Keesokan harinya.
Jam sudah menunjukan pukul 10 pagi tapi YinWar masih terlelap tidur, padahal Yin harus berangkat kerja 2 jam yang lalu. Puluhan deringan ponsel tak terjawab dari ponsel milik Yin.
Hingga War membuka matanya dan terbangun lebih dulu, ia melepaskan pelukan Yin dari pinggangnya lalu berbalik menghadap Yin, "Sebenarnya ada apa denganku, kenapa akhir-akhir ini aku merasa nyaman ada didekat Yin, padahal Yin sangatlah menyebalkan" gumam War terus memperhatikan, sambil memegangi dadanya yang berdetak cepat.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu menyadarkan War dari lamunannya, ia pun segera bangkit lalu membukakan pintu.Saat pintu itu terbuka, yang ternyata mengetuk pintu adalah pak Chan, pak Chan sedikit terkejut mendapati tuan muda Wanarat terlihat berantakan khas bangun tidur dengan beberapa tanda merah kebiruan hampir diseluruh lehernya, bolehkah pak Chan berprasangka kotor dengan apa yang telah dilakukan tuan mudanya? Ah sudah lupakan itu sejenak, mari fokus dengan tujuan kedatangan pak Chan disini.
"Maaf mengganggu tuan muda Wanarat, saya diminta...."
"Siapa?" tanya Yin dengan suara serak yang duduk bersandar diatas ranjang, menyela ucapan pak Chan.
"Pak Chan datang" balas War sekenanya lalu kembali menatap pak Chan dengan tatapan penuh tanya akan maksud kedatangan pak Chan saat ini.
Mendapat tatapan penuh tanya dari tuan muda Wanarat membuat pak Chan kembali melanjutkan ucapannya, "Kedatangan saya kemari bermaksud meminta tuan muda Yin untuk segera pergi bekerja, dikarenakan tuan besar memerintahkannya" jelas pak Chan sopan baik itu pada Yin ataupun War.
Namun tiba-tiba Yin sudah berdiri dibelakang War, tangan nakalnya memeluk pinggang War dari belakang, sontak membuat War dan juga pak Chan terkejut. Dengan segera War berusaha melepaskan tangan Yin, namun Yin justru semakin mengeratkan pelukannya.
Tanpa memperdulikan penolakan dari War, Yin kembali menatap pak Chan, "Katakan pada papaku jika hari ini aku akan cuti bekerja" ucap Yin santai pada pak Chan.
"Yin lepaskan aku" keluh War menyela pembicaraan Yin dengan pak Chan, ia merasa malu diperlakukan seperti ini oleh Yin dihadapan pak Chan namun Yin tak menghiraukan ucapannya dan malahan semakin mengeratkan pelukan.
Hingga pak Chan lah yang kini menyela pembicaraan diantara YinWar, "Tapi tuan muda Yin, ini perintah tuan besar, anda harus...." belum sempat pak Chan menyelesaikan ucapannya, Yin sudah menutup pintu dan menguncinya dari dalam.
Setelah pintu itu tertutup, War pun berhasil melepaskan pelukan Yin padanya, "Bisakah kau tidak bersikap seenak jidatmu seperti ini" omel War namun Yin mengedikan bahu acuh, lalu berlalu pergi begitu saja menuju kamar mandi.
"Yin apa kau tuli, jangan bertindak sesuka hatimu, itu sangat memalukan" omel War yang datang menghampiri Yin ke dalam kamar mandi.
Saat War membuka pintu kamar mandi, ia terkejut mendapati Yin sudah bertelanjang dada dengan segera War mengalihkan pandangannya, entah kenapa ia tersipu malu padahal biasanya ia akan biasa saja toh mereka sama-sama seorang pria.
"Kebetulan kau datang, ayo mandi bersama" ujar Yin santai lalu menarik tangan War dan mendorong tubuh War ke dinding secara tiba-tiba.
"Yin lepaskan aku" keluh War saat Yin kini memojokannya di dinding kamar mandi.
Bukannya melepaskan War, Yin justru menyalakan shower sehingga tubuh keduanya diguyur air shower.
Mata War terpejam saat air shower mengenai matanya, Yin tersenyum memperhatikan War dan juga leher War yang memiliki banyak tanda hasil karya yang dibuatnya tadi malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
YinWar Soporific (END)
Short StoryAkibat War yang menjebak Yin dengan obat tidur, keduanya pun terlibat skandal yang mengharuskan mereka melakukan pertunangan palsu. Akankah benih-benih cinta tumbuh diantara keduanya? Ataukah War mampu terlepas dari ikatan pertunangan palsu ini? #Y...