₍⸙ᰰ۪۪➪ diary dirgantara [24]

48 23 3
                                    

[chapter I]

Teruntuk Kyara Anindya, Untukmu yang pernah patah dan hampir menyerah, Mencoba bangkit dan melangkah mungkin membuatmu lelah. Namun jika kau tetap diam, menyesali apa yang telah terjadi, apakah luka itu akan hilang? Tidak. Luka tidak akan hilang jika terus bertahan pada situasi yang sama, mengutuki si pembuat luka, dan terus mengingat perihnya. Justru luka akan melebar dan perlahan membunuh hatimu.

Berdiri, usap air mata dan mulai lah melangkah lagi. Satu langkah kecil akan memulai perjalanan barumu. Tidak mudah memang, tapi kau bisa buktikan, bahwa kau tidak selemah yang ia pikirkan. Biarkan dia pergi, dan genggam hatimu kembali.

[chapter II]

Aku menemukanmu, Si mata teduh yang membuat jantungku berdetak dua kali lebih keras. Pemilik jemari pengisi ruang jariku yang kosong. Begitu pas, tak ingin tergantikan. Bisakah kita berjanji untuk tidak menyerah suatu hari nanti? Bisakah bertahan sekali lagi jika terlanjur ingkar? Berjuanglah bersamaku, kita temukan bersama apa itu bahagia. Mau, ya?

[chapter III]

Untukmu, yang pernah datang dan mengubah segala rencana, yang pernah menghentikan segala gundah gulana, Untukmu, yang pernah menjadikan hari-hariku kembali berwarna, yang pernah membuatku kembali percaya pada renjana. Maaf, atas segala hal kecil yang membuatmu marah, atas niat baikku yang selalu kau pandang salah. Aku tak pernah mengerti, kenapa bagimu pergi selalu mudah? Sementara, bagiku, meninggalkanmu adalah hal paling susah Kita berubah, dari kekasih yang saling berjuang, menjadi sepasang musuh yang saling berperang. Tanpa kita sadari, kisah kita hangus jadi arang, dan kita tidak punya lagi jalan pulang. Terima kasih. Karenamu, aku belajar membuka hati untuk saling memberi arti. Karenamu juga, aku belajar berbesar hati untuk melihat perasaanmu mati.

[chapter IV]

Beberapa orang menyakitimu, beberapa lagi membahagiakanmu. Tidak ada bedanya, mereka sama-sama bagaikan seteguk air yang harus kau syukuri. Orang baik memberikanmu kebahagiaan dan pelajaran, orang jahat memberikanmu pengalaman juga pelajaran. Jadilah kamu sebaik kamu, jangan jadi seburuk mereka, jangan balas mereka seburuk mereka , balas mereka sebaik kamu. Kau adalah orang yang baik Jangan bairkan orang lain membuat kau lupa itu. Jangan biarkan keadaan buruk merubahmu menjadi buruk

[chapter V]

Aku tahu kamu begitu lelah, perasaan dan pikiranmu sedang kacau dan tubuhmu butuh istirahat. Dan mungkin saja dadamu juga sesak menahan tangis yang ingin pecah. Tidak apa-apa. Kamu tidak bersalah jika merasa kesal, ingin marah, atau mengutuk semua orang yang membuatmu semakin tertekan. Kamu sudah hebat. Kamu berhasil menjalani hidupmu setidaknya sampai hari ini. Sekarang masuklah ke dalam kamar. Tarik selimutmu sampai dada, dan ucapkan syukur pada Tuhan karena sudah memberimu kekuatan. Berdoa padaNya untuk tetap dikokohkan meski kehidupan selalu memberimu luka dan hancur berkali-kali. Tidak apa-apa. Angkat kepalamu lagi. Berjuanglah satu kali lagi.

[chapter VI]

Dear Kyara, Rasanya baru kemarin aku tertawa melihat segala tingkahmu yang menurutku lucu, baru kemarin aku berandai-andai akhir bahagia seperti apa yang akan kita temui di akhir cerita. Aku suka melihat binar di kedua matamu saat kamu tersenyum. Senyummu yang cerah dan menawan terasa begitu tulus. Tawamu selalu terdengar begitu bahagia, membuat hatiku dijalari hangat seakan diajak untuk menikmati bahagia bersama. Kyara, aku merasa dunia nggak adil buat kamu. Merasa dunia begitu jahat buat orang sepertimu. Kamu tulus menyampaikan rasa sayang untuk orang-orang disekitarmu. Kamu selalu mengusahakan yang terbaik untuk mereka. Terkadang, aku ga habis pikir denganmu yang punya seribu satu cara untuk membuat orang-orang tertawa, kamu seakan datang dengan mendekap bahagia untuk disebar kepada sesama. Kyara, aku menyesal. Aku menyesal karena belum sempat mengucapkan bahwa aku mencintaimu. Apakah jika sekarang aku mengucapkannya kamu masih bisa mendengarnya? Apakah jika saat ini aku mengatakannya kamu bisa merasakan perasaanku yang sesungguhnya? Sekarang hanya kenangan dan bayang-bayangmu yang menemaniku. Rasanya hampa. Benar-benar hampa. Bahkan tak jarang aku merasa kenangan bersamamu mencecikku perlahan ditengah malam.

[chapter VII]

Ketakutan, siapa yang tidak memilikinya?Tidak perlu dijawab, saya memahaminya jika kalian enggan untuk sekedar membongkarnya. Begitupun dengan saya, saya mempunyai ketakutan yang bahkan sudah lama menetap dalam diri saya. Saya bukan tidak ingin menaklukannya, dan menghilangkan rasa takut itu sendiri. Saya tentu sudah melawannya, terkadang ia yang membuat saya perang batin dengan diri saya sendiri, jika saya tidak mengingat orang- orang terdekat pun saya akan lebih memilih menyerah. Why?Saya hanya manusia biasa yang mempunyai batas kesabaran, tetapi sepertinya Semesta masih ingin saya berjuang lebih jauh lagi, genggaman-Nya pun semakin mengerat dan itu membuktikan bahwa saya tidak boleh jatuh sebelum menemukan garis finishnya. Saya masih berusaha berdiri tegak di sini, dan saya berharap kalian semua akan melakukan hal yang sama.

saya tidak tahu ingin menuliskan tentang apa karna untuk mengungkapkan semua sepertinya setiap bait kalimat ini tidak akan ada tanda titik(berhenti) seperti itu juga inginku bersama keluarga kecil yang mungkin seringkali di dalamnya penuh dengan tanda kutip seru dan koma untuk tanda titik saya jaga sebaik mungkin apapun keadaan di dalamnya saya juga memasukan drama di dalamnya agar terlihat menarik agar baik baik saja dan menutupi banyak segala hal untuk tetap baik baik saja seperti tujuan dan harapku tidak lebih yang hanya ingin keduanya tersenyum apapun skenario di dalamnya saya slalu berperan utama tanpa ada pemeran pengganti ketika hal hal yang begitu pahit ku buat semanis mungkin agar mereka tersenyum dan merasa bahagia agar kelak merasa adem meski bermacam jenis cuaca sedang tak karuan yang tidak dapat di prediksi datang menghampiri dan lagi sayapun sadar bahwa saya adalah manusia yang tidak dapat merubah rencana tuhan terhadap semua ke inginanku dan juga tujuanku sesederhana ini bukan dan juga tidak sebegitu tingginya tujuan dan harapanku tapi jika tuhan mempunyai skenarionya sendiri dan maha pemilik segalanya tertulis bahwa saya harus menghantarkan tanda titik setelah berusaha akan segalanya mungkin karna ia memiliki tanda kurung yang tidak saya ketahui didalamnya jika sampai terjadi berharap dan memohon tuhan memberi garis bahwa untuk mereka sebuah kalimat KEBAHAGIAAN saat skenario sederhanaku terhenti oleh tanda(.)

RELEASE [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang