Part 6

1.7K 127 10
                                        

Jam menunjukkan pukul 5 pagi.

Yin tak kunjung bisa tidur dikarenakan pelukan erat War lalu ia merasa jika pelukan War mulai melemah, ia pun segera melepaskannya dan berbaring disamping War.

Belum sempat Yin memejamkan matanya, War sudah menjerit, "Apa yang kau lakukan padaku Yin" teriak War histeris.

Mau tak mau Yin kembali terbangun lalu menatap War dengan mata kantuk, "Tanya pada dirimu sendiri" jawab Yin dengan nada malasnya dan kembali berbaring berusaha memejamkan mata untuk bisa tidur.

Mendengar jawaban dari Yin, War pun segera memeriksa tubuhnya dan sadar jika semua dalam keadaan normal seperti biasa, ia pun bernafas lega. Lalu War menatap punggung Yin yang sedang tertidur karena Yin tidur memunggunginya saat ini, War jadi merasa bersalah, "Apa kau tidak bisa tidur karena aku? Kantung matamu sangat terlihat jelas" gumam War, ia sempat memperhatikan wajah Yin yang terlihat kantuk dengan mata panda yang sangat jelas.

Beep beep beep

Suara deringan ponsel Yin bergema dikamar itu, namun sang pemilik sedang tertidur lelap, War pun berinisiatif mengangkatnya.

"Hallo, selamat pagi tuan muda Yin" sapa suara diseberang melalui ponsel.

"Maaf, Yin sedang beristirahat, kondisinya kurang baik" jelas War membalas sambungan ponsel tersebut.

"Apa Anda tuan muda Wanarat?"

"Iya, Saya, Anda nona sekretaris bukan, Saya minta tolong atur jadwal Yin hari ini, sepertinya Yin tidak bisa datang ke kantor mengingat kondisinya saat ini, jadi tolong atur jadwal pekerjaannya hari ini menjadi besok atau hari lainnya" ucap War meminta bantuan sekretaris Yin itu, ia merasa kasihan pada Yin, selama ia dan Yin tinggal bersama, Yin selalu sibuk bekerja, Yin selalu berangkat pagi saat War belum bangun dan pulang malam saat War sudah tertidur, bahkan terkadang hari libur pun Yin pergi bekerja.

"Baiklah tuan muda Wanarat, akan saya atur, kalau begitu saya pamit"

"Baik, terima kasih nona sekretaris"

"Sama-sama tuan muda Wanarat"

Tut

Sambungan telepon itu pun terputus. War menaruh kembali ponsel Yin diatas meja, lalu ia bangkit dari ranjang, memunguti semua pakaiannya dan segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

.

.

.

Beberapa menit kemudian.

War menghampiri sang ibu yang tengah sibuk memasak, "Mama masak apa?" tanya War penasaran.

"Mama mau buat sup daging merah" jawab ibu War dengan senang dan tangannya masih sibuk mengaduk-aduk sup diatas panci.

"Daging merah terus, apa mama lebih menyayangi Yin dari pada aku" keluh War namun lebih terdengar seperti rengekan.

"Jangan seperti anak kecil War, Yin adalah menantu mama dan dia adalah tamu kita saat ini"

War terdiam mengingat perkataan sang ibu. Menantu? Apa mamanya begitu menyukai Yin, bagaimana jika tau kalau ia dan Yin hanya melakukan pertunangan palsu, raut wajah War berubah sendu, "Maafkan aku ma" gumamnya pelan.

"Kamu bilang apa nak?" tanya ibu War seperti mendengar anaknya berkata sesuatu namun kurang jelas.

"Bukan apa-apa ma" ucap War berbohong.

"Kalau begitu bantu mama ya, kamu aduk sup ini, nanti mama buatkan telur omlet kesukaanmu" ucap ibu War lalu menyerahkan sendoknya pada War.

"Baik ma" balas War senang karena sudah lama ia tidak membantu sang ibu tercinta.

YinWar Soporific (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang