Kyara pergi ke cafe diantar oleh Felix, membawa buku soal soal yang diberikan oleh Farel.
"Dah sampai, tu ditungguin sama mas pacarnya"
aku menoyor kepalanya Felix pelan.
"Lah kan bener pacar" Felix malah merajuk.
"Yaudah yaudah, makasih adik baik"
"Heleh sama sama" Felix pun langsung tancap gas pulang kerumah.
Aku melihat pria bersurai hitam itu duduk, dengan mata tertuju pada layar ponselnya.
"Hai!" aku menyapa nya, dia mengalihkan pandangan nya kearahku.
"Oh, hai". Aku duduk dikursi tepat didepan Farel.
"Sudah lama?" dia menggeleng, padahal aku tahu dia berbohong, aku lihat Ice Americano miliknya sudah sisa sedikit.
Aku memesan Ice Vanilla Latte, dia memesan ice americano, lagi.
"Apa tidak pahit?" dia menggeleng kembali.
"Coba saja" dia menyodorkan Americano kepadaku.
Kyara mecoba meminum sedikit, wajahnya berubah menjadi aneh. Ya bagaimana tidak? ini sangat pahit. Farel tersenyum melihat Kyara.
"Apa ini?" dia terkekeh dengan kepala menunduk.
"Sudah, ayo belajar" sikap dinginnya kembali dalam sekejap.
"Aku sangat lemah dimatematika" Ucapku saat melihat deretan angka dan simbol simbol. aku memilih meletakkan bolpoinku, dan sedikit melakukan peregangan.
"Rel, berapa nilaimu saat ulangan harian?" tanyaku pada Farel yang masih fokus dengan soal soal dihadapannya.
"95", aku terkejut, padahal dia juga tidak belajar, kan saat itu dia sedang dirumahku.
"kenapa aku bisa dapat 75?", dia menatapku, lalu menghela nafas.
Ia melihat coretan rumus didepanku, dia hanya menggelengkan kepalanya.
"Lu cuma salah hitung". dia mencoret bagian yang salah, dan ya sangat banyak,
dia juga menjelaskan bagian yang salah dan alasan kenapa itu salah."Ngerti?" dia melihat ke arahku yang tengah melamun.
Aku hanya menggeleng, lalu melengkupkan kepalaku diatas meja.
Dia mengelus rambutku dengan pelan.
"Stupid" aku tahu dia cuma bercanda, karna nada bicaranya seperti orang yang sedang bercanda
"Ya ya anda pintar". Ucapku kesal.
Lalu kami melanjutkan dengan pelajaran yang lain. ya karena aku ga mau menghitung lagi, mood untuk belajar matematika sudah hilang, Farel hanya menurut saja saat aku meminta mempelajari mata pelajaran yang lain.
"Bahasa inggris aja deh". Aku mengerjakan soal soal bahasa inggris dengan mudah. Namun Farel, sesekali menggaruk kepalanya.
"Kamu ga bisa?"
"Sedikit" Ucapnya tanpa menatapku
"Ah, gue sedikit lemah dalam bahasa inggris!". dia mengacak rambutnya frustasi, hingga rambut nya nampak berantakan.
Aku mengambil kamus dari dalam tas, lalu menyodorkannya kepada Farel.
"Buat kamu" dia melihat kearah kamus dan kearahku bergantian lalu mengambilnya.
"Makasih". dia mulai membuka kamus, mencari kata kata sulit, juga beberapa tenses yang belum dia mengerti.
❄️❄️❄️
KAMU SEDANG MEMBACA
RELEASE [ END ]
Ficção Adolescenteʚ ɞ ༅walau bukan aku rasa yang kau mau ʚ ɞ ༅ ༺❀༻ ・ ✼ ࿐ ༉୧ ˚ Ada waktunya ketika aku bertemu denganmu, ada waktunya ketika tumbuh perasaan baru yang untuk pertama kalinya juga muncul di hidupku, ada waktunya ketika aku sadar bahwa perasaan in...