Reva dan Meghan kini tengah tertidur di kamar tamu. Pukul 00.30, Erwin masih terjaga di ruang tengah. Ia duduk dengan santai ditemani secangkir kopi kesukaannya. Ponselnya berdering hingga membuatnya menatap benda kecil itu. Sebuah panggilan dari Rio, kakak angkatnya. Pria berkulit putih itu mengangkat panggilan dari sang kakak.
“Halo?”
“Erwin! Apa kamu gila, membawa dua orang gadis ke rumahmu?”
Seperti dugaannya, Rio menghubunginya hanya untuk mengoceh padanya. Ia tahu, sepertinya Andre yang memberitahukan padanya kalau Erwin membawa Meghan dan Reva ke apartemennya.
“Hm, kenapa?”
“Kenapa katamu? Santai sekali jawabanmu!”
Erwin hanya menghela napas panjang, ia menyesap kopinya dengan pelan. Menikmati setiap rasa yang masuk ke dalam mulutnya. Sudah tak heran jika pria yang menjadi kakak angkatnya ini mengoceh tengah malam.
“Kak, ayolah, aku hanya membantunya. Bukankah kakak sendiri yang memintaku untuk mencari tahu siapa pembunuhnya?”
“Tapi tidak untuk membawa mereka ke dalam rumahmu, sudah cukup kasus ini akan segera ditutup. Kamu tidak perlu berurusan dengan mereka lagi!” jelasnya dengan nada tegas kali ini.
“Kenapa tiba-tiba berubah pikiran seperti ini?”
“Ketahuilah Erwin, kini mereka berdua tengah diincar polisi,” ujarnya yang membuat pemuda berkulit putih itu tertegun.
“Apa?”
“Jika kamu menyembunyikan mereka di rumahmu, maka namamu akan ikut terseret dan dianggap sebagai komplotan mereka,” jelasnya lagi.
“Bukan mereka yang membunuhnya, Reva dan Meghan kini nyawanya tengah terancam. Seharusnya kakak melakukan tindakan yang bijak, bukan menuduh mereka seperti ini!” kata Erwin dengan tegas.
“Ada apa denganmu Erwin?”
“Kak, biarkan aku melakukan apa yang harus aku lakukan!” Wajahnya terlihat serius, ia tidak bisa mundur lagi.
“Erwin, rumah itu akan ditutup dan tidak akan pernah dibuka lagi. Pelaku yang kamu bilang sebagai dalang dari penumbal itu akan aku cari sendiri, jadi kamu tidak perlu ikut campur lagi.”
“Apa yang kakak rahasiakan dariku?”
Deg!
Pertanyaan dari adiknya membuatnya menelan ludah. Erwin sadar, jika Rio sebenarnya tahu kalau ia tengah mencari tahu tentang masa lalunya. Hingga ia berusaha untuk menutupi semuanya dari Erwin. Namun, pemuda itu tidak akan mengalah untuk kali ini. Sudah cukup baginya hidup di dalam sebuah kebohongan kakaknya.
“Rahasia apa maksudmu?” tanyanya. Terdengar suaranya yang terlihat seperti sedang mencari alasan.
“Seperti masa laluku,” ujarnya yang membuat tenggorokan Rio tercekat.
“Erwin, tidak ada hubungannya dengan ini. Jadi tolong jangan sangkut pautkan kasus yang terjadi dengan masa lalumu.”
“Baiklah kalau begitu, selamat malam.” Ada sedikit kekecewaan di sana. Ia mengakhiri panggilan itu tanpa menunggu persetujuan Rio.
Apa yang disembunyikan oleh kakak angkatnya itu, hingga ia berusaha keras untuk menutupi semua kisah masa lalunya?
***
Erwin mendatangi rumah seorang ketua RW. Letaknya tak jauh dari tempat di mana kedua orang tua Meghan terbunuh. Ia mengetuk pintu dengan pelan, berharap orang yang ingin ia temui membuka pintunya. Benar saja, Agung yang membuka pintu sembari tersenyum merekah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo : Tumbal [✓]
HorrorIni bukan kisah teror yang dilakukan makhluk tak kasat mata. Bukan pula kisah menakutkan seperti cerita kebanyakan. Ini hanya kisah tentang seorang anak indigo bernama Erwin, yang kehilangan kedua orang tuanya di saat ia masih berusia lima tahun. Ia...