06. ibu?!

2.1K 238 8
                                    

Happy reading~

Wusss~

Tak

Kami pun sampai di istana kekaisaran, namun sayangnya aku salah menentukan titik lokasi lagi.

Itu bukan masalah yang besar, tapi yang menjadi masalahnya sekarang aku berada di istana si bajing*an kecil itu, istana Peronia.

"Kita harus segera pergi dari sini sebelum bertemu dengan orang 'itu' ", ujarku pada anak kecil yang berada didalam genggaman tanganku.

"Namun, sebelum pergi mari kita ubah penampilan kita terlebih dahulu agar tidak ada yang mencurigai kita", berbisik ku pada anak itu.

Anak hanya mengangguk mengiyakan, dan berjalan beriringan menggandeng tanganku.

Mari kita beralih ketempat lain.

Tang

Trang..

Trang...

"Hah.. hah.."

"Cukup...", ujar Dexis menyeka keringatnya

"Kemampuan berpedang anda semakin meningkat yang mulia", lanjutnya. Sir Dexis adalah komandan pasukan kesatria devisi III.

"Ini juga berkat pelatihan dari anda guru", jawab Cendrick sang murid.

Benar, sekarang adalah jadwal Putra Mahkota untuk latihan pedang karena pedang merupakan simbol Kekaisaran Enderthon dan sebagainya Putra Mahkota tentunya diwajibkan dapat menggunakan pedang.

"Wah lihat sepertinya Putri Mahkota datang berkunjung" ucap kesatria 1.

"Benar, dan lihat cara berjalan tuan Putri, bukankah beliau sangat anggun", Ucap kesatria 2.

"Ekhem... Sepertinya Putri Mahkota datang berkunjung untuk, benar begitu bukan Yang Mulia?", sindir halus Dexis.

"Yaa, mau dia berkunjung atau tidak, aku tak peduli padanya", jawab Cendrick dengan nada yang datar.

"Yang Mulia.."

"Apa?"

"Hahh... Anda tidak peka Yang Mulia" jawab gusar Dexis.

.

.

.

Disisi lain

'Ntah mengapa aku merasa ada banyak mata yang menatapku', batin ku, menoleh kemanakah asal tatapan-tatapan itu.

"Kak Laverthaa!!"

"..?.."

"Kenapa kakak ada disini? Apa kakak mencari Putra Mahkota?", tanya anak itu.

"Tidak pangeran Aiden, saya tidak sengaja kemari karena saya tersesat", jawab Vertha seadanya.

"Hmm, benarkah? Kalau begitu bisakah kakak tidak berbicara formal padaku?", singgung Aiden menolak percakapan yang formal.

"Hmm, bukankah kita sudah sepakat untuk berbicara nonformal disaat-saat tertentu saja pangeran?"

"Huh... Baiklah-baiklah", jawab Aiden dengan gusar.

Aiden De Enderthon anak ke-2 dari Kaisar dan sang ratu negeri ini.
Dengan kata lain ia adalah Pangeran Pertama kekaisaran Enderthon. Dulu sebenarnya Pangeran pertama adalah Cendrick namun karena Kaisar menunjuknya menjadi pewaris tahta dan menjadikannya Putra Mahkota, Aiden pun menjadi Pangeran Pertama.

#Note: Putra Mahkota, putra raja/kaisar yang ditunjuk sebagai pewaris takhta. Pangeran Agung, putra dari raja/kaisar dan permaisuri yang bukan putra mahkota.

I Don't Want to Die Again in Your HandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang