20. Si Penghancur?

311 30 2
                                    

Hitam

Sunyi

Tak ada seorangpun disini

Kemudian waktu berpindah disaat eksekusi sepihak yang dilakukan oleh Cendrick pada Lavertha.

Ia merasa familiar, dengan tempat dan suasana menyesakkan yang membekas begitu dalam di ingatannya. Ballroom istana utama, dan semua mata yang tertuju pada seseorang tepat dibawah lampu gantung. Dia berjalan hingga persis di depan matanya, seorang wanita dengan tubuh yang kurus, tengah berlutut dihadapan mereka (Cendrick dan Ellena). Itu adalah dirinya dahulu sebelum regresi. Tubuhnya menggeligis tak dapat memberontak.

Air mata yang tak henti mengalir dengan mata yang penuh keputusasaan.

Melihat adegan dimasa lalu saat dirinya yang lain berusaha memberi pembelaan dengan dialog yang sama. Membuat Lavertha tersadar jika semua ini tidak akan terjadi apabila ia tidak menikah dengan Cendrick.

'Jika aku tahu itu akan terjadi, maka aku akan pergi jauh sebelumya' pikirnya mencoba kabur dari kenyataan pahit yang pernah ia alami sebelumnya.

Pedang Cendrick kembali terangkat, mengkilap terkena cahaya lampu gantung dan seketika-

Srkk!..

Percikan darah itu menembus tubuh Lavertha yang tembus pandang. Andai saja, andai saja ia dapat menarik tubuhnya, sebelum pedang itu menyentuh dirinya yang lain.

Selalu saja, terbayang sensasi leher yang ditebas oleh pedagang dingin Cendrick. 'Dimimpi disetiap sudut istana yang selalu mengingatkanku, betapa bodohnya aku dimasa itu. Aku benci menjadi bodoh'

Matanya berkedip meneteskan air mata, seolah akhir dari mimpi buruknya dan ia pun terbangun.

***

Seperti biasa dipagi hari. Kegiatan seorang putri dimulai dari sarapan yang mewah di atas ranjang, membersihkan diri hingga menggunakan gaun mewah berenda semua dilayani oleh pelayan.

Saat ini rambutnya tengah di tata oleh Anna dan Anne. Tak lama, Marianne datang membawa daftar kegiatan yang akan Lavertha lakukan di hari ini.

Lavertha yang sudah terbiasa mendengarkan Marianne sembari menikmati roti panggang dengan marmalade cukup menikmati nya.

"Kaisar telah menetapkan pertemuan dan menyetujui keikutsertaan Anda dalam konferensi tahunan. Pertemuan akan diselenggarakan hari Senin depan pukul 10.00 . Anda akan melewatkan kelas sejarah pada hari itu dan berhubung guru sejarah Anda berada dalam masa pemilihan akibat penyakit yang dideritanya jadi guru kelas sejarah anda akan digantikan oleh guru cadangan yakni Baron Veil.

Omong-omong soal Baron Veil. Saya dengar beliau juga berpartisipasi dalam konferensi tahun ini."

"Baron Veil?" Dia adalah salah satu pengikut setia Cendrick. Yang suka bergosip, lebih unggul dari nyonya-nyonya bangsawan. Salah satu bangsawan yang kaya lewat jalur korupsi. Seseorang yang sombong dan kikir. Entahlah, sudah berapa koin emas yang menumpuk dalam sakunya.

Lavertha menyeringai kecil. 'Aku akan membuat nya jatuh kedalam lubang yang ia gali hari juga'

"Bagaimana seseorang seperti nya bisa masuk dalam konferensi tahunan?"

"Saya dengar beliau akan mempromosikan merek gulanya dengan harga yang lebih murah untuk rakyat jelata."

"Muncurigakan, tidak mungkin orang seperti nya melakukan itu? Dia bukan orang yang dermawan apalagi sampai memikirkan rakyat jelata. Membayar pajak industri saja berat." Lavertha memutar bola matanya malas. Sudah pasti Baron Veil akan mengemis uang negara dengan embel-embel sebagai dana bantuan. Dan sebagian dari uang itu akan masuk dalam kantong.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Don't Want to Die Again in Your HandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang