Mari awali cerita kali ini dimasa sekarang.
Masa dimana usia War sudah menginjak 23 tahun, ia pun sudah lulus kuliah dan kini bekerja sebagai karyawan biasa disebuah perusahaan kecil di Bangkok.
Mari kita berkenalan dengan sosok War di cerita ini, War dicerita ini bernama sama dengan aslinya Wanarat Ratsameerat. Namun memiliki kisah hidup yang berbeda.
Dulu hidup War kaya raya, ayahnya adalah seorang pengusaha sukses di Bangkok, namun beberapa tahun lalu sang ayah mengalami kebangkrutan, hidup War sekeluarga berubah drastis, hidupnya serba kesusahan, ia bahkan harus bekerja dan belajar dengan giat agar mendapat beasiswa kuliah. Kini terbukti ia bisa lulus dan bekerja, sedangkan ayah dan ibunya kini membuka toko kelontong kecil-kecilan.
War sadar ayah dan ibunya sudah hidup susah saat ini, maka War sering menyisipkan gajinya untuk kedua orang tuanya.
Ayah dan ibunya tinggal di toko kelontong milik mereka, sedangkan War harus ngekos karena toko kelontong itu kecil dan hanya memiliki satu kamar dan satu kamar mandi.
Miris memang dari yang hidupnya serba berkecukupan, kini harus hidup serba sederhana bahkan terkadang kekurangan.
"Tuan Ratsameerat apa seperti ini hasil kerjamu, gambarmu kurang detail, klien menolaknya" marah bos perusahaan dimana War bekerja saat ini sebagai arsitektur.
"Maaf bos, seharusnya bagian disini saya tambahkan, saya akan segera merevisinya" ucap War menunduk, ini pertama kalinya ia kena semprot, saat ini ia sedang pusing, hutang ayahnya sudah jatuh tempo, maka War tak berkonsentrasi dalam pekerjaannya.
"Cepat selesaikan, saya akan membujuk klien agar mau menerima project ini lagi, lain kali jika kamu melakukan kesalahan lagi, saya tak akan segan memecatmu" ucap si bos dengan nada sinisnya.
"Baik bos, saya akan segera selesaikan" ucap War siap, ia menunduk sopan.
Setelah kepergian bos ke ruangan, War duduk dimejanya dengan wajah lesu "Kenapa semakin susah saja hidup ini" gumamnya sedih.
Ia pun dengan segera menyelesaikan pekerjaannya, dan dia berniat untuk meminjam uang pada teman-temannya.
.
.
.Beberapa hari kemudian.
Wajah War tampak lesu karena semua teman yang ia minta tolong pinjami uang, tak ada yang bisa menolongnya.
"Bagaimana ini, hutangnya sudah jatuh tempo, apa bank akan menyita toko kelontong papa, tapi itu satu-satunya yang kami miliki saat ini" War memijit keningnya yang terasa pening.
~ Beep beep ~
Suara group chat pada handphone nya berbunyi, War pun dengan malas membuka HP, ia membaca pesan group alumni SD Sweet Boba # ngarang suka-suka w lah hihi
Mata War berbinar, secerca harapan muncul dibenaknya "Benarkah akan ada reunian SD, ini kesempatanku untuk meminjam uang pada teman-teman SD ku, aku harap mereka bisa membantu" ucap War penuh harap, ia buang semua rasa malunya yang penting ia bisa dapat uang pinjaman karena hutangnya sudah jatuh tempo.
.
.
.Beberapa hari berikutnya, hari yang ditunggu-tunggu War pun tiba.
Hari ini adalah hari tepat dimana reunian SD Sweet Boba berlangsung.
War mengenakan kemeja rapi serta celana jeans dan sepatu kets, ia tampak ceria memasuki sebuah rumah makan yang tak jauh dari tempat kosnya. Dari tempat kos, War berjalan kaki hampir sejauh 5 km untuk sampai dirumah makan sederhana ini, cukup menguras tenaga memang dan membuat ia berkeringat. War pun dengan segera menyemprotkan seluruh badannya dengan parfum agar tidak bau sesampainya ia dirumah makan tersebut.Saat War memasuki rumah makan tersebut, ia tersenyum ramah kepada setiap orang yang ia lihat, teman ataupun bukan yang terpenting ia harus ramah, karena ia hampir lupa setiap wajah teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YinWar Soporific (END)
Short StoryAkibat War yang menjebak Yin dengan obat tidur, keduanya pun terlibat skandal yang mengharuskan mereka melakukan pertunangan palsu. Akankah benih-benih cinta tumbuh diantara keduanya? Ataukah War mampu terlepas dari ikatan pertunangan palsu ini? #Y...