Part 11

1.3K 94 8
                                        

Keesokan Harinya.

War datang ke apartemen ayah dan ibunya dengan membawa semua barang yang ia punya dikediaman keluarga Wong tanpa bersisa satupun.

Jujur kaki War terasa bergetar, ia sangat gugup untuk menghadapi reaksi kedua orang tuanya jika nanti ia mengatakan semuanya, berkata jujur tentang pertunangan palsunya dengan Yin. Sungguh langkah War terasa berat, tubuhnya terasa lemas, sedangkan jiwanya merasa gugup dan tertekan dengan segala pemikiran tentang resiko yang akan ia hadapi nantinya setelah berkata jujur.

Dan disinilah ia sekarang, berdiri didepan pintu apartemen itu. Memandang ragu bell yang akan ia tekan.

"Kau pasti bisa War, kau harus kuat" gumam War meyakinkan dirinya sendiri. Lalu dengan segenap keberaniannya, ia pun menekan bell apartemen itu.

Tidak butuh waktu lama, pintu apartemen itupun terbuka, sang ibu tersenyum hangat pada kedatangan putra kesayangannya itu.

"Tumben kamu datang sepagi ini nak, lalu dimana Yin?" Sambut sang ibu namun matanya memandang kesekeliling putranya mencari sosok menantu kesayangannya, namun tak kunjung terlihat.

War menghela nafas panjang saat nama itu disebut, saat sang ibu begitu menyukai dan menyayangi Yin, War benar-benar berat jika sebentar lagi akan mengatakan kejujuran tentang pertunangan palsunya dengan Yin. Ia takut akan membuat sang ibu maupun sang ayah kecewa dan sedih.

"Kamu kenapa nak? Tak biasanya wajahmu terlihat sedih begini" tanya sang ibu cemas, ketika sang ibu menyadari raut wajah sedih putranya.

Mendengar pertanyaan dari ibunya membuat War mengambil nafas dalam, meyakinkan dirinya untuk mengatakan kejujuran, lalu ia tersenyum pada sang ibu.

"Ayo masuk dulu ma, nanti aku jelaskan padamu dan juga papa" ucap War dengan senyuman yang sebisa mungkin ia buat.

Ibu War menatap putranya bingung sekaligus cemas namun tubuhnya sudah didorong lembut oleh sang putra untuk masuk ke dalam apartemen.

Sesampainya didalam apartemen, War segera menaruh kopernya disamping sofa lalu ia duduk disana dan diikuti oleh sang ibu.

Ibu War menatap bingung koper yang putranya bawa itu, "Apa kamu akan menginap disini nak?" Tanya ibu War lembut. Dan ditanggapi gelengan halus oleh War.

Sebelum ibunya bertanya lagi, War sudah mengajukan pertanyaan untuk sang ibu terlebih dahulu, "Ma, papa dimana? War ingin berbicara dengan papa dan juga mama sekarang"

"Papa mu sedang membaca koran dikamarnya" jelas sang ibu.

"Bisakah mama memanggilkan papa untuk datang kesini?" Tanya War lembut namun tiba-tiba ayah War datang dengan wajah murkanya.

Ayah War dengan kesal melempar beberapa foto yang ada ditangannya ke hadapan War dan sang ibu, War dan juga sang ibu tentu terkejut bukan hanya itu, mereka juga kaget melihat gambar didalam foto-foto tersebut.

War meringis, hatinya terasa sesak, jadi sang ayah sudah melihat foto-foto Yin dengan Ploy. Dan sekarang ibunya pun melihat foto-foto itu.

"Sebenarnya apa yang terjadi War?" Tanya ayah War dengan nada kesalnya, membuat tubuh War bergetar, ia harus sanggup mengatakan sejujurnya pada kedua orang tuanya saat ini.

Kini ibunya juga menatap War dengan tatapan penuh tanya dan cemas.

War tersenyum miris melihat kedua orang tuanya, dan melontarkan sebuah kata, "Maaf...." War menunduk, meremas kedua lututnya, ia tak sanggup menatap kedua orang tuanya saat ini.

"Papa butuh penjelasanmu War, bukan kata maaf, siapa wanita yang bersama Yin itu, kenapa mereka terlihat sangat mesra" lagi-lagi sang ayah berkata dengan nada marahnya.

Dengan menunduk dan hati yang miris, War pun menjelaskan semuanya dari awal pertemuannya dengan Yin hingga pertunangan palsu ini terjadi. (Biar cepet gak usah aku jelasin ya, kalian pasti sudah paham)

Mendengar penjelasan dari putra kesayangan mereka, membuat kedua orang tua War lemas, hati mereka terasa sakit, bahkan ayah War hampir kehilangan keseimbangan saat berdiri jika saja War tidak dengan sigap menangkap(?) ayahnya. Namun ayah War menepis tangan putra kesayangannya itu. Membuat hati War terasa sakit mendapati sikap ayahnya yang berubah.

"Cukup, papa sudah tidak tahan lagi dengan semua kebohonganmu War, papa akan menemui Yin dan memukul wajah anak br*ngs*k itu" ucap ayah War marah, namun War menahan ayahnya untuk pergi.

"Tidak papa, Yin tak ada di Bangkok saat ini, tuan besar Wong pun memerintahkan kita agar cepat meninggalkan Bangkok" jelas War, namun ayahnya justru mendorong tubuh War menjauh.

"Pers*tan dengan perintah itu, papa akan menemui si Wong dan memukulnya juga, beraninya dia membuat putraku harus bertunangan palsu dengan putranya" ucap ayah War murka, namun War kembali menahannya.

"Jangan pa, papa tau bukan kekuasaan keluarga Wong, jika kita masih keras kepala maka mereka akan bertindak kasar, lebih baik kita menghilang secara cepat dan melupakan semua ini lalu memulai kehidupan baru yang lebih baik" jelas War, ayah War duduk lemas disofa, memikirkan semua perkatakan putranya.

Lalu War menatap sang ibu, ibunya hanya diam sedari tadi, wajah ibunya terlihat kosong, membuat War merasa cemas lalu memeluk ibunya.

"Maafkan aku ma" War terus mengatakan kata maaf berulang kali pada kedua orang tuanya, bukankah nasi sudah menjadi bubur, tidak ada cara lain selain menerima dan memakan bubur itu daripada mati kelaparan.

Maka seperti ini lah akhir keluarga War, menerima dan pergi sejauh mungkin dari Bangkok untuk memulai kehidupan yang baru.
.

Tbc

.

Lanjutkah?

Jangan lupa divote dan komen.

YinWar Soporific (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang