Kantin (1)

8 1 0
                                    


----

Pagi yang cerah, Senja segera bangun dari tidurnya dan segera bersiap-siap untuk berangkat ke sekolahnya. Seperti biasa tidak ada yang menemaninya untuk sarapan sebelum ia pergi ke sekolah dan kini Senja hanya bisa menikmati sarapannya sendirian di meja makan.

"Permisi nona, apakah nona ingin tambah lagi rotinya untuk sarapan?" tanya seorang pelayan kepada Senja.

"Gaperlu bi, saya sudah kenyang" jawab Senja yang baru saja menghabiskan sarapannya.

"Baiklah nona, nona maaf ini ada titipan dari ayah nona semalam" ujar pelayan tersebut.

"Apa lagi ini?" tanya Senja sambil menerima barang titipan tadi.

"Ayah nona bilang ini hadiah untuk nona karena nona berhasil memenangkan olimpiade kemarin" jawab pelayan.

"Oh, yasudah terima kasih ya" ujar Senja.



----

Sesampainya Senja di sekolah ia pun segera memasuki ruang kelasnya dan duduk menyendiri seperti biasa. Namun tiba-tiba saja Ralin menghampiri Senja yang sedang duduk termenung bersama dengan teman dekatnya yakni Meyla.

"Hei Senja jangan ngelamun, pagi-pagi udah ngelamun aja" ujar Ralin sambil menepuk bahu Senja.

"Duh iyanih Senja tiap pagi kerjaannya ngelamun aja, mending ikut kita yuk ke kantin" sahut Meyla.

Senja yang tadinya melamun kini sedikit terkejut dengan kehadiran Ralin dan Meyla yang tiba-tiba saja mengajaknya ke kantin.

"Mau ngapain ke kantin? Males ah gue juga udah sarapan tadi" jawab Senja.

"Yaelah Senja, ayok dong ikut kita entar gue beliin lo makanan deh kan lo udah baik mau kasih gue contekan tugas semalem" ujar Ralin sambil tersenyum dan segera menarik tangan Senja agar ia mau bangkit dari tempat duduknya.

"Gue udah kenyang Lin, udah gausah beliin gue apa-apa lo berdua aja sana yang ke kantin" jawab Senja yang merasa malas untuk pergi keluar kelas.

"Aduh udah lo gausah nolak Sen, masih baik lo di traktir ini sama Ralin" ujar Meyla yang berusaha untuk memaksa Senja.

Dengan berat hati Senja pun menuruti kemauan Ralin dan Meyla, meski sebenarnya ia juga bingung dengan sikap Ralin yang tiba-tiba saja mentraktirnya hanya karena sudah diberi contekan padahal biasanya Ralin tidak bersikap demikian.

ONLY 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang