Part 16 End

1.6K 77 3
                                    

Prom sangat terkejut melihat YinWar ada diatas ranjang yang sama, namun kemudian ia merasa acuh karena ada hal penting yang harus segera mereka lakukan.
Maka Prom dengan sangat lancang mengusik ketenangan YinWar dengan bersuara cukup keras, "Cepat bangun, kalian harus segera pergi dari sini"

Mendengar suara yang cukup keras membuat Yin mendelik sebal kearah Prom yang menjadi sumber suara, sedangkan War bangun dengan kaget karena suara Prom yang cukup lantang hingga mengusik tidur nyenyaknya.

"Kenapa kau malah mengganggu kami sih" ucap Yin kesal dengan melempar bantal kearah Prom dan dengan mudah Prom menangkap bantal itu.

"Kalian berdua harus segera pergi, papa akan kesini, papa berencana memisahkan kalian lagi, ayo cepat tak ada waktu lagi" Prom bersuara dengan nada panik, ia sempat mendengar rencana sang ayah yang akan datang hari ini untuk memisahkan YinWar.

"Bagaimana bisa papa tau keberadaan War disini?" Tanya Yin kaget yang masih duduk diatas ranjang, sedangkan War segera bangkit dari tidurnya.

"Aku juga tidak tau, sebaiknya kalian cepat pergi" lagi-lagi Prom berucap dengan panik.

War pun jadi ikut panik, ia segera menarik tangan Yin agar segera turun dari ranjang, "Ayo pergi Yin, aku tak mau berpisah denganmu lagi"

Yin menghela nafas panjang mendengar ucapan War, lalu ia bergegas turun dari ranjang, "Bagaimana kita bisa kabur Prom?" Tanya Yin dengan gusar.

"Ikuti aku, aku akan membawa kalian ke jalan belakang" saran Prom dan disetujui YinWar, namun sebelum pergi War segera membereskan barang-barangnya dan juga Yin.

Mereka pun segera pergi meninggalkan rumah sakit.
.
.
.

Beberapa jam kemudian.

Prom membawa YinWar ke sebuah stasiun kereta. Disana Prom memberikan YinWar sejumlah uang.
"Pergilah kemana pun kalian mau, kalau perlu sejauh mungkin, jangan sampai papa menangkap kalian, ambil uang ini, ku harap jumlahnya cukup untuk beberapa hari, aku akan menyimpan nomor ponsel War yang baru, jadi jika kalian butuh uang, aku akan transfer ke rekening War" jelas Prom dengan senyuman ramahnya.

"Terima kasih Prom, kau sangat banyak membantu kami" balas War dengan senyuman hangatnya, ia sangat bersyukur ada Prom yang membantu ia dan Yin agar bisa bertemu bahkan bersama seperti saat ini.

Sedangkan Yin malah mendelik sebal kearah War dan juga Prom, "Kalau kau niat membantu kami kenapa kau membawa kita ke stasiun, kenapa tidak ke bandara, kalau bandara kita bisa kabur ke luar negeri" protes Yin sebal pada Prom.

War menyiku pelan perut Yin, War tak ingin Yin bersikap seperti ini, bukankah Prom sudah banyak membantu mereka jadi setidaknya tunjukan rasa terima kasihmu.

"Kalau aku membawa kalian ke bandara, papa akan dengan mudah mengecek visa ataupun passport kalian, kalau menggunakan stasiun, akan lebih sulit dan membutuhkan waktu lebih lama, tapi untuk jaga-jaga setelah kalian turun distasiun berikutnya, sebaiknya kalian gunakan taxi, bus atau apapun kendaraan umum yang tidak perlu menyerahkan kartu identitas kalian" jelas Prom secara rinci, sungguh War sangat berterima kasih atas banyak bantuan yang Prom berikan pada ia dan Yin, jika nanti bertemu disituasi yang lebih baik, War akan membalas semua kebaikan Prom.

"Terima kasih banyak Prom, kita sangat banyak berhutang budi padamu, jika semua sudah lebih baik, aku akan berusaha membalas kebaikanmu Prom" ucap War dengan senyuman penuh rasa terima kasihnya pada Prom. Sedangkan Yin jadi merasa canggung, karena benar apa yang dikatakan War jika Prom sudah banyak membantu mereka.

"Iya, terima kasih banyak Prom" ucap Yin dengan canggung, sungguh ia merasa bersalah karena bersikap tidak ramah pada Prom sebelumnya.

"Santai saja phi Yin, phi War, lagipula Yin kau sudah banyak membantuku sebelumnya, kau membiarkanku mengejar mimpiku tanpa harus terikat dengan perusahaan papa dan bahkan kau menanam modal atau lebih tepatnya kau memberikanku modal untuk usahaku membuat cafe dan hasilnya sangat luar biasa, cafeku sangat sukses" goda Prom dan juga ia sedikit menyombongkan diri diakhir ucapannya. Prom menggoda YinWar dengan memanggil mereka phi, sangat menggelikan memanggil YinWar phi bagi Prom karena ia telah terbiasa memanggil mereka dengan nama saja.

"Tapi kau menyelamatkan hidupku Prom, kau membawa War kembali padaku" ucap Yin dengan senyuman tipis, ia merasa beruntung memiliki saudara tiri yang baik seperti Prom meski terkadang Prom sangat menjengkelkan.

"Nah gitu dong senyum, kau sangat jarang tersenyum padaku, tiap hari kerjaanmu judes dan dingin padaku" lagi-lagi Prom menggoda Yin yang membuat Yin kembali berubah dingin.

"Sudahlah kami akan segera pergi, sekali lagi terima kasih banyak Prom, jika kita bertemu lagi maka aku akan membalas kebaikanmu" ucap Yin yang kembali dingin.

War geleng kepala melihat tingkah kekasihnya itu.

Prom tersenyum geli melihat sikap Yin yang kembali dingin, lalu tanpa izin Prom memeluk Yin secara tiba-tiba.
"Bukankah itu gunanya saudara saling tolong menolong" ucap Prom melepaskan pelukannya, Yin berdiri mematung, ia tak menyangka Prom akan bersikap manis seperti ini padanya.

"Tapi jika kau ingin balas budi, boleh saja, kau bisa carikan aku wanita cantik atau pria manis seperti kekasihmu ini" goda Prom lagi, ia sangat senang menggoda saudara tirinya ini karena Yin sangat mudah untuk marah dan tersinggung.

Tentu mendengar ucapan Prom membuat Yin semakin kesal, Prom memang sangat pandai membuat ia jengkel.
War menyadari perubahan sikap Yin dan dengan segera War menggenggam tangan Yin untuk meredakan kekesalan Yin. Jujur War sangat geli melihat tingkah Yin, bagi War Yin seperti bocah ingusan yang suka ngambek.

"Sekali lagi terima kasih banyak Prom, kami akan segera berangkat, jaga kesehatanmu Prom, jika bertemu kembali ku harap kita dalam keadaan baik" ucap War ramah dan dibalas anggukan serta senyuman ramah oleh Prom.

War pun segera menarik pelan tangan Yin dan membawa Yin naik ke dalam kereta. Setelah kereta melaju, War melambaikan tangan pada Prom sedangkan Yin duduk diam disebelah War.
.
.
.

Beberapa jam kemudian.

Jujur YinWar tak tau mesti pergi kemana karena ini sangat mendadak dan mereka sama sekali tak merencanakan sesuatu. Maka mereka memilih berhenti setelah stasiun ke empat.
Perjalanan mereka cukup lama, bahkan War terlelap dan bersender dibahu Yin. Yin dengan lembut membangunkan War, ia mengusap pelan pipi War yang membuat War terbangun lalu tersenyum manis pada Yin.
"Dimana kita?" Tanya War sedikit bingung, setelah Yin membangunkannya.

"Aku juga tidak tau, tapi ini sudah mulai gelap, sebaiknya kita cari hotel dan bermalam didaerah sini saja, besok kita lanjut perjalanannya dan sebaiknya kita susun rencana dulu" terang Yin lalu berdiri dari duduknya dan mengambil ransel mereka.

"Kau benar Yin" balas War, ia hendak membantu Yin membawa satu ranselnya namun Yin menolak dan memilih membawa kedua ransel mereka.

"Kau masih belum sehat benar Yin, sini aku yang bawa ranselnya" tagih War pada Yin namun Yin menggeleng pelan.

"Tenang saja sayang, aku bisa koq membawa kedua ransel ini, aku sudah 100% sehat" balas Yin lalu bergegas keluar kereta dan diikuti War dibelakangnya.
.
.
.

Setelah beberapa menit mereka berjalan, akhirnya YinWar menemukan sebuah hotel kecil, mereka pun segera membooking satu kamar.

Kesan pertama saat memasuki kamar hotel adalah sempit. Raut wajah Yin tampak masam. War pun menyadari perubahan raut wajah sang kekasih, ia tau Yin tak terbiasa hidup sederhana seperti ini. Jadi War harus berhati-hati agar tidak membuat mood Yin semakin buruk.

War membantu Yin menaruh ranselnya diatas ranjang, lalu dengan lembut War memeluk Yin yang membuat Yin terkejut.
"Tidak apa-apa untuk bermalam disini, yang terpenting adalah kita bisa bersama Yin"

Yin yang awalnya tampak masam kini berubah tenang, "Kau benar sayang, asal bersamamu, semua pasti akan baik" ucap Yin senang lalu melepaskan pelukan War dan mengecup kilat bibir War.

"Kalau begitu, ayo rapikan barang-barang kita, setelahnya mandi dan kita cari makan malam diluar" ujar War dengan antusias namun sebelum War beranjak, Yin malah menarik tangan dan meraih pinggang War mendekat padanya.

"Apa sebaiknya malam ini aku memakanmu saja" goda Yin lalu mengecup kembali bibir War.

War segera melepaskan diri dari Yin lalu berlari kecil ke dalam kamar mandi, namun sebelumnya ia berucap, "Jangan harap kau bisa melakukannya padaku"

Blam

Suara pintu kamar mandi yang tertutup begitu keras karena ulah War. Yin hanya terkekeh melihat tingkah War.
Sungguh hal kecil seperti ini membuat Yin bahagia. Asalkan bisa bersama War, semua terasa baik-baik saja.

.

End

YinWar Soporific (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang