BIMBANG

1.2K 282 44
                                    

"Aletha.. ibu harap kamu pertimbangkan keputusan yang terbaik ya untuk ini" ucap Bu Mentari yang mana adalah wali kelas Aletha.

"Beasiswa ini memang penting untuk saya, karena dengan saya mendapatkan beasiswa itu membantu saya untuk mewujudkan mimpi saya Bu, tapi kalau untuk kuliah di Jerman saya tidak yakin papah saya mampu membiayai kehidupan saya disana nanti nya karena kondisi sekarang sudah tidak seperti dulu lagi Bu" jawab Aletha menjelaskan mengapa ia harus mempertimbangkan lagi ujian beasiswa dari Heidelberg University yaitu universitas kedokteran terbaik di Jerman.

"Ibu yakin jika kedua orang tua kamu mengetahui bahwa kamu masuk kedalam seleksi siswa yang harus maju dalam ujian beasiswa ini mereka pasti mendukung" ucap Bu Mentari yang terus meyakinkan Aletha.

"Saya bicarakan dulu dengan kedua orang tua saya ya Bu" jawab Aletha dengan raut wajah yang sangat lesu.

"Iya, ibu tunggu kabar baik nya"  ucap Bu Mentari dan Aletha pun hanya mengangguk sebagai jawaban. Setelah itu Aletha pamit kembali ke kelas untuk melanjutkan pembelajarannya.

Sesampainya di kelas Aletha langsung diinterogasi oleh keempat sahabatnya.

"Gimana let, lu jadi ikut ujian beasiswa itu kan?" Tanya Kiara dengan heboh nya.

"Gw bingung harus ikut atau ....." Ucap Aletha terpotong oleh keempat sahabatnya.

"IKUT!!" Ucap Kiara, Dinda, Farhan dan Adit memotong ucapan Aletha dengan suara yang sangat kencang sampai semua orang yang ada di kelas itu melirik kearah mereka.

"Kalian tau kan hidup gw udah gak kaya dulu lagi" jawab Aletha lesu

"Kita bakalan bantu Lo let, jangan khawatir" ucap Dinda sembari mengelus lembut punggung Aletha untuk menguatkan.

"Iya bener, lagian Lo itu udah kaya keluarga kita sendiri let" timpal Kiara dan diangguki oleh Farhan dan juga Adit.

"Gw gak mau ngerepotin kalian semua, lagian yang gw pikirin itu biaya hidup gw di Jerman yang mungkin akan membebani papah gw" jawab Aletha

"Kita bakalan bantu let, asalkan Lo mau ikut ujian beasiswa itu karena diantara kita berlima yang otaknya diatas rata-rata itu cuma Lo"  ucap Adit yang berusaha membujuk Aletha.

"Iya bener kalau gw punya otak kaya Lo juga pasti akan gw ambil tuh beasiswa" timpal Farhan yang langsung mendapatkan pukulan dari Adit.

"Jangan mimpi Lo, ujian aja nunggu jawaban dari Aletha" ucap Adit kesal.

"Gini aja let, kalau Lo gak mau terima bantuan dari kita, gimana kalau Lo manfaatkan otak pinter Lo supaya menghasilkan uang" ucap Dinda memberikan solusi.

"Gimana caranya?" Tanya Aletha bingung.

"Oiyaa... Tante gw lagi butuh guru privat buat 3 anaknya, gimana kalau Lo aja?" Timpal Kiara dengan semangat.

"Tapi gw kan sekolah kia" jawab Aletha.

"Lo tenang aja, anak-anak Tante gw juga sekolah ko tapi ya mereka bertiga itu harus mendapatkan pembelajaran tambahan soalnya otaknya dibawah rata-rata jadi Lo bisa ngajar mereka setelah pulang sekolah" ucap Kiara menjelaskan kepada Aletha.

"Lumayan tuh let, nanti uangnya Lo tabung buat persiapan biaya hidup Lo di Jerman" ucap Dinda yang mempengaruhi Aletha.

"Gw setuju sama Dinda, dan gw juga yakin lu pasti bisa jalaninnya" timpal Farhan meyakinkan Aletha.

"Makasih banyak ya guys udah support gw dan selalu ada di samping gw walaupun kondisi keluarga gw sekarang sedang jatuh kalian tetap ada sama gw" ucap Aletha dengan mata yang berkaca-kaca.

Wife For My FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang