"Apa Anda mengingat saya, Yang Mulia Putri Mahkota?," Katanya dengan senyuman beruntai tipis diwajah putih pucatnya.
"Saya merasa beruntung, kali ini dapat menyapa Yang Mulia Putri Mahkota untuk ketiga kalinya. Saya mohon maaf atas perilaku saya pada saat pertemuan pertama kita." lanjutnya membungkuk sopan, sambil meletakkan tangannya kedada.
'Ketiga? Dimana dan kapan?'
Lavertha memperhatikan lekat Pria muda tampan dihadapannya, dan mencoba mengingat kembali kejadian yang ia maksud.
Ah..
Aku mengingatnya, anak laki-laki ini. Adalah anak yang sama ditaman permaisuri dua bulan yang lalu. Yah.. pada waktu itu aku salah menentukan titik teleport dan tidak sengaja muncul tiba-tiba dihadapannya, tidak heran bila ia terkejut dengan seseorang yang tiba-tiba muncul ditempat yang hanya bisa dimasuki oleh orang dalam. (Orang-orang di istana)
"Anda tidak perlu meminta maaf, tuan"
"Bukankah perilaku tidak berkenan saya, dapat meninggalkan kesan buruk bagi Anda. Yang Mulia," desak nya dengan sengaja.
"Sayang sekali, saya bukan tipe orang yang hanya menilai seseorang dari pertemuan pertama. Jadi Anda tidak perlu khawatir." Ujar gadis itu berusaha mengakhiri pembicaraan, karena merasa ganjal akan sesuatu.
Evardion diam sesaat, kemudian sadar dan untuk kedua kalinya memohon maaf. "Ah,, maafkan saya Yang Mulia, Putri Mahkota."
"Tidak masalah."
Lavertha mengangguk dengan tetap mempertahankan senyum tegasnya. Namun kemudian ia kembali merasakan. Terdapat aura hitam mengerikan dari balik arah yang menatapnya. Lavertha berbalik melihat sekitar dan tidak menemukan apapun, kecuali Putra Mahkota yang dari kejauhan terlihat sedang menatapnya dengan tajam.
'Apa, kenapa? Aku melakukan perbuatan yang salah?', pikir Lavertha merasa heran dengan perilaku Cendrick yang mulai mengawasinya secara terang-terangan.
Padahal sebelumnya kau bahkan tidak pernah sekalipun menatapku. Sekarang kau menatapku seolah-olah mengajak aku berperang. Sayang sekali, andai Ia tahu jika aku telah memiliki banyak pasukan dan beberapa dari anak buah darinya berada dalam genggaman ku.
Mari abaikan saja.
Lavertha segera memalingkan wajahnya mencoba memutus perang mata sinis. Gadis itu merasa tidak nyaman di awasi terang-terangan oleh Putra Mahkota, segera mencari alasan agar dapat pergi dari situ secepat mungkin.
Melihat tuan yang ia layani merasa terganggu akan sesuatu. Seiyan yang notabenenya adalah orang yang sangat peka langsung menawarkan Lavertha untuk kembali ke tendanya segera.
"Yang Mulia, bukankah Anda bilang tadi Anda merasa tidak enak badan? Anda harus segera kembali ke tenda untuk beristirahat", ujar Seiyan tanpa memerhatikan keberadaan Evardion ditempat.
"Benarkah itu Yang Mulia, mohon maaf saya mengganggu perjalanan Anda. Semoga Anda lekas membaik", setelah mengatakan hal itu Evardion menatap tajam Seiyan.
"Mungkin kita dapat berbincang-bincang lagi dilain waktu. Saya permisi dulu, Grand Duke muda kedua Lawliet." Setelah mengatakannya Lavertha berjalan pergi melewati Evardion dan meninggalkan pesta yang tengah berlangsung.
Sementara..Benar seperti dugaan Lavertha, Cendrick dari kejauhan sendari tadi mengamatinya. Cendrick menyadari bahwa ia tertangkap basah, yang membuat Lavertha pergi setelah tidak sengaja melakukan kontak mata dengannya. Cendrick merasakan perasaan absurd, dengan sikap Lavertha yang secara tiba-tiba menjauhinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Want to Die Again in Your Hands
FantasiTitle: I Don't Want to Die Again in Your Hands ~Crown Princess Story Murni karyaku sendiri No plagiat No repost Ranking: 1 #Romance-fantasy (16/11/2021) 1 #Kerajaan (23/01/2022) 1 #Putrimahkota (9/02/2022) 1 #crownprincess (18/8/2022) 2 #putramahkot...