14. Pengawal Pribadi

901 131 4
                                    

Cahaya rembulan menyinari gelapnya malam ditepi danau, yang memantulkan ribuan bintang dalam air yang tenang.

Ditepi danau terlihat seorang ibu dengan kedua putrinya sedang bergurau-ria, bermandikan senyuman hangat mereka bagai lukisan.

"Lavertha"

Aku membuka mataku bangun dari mimpi yang indah dan menghela nafas yang cukup panjang.

"Mimpi yang indah", gumamku.

"Kau sudah bangun"

'Apa yang ia lakukan disini?'. aku cukup terkejut melihat nya berada di dalam kamarku, sembari dengan tenang menghisap minumnya.

"Baguslah kau sudah bangun, aku akan segera pergi", ujarnya dengan santai dan berjalan keluar meninggalkan ku termangu sendirian.

"..."

"Apa yang telah terjadi?", Aku tersadar dan memijat dahulu mencoba mencerna kejadian tadi.

Brakk!

"Yang Muliaa!!"

Suara pintu digebrak keras oleh Mariane. Mariane dengan cepat berlari ke arah ku dan memelukku dengan erat.

"Apa Anda baik-baik saja Yang Mulia? Akhirnya Anda bangun, saya sangat menghawatirkan Anda Yang Mulia hiks.. hikss", Mariane memeluk diriku dibasahi oleh air yang berlinang dimatanya. Hal itu membuatku merasa dejavu.

'Kurasa aku pernah mengalami hal yang serupa'

"Aku baik-baik saja, tenanglah"

Aku menepuk punggung Mariane berusaha menenangkan nya, namun setelah ia tenang aku malah mendapatkan omelan panjang darinya. 'Seharusnya kubiarkan saja ia menangis tadi', sesal ku.

Dari semua yang kudengar darinya, ternyata selama ini aku pingsan selama hampir seminggu dengan suhu tubuh yang cukup tinggi (demam).

Dan aku menyadari satu hal. "Dimana Noela?"

"...", suasana dibuat hening sejenak.

"Nona Noela terpaksa saya kirim menuju akademi tiga hari yang lalu"

"Atas perintah siapa kau melakukan nya?", tanyaku dengan datar padanya. Mengira bahwa Cendrick lah yang telah bertindak seenaknya.

"Saya melakukan agar dapat melindungi nona dari Putra Mahkota.."

"Kenapa kau menurutinya?"

"Beliau menghawatirkan Anda, Yang Mulia", aku tersentak mendengar jawabannya yang ditak terduga.

'Menghawatirkan ku? Cendrick?'

Mencoba berpikir tetap waras, aku menepuk pundak Mariane dengan perlahan. "Terimakasih..", ucapku dengan senyuman tulus.

"Yang Mulia.." air mata yang membendungi netranya seketika roboh membasahi kedua sisi wajahnya. "S, saya melakukan semua ini demi Anda Yang Mulia. M-mohon maafkan saya telah bertindak gegabah.."

"Tidak ini bukan kesalahanmu. Pilihan yang tepat membawanya ke akademi lebih awal, terimakasih telah berusaha melindungi nya dan merawat ku"

"Tidak Yang Mulia, terimakasih atas pengampunan nya. Tapi.. bukan hanya saya yang selama ini menjaga Anda"

"Apa maksudmu?"

"Yang Mulia Putra Mahkota lah, yang selama ini membantu saya menjaga Anda Yang Mulia setiap beliau selesai menyelesaikan kelas dan pekerjaan nya"

Aku merasa terkejut. Apa maksudnya, Cendrik menjagaku? Apa yang dia katakan. Apa dia mulai tidak waras, kenapa dia peduli denganku? Kumohon, jangan pedulikan aku!

I Don't Want to Die Again in Your HandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang