11. Transaksi

1.2K 150 0
                                    

Happy reading~



Setelah bersiap-siap kami pun pergi mengunjungi kuil untuk berdoa dan mengunjungi panti asuhan di ibukota. Aku mengajak Noela tuk pergi ke ibukota, aku takut ia bosan berada di istana setiap harinya.

Sesampainya di kuil aku berdoa dan pendeta memberiku berkat dari sang Dewi cahaya. Selepas itu aku pergi mengunjungi panti asuhan yang terletak tepat disebelah kuil.

Aku melihat anak-anak bermain dengan riang gembira, mereka juga mengajak Noela untuk ikut bermain bersama mereka.

Aku berpikir jika aku mengajaknya kemari ia bisa berinteraksi dengan teman sebayanya disini dan mudah bergaul dikemudian hari, dan ternyata dugaan ku benar ia mampu beradaptasi dengan cepat. Aku harap ia akan mendapatkan teman yang lebih banyak di akademi nanti.

Jarum jam menunjukkan pukul 14.00 hari pun menjelang sore, aku harus bergegas menuju toko obat milik Countess Abel sebelum malam tiba.

Kamipun berpamitan pada pengurus panti asuhan dan berangkat menuju toko obat Countess Abel. Dalam perjalanan Noela terlihat kecewa karena harus berpisah dengan teman-teman barunya.

"Noela dikemudian hari kau akan mendapatkan lebih banyak teman lagi. Dan jika kau mau, kau dapat mengunjungi mereka dilain waktu, jadi jangan bersedih", ujarku mengelus rambut nya.

"Baik Putri", jawabnya lebih tenang.

"Bersiaplah Yang Mulia, kita akan segera sampai" ucap Mari dan dibalas anggukan olehku.

***

Sesampainya di sana~

Kesatria membukakan pintu kereta kuda, kami pun keluar dan masuk kedalam toko obat Countess Abel.

Kedatanganku disambut hangat oleh sang Countess. "Selamat datang Yang Mulia Putri Mahkota. Saya memberi salam pada mawar terindah Kekaisaran ini", salamnya padaku.

"Terimakasih dan bangunlah, sepertinya toko ini terlihat ramai Countess Abel?", tanyaku padanya. "Ini berkat Anda Yang Mulia, terimakasih telah mempercayakan toko obat ini kepada saya", ucap Countess berterimakasih padaku.

"Sama-sama, bolehkah kami beristirahat disini sebentar saja?"

"Silahkan Yang Mulia, saya telah mempersiapkan nya dilantai atas. Tolong ikuti saya Yang Mulia", ujarnya mengarahkan ku ketempat yang kami tuju. Aku berjalan mengikutinya sampai kelantai dua dan berhenti di salah satu kamar.

"Mohon maaf Yang Mulia, hanya ini fasilitas yang ada dalam toko kecil ini"

"Tidak apa-apa, aku tidak mempermasalahkan nya. Mintalah cek pada Mari dan tulislah nominal uang untuk memperbaiki toko ini agar pengunjung dan dirimu lebih nyaman ketika berkunjung ke toko ini", jelas ku padanya. "Baik Yang Mulia, saya sangat berterimakasih pada Anda karena telah menyelamatkan toko ini dan mempekerjakan saya di toko ini kembali" ujarnya berterimakasih padaku dengan sedu.

"Tidak, terimakasih atas kerja kerasmu", ucapku menghargai pekerjaan yang ia lakukan dengan baik. "Tolong tinggalkan aku disini sendiri, Noela kau ikutlah bersama Mari untuk membeli obat dilantai bawah. Aku akan beristirahat" sebentar disini", ujarku pada mereka dan akupun memberikan sebuah catatan obat yang akan ku beli pada Mari.

"Beli obat yang tertulis disini, aku akan pergi sebentar jangan khawatir dan tinggalkan 'itu' disini", bisikku pada Mari. "Sesuai perintah Anda yang Mulia", jawabnya.

Merekapun pergi meninggalkan ku sendirian di ruangan. "Aku harus bergegas", gumamku membuka tas berisi baju maid yang sudah Mari siapkan untuk ku.

Aku memakai baju itu dan mengikat rambutku menjadi dua. Aku mengganti sepatuku agar lebih nyaman dipakai, dan memakai tudung yang Mari berikan padaku.

I Don't Want to Die Again in Your HandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang