Part 7

1.1K 90 11
                                    

War dan juga Prom pun tiba di coffee shop milik Prom. Prom dan War pun turun dari mobil. Saat Prom turun, War mengernyitkan alis bingung karena bukannya Prom masuk kedalam coffee shop, Prom malah berjalan menuju kearah mobil yang terparkir tak jauh dari tempat mereka parkir.

War cukup terkejut saat mengetahui jika mobil yang dituju Prom adalah mobil Pak Chan, Prom pun membawa pak Chan ke hadapan War.

"Maafkan saya tuan muda Wanarat, saya tidak bermaksud mengikuti Anda tapi saya mengkhawatirkan Anda, takut terjadi apa-apa" ucap pak Chan saat sudah sampai dihadapan War.

Namun War malah menatap pak Chan dengan raut wajah bingung, "Apa Yin meminta pak Chan mengawasiku?" selidik War namun ditanggapi gelengan oleh pak Chan.

"Tidak, tuan muda Yin tak meminta saya mengawasi Anda, hanya saja saya merasa khawatir terhadap Anda" ucap pak Chan dengan wajah bersalahnya karena telah mengikuti War tanpa izin.

"Terima kasih karena mengkhawatirkanku pak Chan, baguslah kalau bukan Yin yang memerintahkan pak Chan untuk mengawasiku, kalau begitu ikut makan siang bersama" balas War ramah, ia menghormati pak Chan seperti pamannya sendiri. Karena bagi War pak Chan adalah salah satu orang baik dirumah mengerikan keluarga Wong.

"Tidak tuan muda, saya akan menunggu diluar" tolak pak Chan halus.

"Aku bawa makanan cukup banyak pak Chan, ayolah ikut kami" ucap War lalu menarik tangan pak Chan untuk masuk ke dalam coffee shop milik Prom.

Prom tersenyum melihat sikap manis War, sungguh War memiliki daya tarik yang sangat kuat, ia rasa ia telah jatuh dalam pesona seorang Wanarat, "Jika bisa, akan ku rebut kau dari genggaman Yin" gumam Prom pelan sambil menatap kearah War dan pak Chan yang sudah masuk terlebih dahulu ke dalam coffee shop miliknya.

.

.

.

Beberapa jam kemudian.

Hari sudah semakin sore, War masih betah berada di coffee shop milik Prom. Disana ia belajar meracik kopi bersama Prom dan juga karyawannya. Sedangkan pak Chan sibuk mengawasi War disudut ruangan.

Tiba-tiba Yin menghubungi pak Chan, pak Chan tentu berkata jujur jika ia sedang bersama tuan muda Wanarat di coffee shop milik tuan muda Prom.

Mendengar penjelasan dari pak Chan, tinggal menunggu beberapa menit saja Yin sudah berada dicoffee shop milik Prom tersebut.

Saat Yin memasuki coffee shop, pak Chan segera menunduk hormat ketika melihat tuan mudanya itu datang, Yin tak mengindahkan sapaan pak Chan, ia justru berjalan lurus menuju War dan juga Prom yang tengah asik meracik kopi.

Yin bersidekap dibelakang War dan juga Prom yang tengah asik meracik kopi buatan mereka sendiri, keduanya tak menyadari kehadiran Yin disana. Hati Yin mendidih melihat betapa akrabnya War dan Prom saat ini. Pandangan mata Prom bahkan tak lepas dari War, membuat Yin semakin panas(?).

"Hmm hmm" Yin pada akhirnya berdehem menahan emosinya, War yang mengenal suara deheman(?) itu berdiri mematung, aura kelam tiba-tiba menyelimuti dirinya saat ini.

Dengan tubuh tegang dan kaku War pun berbalik melihat orang yang sangat ia kenal, begitu pula Prom yang menatap tak suka dengan kehadiran Yin saat ini.

"Pulang" kata Yin dengan nada dingin dan tatapan tajamnya. War merasa aura kelam menyeruak dari diri Yin, ia pun dengan polosnya berjalan menuju Yin, ia takut akan terjadi masalah besar jika tidak menuruti Yin.

Setelah War berada dihadapan Yin, Yin segera menarik tangan War untuk pergi dari sini dan tanpa pamit pada Prom, namun langkahnya terhenti ketika War tiba-tiba berhenti mendadak.

YinWar Soporific (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang