Part 10

1K 77 4
                                    

Saat ini War benar-benar gelisah dikarenakan sejak kemarin pagi hingga pagi ini, ia masih belum mendengar kabar tentang Yin. War bahkan tak bisa tidur, tak enak makan dan kini wajahnya terlihat pucat karena terus memikirkan dimana keberadaan Yin saat ini. War juga sempat menghubungi Prom namun hasilnya nihil, kata seorang maid Prom dan sang ibu tengah berlibur ke luar negeri. Dan untuk keberadaan Yin semua orang yang ada dirumah keluarga Wong tidak tau keberadaan tuan muda mereka itu.

Seiring berjalannya waktu, sekarang sudah mulai sore, datanglah tuan besar Wong ke rumah. Dengan langkah santai dan wajah tegasnya ia segera duduk diruang kerjanya, lalu memerintahkan asistennya untuk memanggilkan War agar datang menemuinya.

.
.

Beberapa menit kemudian.

War pun datang menemui tuan besar Wong. Disana dilihatnya tuan besar Wong tengah duduk dengan tangan bersidekap dan menatap War dengan tajam, tentu membuat War merasa canggung dan kikuk.

"Duduk" perintah tuan besar Wong tegas pada War, tanpa pikir panjang War pun menuruti perintah tersebut, ia pun duduk dihadapan ayahnya Yin itu.

Setelah duduk, War menunduk tak berani menatap ayah Yin, sedangkan ayah Yin menatapnya dengan tatapan tak suka.

"Kamu pasti sedang mencari keberadaan Yin bukan?" Tanya ayah Yin to the point atau lebih seperti sindiran.

Mendengar ucapan dari ayah Yin, War pun menatap ayah Yin penuh tanya, War berharap tuan besar Wong tau dimana keberadaan Yin saat ini.

Mendapat tatapan penuh tanya dari War membuat tuan besar Wong tersenyum sinis pada War. Sungguh ia sangat menentang hubungan sang putra dengan pria manis dihadapannya ini.

"Kamu tak perlu mencari dimana keberadaan putraku saat ini, lebih baik kamu dan kedua orang tuamu segera pergi dari Bangkok" ucap ayah Yin dengan tegas, namun tak membuat War takut, War justru semakin ingin menemui Yin saat ini.

"Saya ingin menemui Yin, tolong bantu saya menemuinya tuan besar Wong" pinta War dengan nada memohonnya, ia sangat ingin menemui Yin dan meminta penjelasan maksud dari Yin yang menghilang darinya.

"Kamu sungguh keras kepala Wanarat, semasih aku berkata dengan sopan sebaiknya ikuti semua perintahku, sebelum aku bertindak kasar dan menyeretmu dan kedua orang tuamu menyingkir dari Bangkok" setelah mengatakan hal itu dengan sinis, tuan besar Wong pun melempar beberapa lembar foto kehadapan War.

War pun terkejut dengan aksi tiba-tiba tersebut namun kini ia tambah lebih terkejut setelah mengambil serta memperhatikan foto yang telah dilempar tuan besar Wong padanya. Dalam foto-foto tersebut dilihatnya Yin tengah bersama dengan seorang wanita yang sangat ia kenal, siapa lagi kalau bukan Ploy. Foto-foto itu menunjukkan Yin dan Ploy tengah berkencan, makan malam bersama, bahkan ada foto Yin dan Ploy yang tengah berciuman dan masih banyak lagi foto tentang kemesraan Yin dan Ploy. Melihat semua foto itu membuat hati War terasa sakit dan sesak, ia tak menyangka Yin akan setega itu menghilang meninggalkannya dengan segala perasaan War yang entah sejak kapan telah berubah cinta pada Yin.

Tuan besar Wong memperhatikan raut wajah War yang terlihat pilu, ia pun tersenyum menang.

Namun War kembali merubah raut wajahnya menjadi dingin, ia tak terima dengan perlakuan Yin padanya, ia ingin menemui Yin dan mendengar penjelasan Yin, ia juga sangat ingin memukul wajah Yin karena dengan br*ngs*knya Yin telah meninggalkannya dengan perasaan War yang telah dicuri oleh Yin. War ingin hati yang telah Yin curi dikembalikan padanya. Lalu War menatap tuan besar Wong dengan dingin.

"Bisakah saya menemui Yin untuk terakhir kalinya?" Tanya War dengan nada dinginnya. Membuat tuan besar Wong mengernyitkan alisnya bingung dengan respon yang diberikan War saat ini.

"Tidak bisa, sebaiknya kamu dan kedua orang tuamu segera menyingkir dari Bangkok, aku akan memberi kalian waktu hingga besok dan jika sampai besok kalian masih tidak meninggalkan Bangkok maka jangan salahkan aku jika aku akan bertindak kasar dan menyeret kalian untuk pergi dan satu lagi Yin sudah bahagia dengan Ploy, jangan kamu ganggu mereka, lupakan perasaanmu itu dan carilah orang lain yang lebih cocok untuk kaum kelasmu itu" jelas tuan besar Wong angkuh dan sinis, membuat War mengepalkan kedua tangannya diatas lutut, War tengah menahan emosinya untuk tidak bertindak bodoh dan membahayakan kedua orang tuanya.

"Tapi saya ingin mendengar penjelasan dari Yin, saya...."

"Tutup mulutmu, sebelum aku kehilangan kesabaranku Wanarat, cepat pergi dan bereskan barang-barangmu dari rumahku" bentak tuan besar Wong yang mulai emosi karena War sangat bersikeras ingin menemui putranya itu.

War terdiam, memangnya apa yang bisa ia lakukan saat ini, bukankah kekuasaan yang memegang kendali saat ini, jika War semakin menentang maka bersiaplah dengan kemungkinan terburuk yang akan terjadi pada dirinya dan kedua orang tuanya, maka War dengan sangat berat hati menuruti semua perintah tuan besar Wong.

"Kalau begitu saya pamit" ucap War lalu berdiri dan membungkuk hormat pada tuan besar Wong, namun sebelum ia melangkah pergi, tuan besar Wong melempar sebuah amplop padanya, isi amplop itu beberapa lembar uang karena amplop yang dilempar tuan besar Wong jatuh ke lantai dan uangnya bertebaran.

"Ku harap uang itu cukup untuk kalian pergi sejauh mungkin dari Bangkok, jika sekali saja aku melihat batang hidung kalian masih di Bangkok maka aku tak akan segan bertindak kasar pada kalian" ucap tuan besar Wong sinis lalu segera pergi meninggalkan War disana.

War menatap nanar uang yang berserakan dilantai itu, namun kemudian ia memunguti uang-uang tersebut. Jujur jika War masih memiliki sisa tabungan maka ia akan dengan senang hati melempar uang itu kembali pada tuan besar Wong namun saat ini sepeserpun ia tak punya maka dengan menurunkan harga dirinya, ia pun menerima uang tersebut. Bukankah pergi jauh dari Bangkok membutuhkan banyak uang, batin War miris.

Tanpa War sadari asisten tuan besar Wong telah memfoto dirinya yang tengah memunguti uang-uang tersebut.

Akankah War dan Yin kembali dipertemukan?

Atau mampukah War melenyapkan perasaannya pada Yin?

Ditunggu next partnya.

-tbc-

Adakah yang nungguin cerita ini?

Jangan lupa divote dan komen.

YinWar Soporific (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang