupan sangat sulit untuk di jalani, bagaimanapun juga kita harus tetap bersyukur dengan takdir yang sudah Tuhan kasih. Aku hanya berpesan untuk kamu, jangan pernah mengeluh dalam menjalani kerasnya hidup. Selalu tersenyum dan tabah ya untuk melewati semua rintangan yang akan kamu gapai?"
Syafina terenyuh mendengar nasihat dari temannya. "Terima kasih semua nasihatnya, semoga doa yang kamu kasih akan kembali ke diri kamu." Ia mengelus pundak Zania.

Kring!

Bel masuk berbunyi menandakan semua siswa/i SMA NUSA BAKTI masuk ke dalam kelas masing-masing untuk memulai Ujian Nasional. Detik, menit, jam sudah terlewati oleh Zania menyelesaikan ujian hari ini. Gadis itu tersenyum lega setelah mengisi soal-soal mata pelajaran. Jam Ujian Nasional hari ini sudah berakhir, saatnya semua siswa/i SMA NUSA BAKTI pulang ke rumah masing-masing. Beda hal nya dengan Zania yang tidak segera pulang ke rumah karena ingin berjualan di sekitar sekolahnya. Sekolah SMA NUSA BAKTI adalah tempat yang strategis untuk berjualan apa pun di sini.
Warga sekolah berhamburan keluar gerbang meninggalkan gedung NUSA BAKTI. Zania berjualan kerajinan tangan seperti kotak pensil yang sudah ia rangkai sebelum hari sekolah. Banyak siswa/i yang terkagum dengan karya Zania yang sangat bagus. Ada pula caci dan makian para siswa/i yang tidak suka dengan karya yang sudah Zania buat.

Antologi Cerpen: PERJUANGAN TAK BERTEMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang