04. Ini baru permulaan

2.5K 305 3
                                    

Happy reading guys~

Keesokan harinya...

Pada pagi hari yang cerah ini aku memutuskan membaca buku di perpustakaan kekaisaran, ditemani oleh kedua dayangku Mariane dan Catlin.

'Ini adalah kesempatan ku' batin ku.

"Catlin pergi dan ambilkan aku teh serta cemilan", ujarku pada Catlin.

"Baik Yang Mulia, saya akan segera kembali", Ucapnya sambil membungkuk hormat.

"Dan Mariane..."

"Anda bisa memanggil saya Mari, Putri"

"Baiklah Mari, kau ku liburkan untuk hari ini", tanya Lavertha. Perkataan ku dapat diartikan menjadi 'aku akan memberikanmu tugas hari ini, dan jangan kembali sebelum menyelesaikannya'.

Duk

Dengan sigap Mari pun berlutut ala kesatria didepan ku, "Saya Mariane Bllandani anda Yang Mulia".

"Bagus" aku menyeringai kecil.

"Apa yang bisa saya bantu Yang Mulia?"

Aku mengeluarkan tiga buah kalung ku yang sembunyikan tadi di balik saputanganku.

"Pergilah ke ibukota dan jual ketiga kalung ini", ucap Lavertha sambil memberikan ketiga kalung yang disembunyikannya tadi pada Mariane.

"Oh Setelah kau jual kalung itu belilah toko obat milik Countess Abel di ibukota. Ajak dia untuk bekerja sama dengan kita, dan berikan dia sisa uang hasil penjualan 3 kalung itu untuk dana penginvestasian toko obatnya dariku dan jangan lupa
pastikan tidak ada seorangpun yang mengikuti atau mengawasimu", lanjutnya. Dengan kata lain ini adalah rahasiaku dan dirimu.

"Baik Yang Mulia, saya izin undur diri" ucap Mariane sambil membungkuk.

"Baiklah, kerjakan tugasmu dengan baik"

Countess Abel dia adalah seorang peracik obat terkenal di Kekaisaran ini. Namun usahanya bangkrut dikarenakan hutang yang menumpuk hasil judi suaminya itu. Bakat racikan obat Countess Abel sangatlah memumpuni, dikehidupanku sebelumnya dia berhasil membuat obat dari penyakit misterius yang parah di Kekaisaran ini.

Penyakit ini adalah sejenis penyakit disentri, namun pasien yang terkena penyakit ini juga mengalami bintik-bintik hitam disekujur tubuhnya. Masyarakat sekitar sering menyebutnya dengan penyakit kutukan sebab bintik-bintik hitam ini muncul bertambah banyak dan besar seiring berjalannya hari.

Setelah dapat menemukan obat dari penyakit tersebut Countess Abel diberikan dana untuk memulai bisnis lagi dan diberikan gelar peracik obat terbaik di Kekaisaran Enderton.

Akan lebih bagus jika aku menolongnya terlebih dahulu, dengan begitu dia dapat menemukan obat penyakit itu dengan lebih cepat.

"Kuharap Countess Abel mau bekerja sama denganku dimasa depan" gumamku.

Beberapa saat segera setelah Mariane pergi meninggalkanku dan segera menuju ke ibu kota, Catlin kembali membawakan teh dan cemilan untuk yang perintahkan tadi.

"Saya kembali membawa teh dan camilan yang Anda perintahkan tadi Yang Mulia". Ucap Catlin, sedikit membungkuk sendari meletakkan nampan berisi teh dan camilan.

"Kau melakukan pekerjaanmu dengan baik" Ucap Vertha.

"Terimakasih Yang Mulia" balas Catlin.

Lavertha pun melanjutkan pekerjaannya membaca buku sembari menikmati teh dan camilan dengan tenang sampai kepala pelayan datang kemari.

"Salam kepada mawar terindah Kekaisaran Enderthon". Ucap kepala pelayan istana Kaisar.

'Apa yang dilakukan kepala pelayan istana Kaisar kemari?', Batin Verta.

I Don't Want to Die Again in Your HandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang