15

8 2 10
                                    

Happy Reading~~





Walaupun Aren masih memakai masker, Auranya masih bisa terlihat oleh orang orang disekitarnya.
Aren berdiri dihadapan Qing yang masih terdiam menatapnya. Aren tersenyum kecil dibalik maskernya.
"Qingqing?"

Zu mencubit pinggan Qing agar wanita itu tersadar dari lamunannya.
"AAArrgg. ZUZU. Ngapain sih." Qing menoleh dengan protes. "Sakit!"
'Itu dipanggil." Bisik Zu.

Aren melepas maskernya. "Halo. Saya Hwang Aren. Temannya Qingqing ya?"
Aren mengulurkan jabatan tangannya yang dibalas dengan semangat oleh Guan Zu.
"Guan Zu. Dokter Bedah Umum."

"Kalian berdua sudah makan siang?" dua dokter di hadapannya menggeleng secara bersamaan. "Mau makan siang bersama? Tenang saya yang bayar."
Zu melirik Qing yang juga meliriknya.

"Maaf, tapi ini sudah jam kerja saya. Saya makan dikantin saja."
ia melirik Qing, "Aku duluan." Bisiknya kemudian meninggalkan dua sejoli itu.

"Ayo kita pergi sekarang." Qing mengangguk.
Aren melihat beberapa dokter dan karyawan resesionis masih melihat mereka.
Ia mendekat pada Qing dan merangkulnya.
"Kita makan dulu ya."
Qing yang kaget hanya bisa mengangguk.

Qing memasukkan sayur sayuran kemudian memasukkan irisan daging sapi kedalam hotpot. Aren kembali kekursinya setelah dari toilet. "Waahhh, udah lama bangget ga makan hotpot."
Qing mengernyit, "Serius? Eric emang ga pernah ngajakin?"

Aren menggeleng sembari mengambil mangkuk dan sumpitnya siap mengambil daging dan sayur yang sebentar lagi matang.
"Eric kalo di Korea makannya makanan korea mulu. Tapi sering kangen sama malatang buatan Ayi."

"Oppa doyan pedes kan? Mau aku tambahin bubuk cabenya. Aku suka hotpot pedas nih"
Aren mengangguk, "Tambahin tambahin."
Mereka berdua makan dengan lahap di selingi obrolan obrolan random.

"Loh Li-an kan itu?" Aren memperhatikan seorang pemuda masuk kedalam resto bersama seorang perempuan.
Qing menoleh dan melihat ke arah yang Aren tunjuk.

"Iyaa itu Li-An."
Qing melambaikan tangan "LI-AN!!!"

Li-An yang melihat Qing, segera menghampiri. "jia makan disini juga? Sama siapa?"
Sapa Li-An yang berdiri di belakang Aren.
Aren menoleh, "Sama gue."

"Aren hyung? Kok disini?"
"Kenapa emang? Gak boleh?" Aren melirik perempuan yang masih berdiri di belakang Li-An.
"Siapa tuh? Gebetan?"

"Oh, sama Hana ya?" Qing menyadari keberadaan Hana.
"Sini sini." Qing menarik tangan Hana. "Kita makan bareng aja gimana?"
Aren menatap tajam Li-An yang menoleh pada Qing dan Aren.

"Li-An sama Hana pisah meja aja deh. Ganggu orang pcaran entar." Jawabnya
Aren tersenyum mendengar jawaban Li-An yang peka.
'IIHH SIAPA YANG PACARAN."

Qing menoleh pada Aren, "Oppa, kita makan bareng Li-An dan Hana gapapa kan?"
Li-An tersenyum lebar, "Aren Hyung mau traktir kita ya Jia?'
Qing mengangguk, "Kalo gak nanti Jia aja yang bayar kali ini."

Aren menghela nafas, kemudian mengangguk. "Panggil pelayannya."
Li-An tertawa kemudian memanggil pelayan untuk memesan menu tambahan.
Ia duduk disamping Aren, dan Hana duduk disamping Qing.

"Kalian habis dari mana sih? " Tanya Qing pada Hana.
"Dari apart Jia. Karena Carryn eonni udah selesai film. Jadi ada waktu senggang. Li-An oppa ngajakin makan siang."

Aren menyenggol lengan Li-An, "Siapa tuh? Pacar?" lirih Aren sembari menunjuk Hana dengan dagunya.
Li-An mengambil makanan kedalam mangkuknya, "Choi Hana. Asistent Daeho Hyung."
"Manggil lo oppa?"

Born To Love | TOS Sequel (Di Tunda)Where stories live. Discover now