29

1 0 0
                                    

"Jadi Dr. Qing tidak tahu sama sekali bahwa pasien yang baru datang itu Nurse Wang?"
Tanya Eunbi pada 4 orang yang berdiri dihadapannya.
Hwang Tia, Spesialis Dokter Bedah Kardiotoraksik. Luo Qing, dokter spesialis bedah umum. Resident Heo, Resident tahun keempat spesialis bedah umum, dan Intern Lee, internship spesialis dokter gawat darurat.

Intern Lee mengangkat tangannya.
"Eo, bicaralah." Pinta Eunbi.

"Petugas 119 yang membawa Nurse Julia mengatakan, Nurse Julia wang yang akan berangkat ke rumah sakit dengan bus mengalami kecelakaan. Dia terjepit. Mereka membutuhkan waktu 30 menit untuk mengeluarkannya. Nurse Julia Wang juga mengalami gagal jantung."

"Apa hasil mri nya?"
"Beliau menglami tamponed jantung. Sampai di Unit Gawat Darurat, saya memang memanggil Dr. Qing. Saya tidak memberitahunya. Karena pasien yang sedang di tangani oleh Dr. Qing juga sama urgent."
"Lagipula tamponed jantung harus di tangani oleh Dokter spesialis bedah kardiotoraksik. Jadi Dr. Qing benar benar tidak ada sangkut pautnya dengan Nurse Julia Wang."

Eunbi menoleh pada Hwang Tia, "Kenapa tidak ada Dokter kardiotoraksik di Unit gawat darurat? Bahkan residen dan intern pun tidak ada."

Hwang Tia menghela nafas, "itulah kenapa Eonni menyetujui semua professor Kardiotoraksi untuk mengikuti kegiatan amal. Hanya 2 dokter Fellow. Semuanya juga mendapatkan pasien dari kecelakaan tersebut. Apalagi 3 resident yang kami miliki juga berada di ruang operasi."

"Solusi untuk masalah ini, recruit professor dan fellow kardiotoraksi, dan terima beberapa residen juga."
Tia menepuk pundak Qing, "Qing Dokter bedah umum. Tidak bisa mengoperasi tamponed jantung. Jadi dia tidak bersalah. Kalau Tuan Muda Hwang, masih ingin meluapkan amarahnya, suruh hadapi saya."
Hwang Tia membungkuk dan pergi dari ruangan sang kakak.

"Kalian juga kembali ke posisi. Ada banyak pasien yang harus kalian selamatkan."
ujar Eunbi sembari membuka berkas berkas yang membutuhkan perhatiannya.
"Baik kami permisi Direktur Hwang."
Residen Heo dan Intern Lee meninggalkan ruangan Hwang Eunbi.

"Dr. Qing ada yang perlu dibicarakan lagi?" Tanya Eunbi ketika menyadari Dr. Qing masih berada di ruangannya.
"Apakah untuk kegiatan amal di rumah sakit desa masih berlaku, Direktur Hwang?"
"Kamu mau mencoba?"
Qing menganggukkan kepalantya, "Nde."

"kemungkinan 2 – 3 minggu lagi akan dibuka lagi kesempatan untuk bekerja di cabang rumah sakit yang berada di desa desa yang jauh dari kota."
Eunbi mengambil satu map yang berisikan laporan kegiatan dari dokter dokter berpengalaman.

"Ini bisa meyakinkan mu jika ingin kesana. Ada formulir di halaman terakhir. Kumpulkan akhir bulan ini. Mengerti?"
Qing mengangguk, "Terimakasih Direktur Hwang, saya permisi."

Qing memesan satu ice Americano yang dijuak di lobi rumah sakit.
"Ice Latte satu eommonim." Ujar So Ri pada ibu penjual. "Dia yang bayar." So Ri menunjuk Qing.

"Gimana udah beres?'
So Ri mengangguk, "Mereka masih murung saat tahu mereka tidak bisa menyelamatkan Nurse Julia. Lo sendiri? Gimana?'

'Wajar. Ini pasien pertama mereka yang tidak bisa mereka selamatkan. Mereka sudah berusaha semampu mereka."
So Ri menyetujui, "Apalagi Nurse Julia juga sudah kritis. Pembuluh darah utama juga suah pecah. Dioperasi pun juga sama saja."

"Ice Americano dan Ice Latte."
"Terimakasih eommonim." Ujar mereka dan berjalan menuju ruangan Qing.

"Nanti sore Nurse Julia akan di kremasi. Tuan Muda Hwang sudah menyewa tempat untuk member penghormatan terakhir di rumah duka rumah sakit. Lo dateng kan?"
Qing menganguk, "Kita pergi bersama?"

"Gue akan temani. Gue yakin lo pasti belum siap nerima bentakan lagi dari Tuan Muda Hwang." So Ri menepuk pundak Qing, "Ada gue. Lo tenang aja."

Rumah duka yang terletak di sisi selatan rumah sakit begitu ramai. Selain Julia Wang. Dua korban kecelakaan beruntun juga disemayamkan dirumah duka yang sama.
Carryn, Aren, dan Sangyeon yang menjadi wali Julia dan menerima para tamu yang akan memberikan penghormatan terakhir.

Born To Love | TOS Sequel (Di Tunda)Where stories live. Discover now