Kantin (2)

5 1 0
                                    


----

Sesampainya mereka bertiga di kantin, terlihat ada segerombolan anak laki-laki yang sedang berkumpul sambil memesan beberapa makanan.

"Eh, eh liat deh Lin bener kan kata gue itu cowok anak basket yang lo suka nongkrong di kantin sama temen-temennya yang cakep-cakep" bisik Meyla ke Ralin.

"Haha iya, bener kata lo ternyata mereka nongkronya di kantin" jawab Ralin dengan wajah sumringah.

Sementara Senja yang daritadi memperhatikan tingkah mereka berdua hanya bisa terheran-heran sebenarnya tujuan mereka berdua mengajaknya ke kantin itu untuk apa dan mengapa kini dia merasa seperti diacuhkan oleh mereka berdua. Akhirnya tanpa berpikir panjang Senja memutuskan untuk jalan ke sebuah kedai yang ada di kantin untuk memesan roti sandwich. Sontak Ralin dan Meyla pun teralihkan pandangannya ke Senja yang tiba-tiba saja pergi meninggalkan mereka berdua.

"Eh itu si Senja malah ninggalin kita, gimana sih katanya gamau jajan tuh anak" ujar Ralin ke Meyla.

"Ehiya, haduh gue juga baru nyadar, ehm ini gimana nih Lin kita bilang ke Senja nya buat nyuruh dia minta—" belum selesai Meyla berbicara lantas Ralin pun berkata.

"Sst, udah gampang itumah, sekarang ayok kita samperin Senja biar entar gue yang jelasin ke dia" ujar Ralin yang segera mengajak Meyla untuk menghampiri Senja.

Senja baru saja selesai memesan sandwich dan kini ia berniat untuk segera pergi dari kantin, namun ia kini dihadang oleh Ralin dan Meyla.

"Lo berdua mau ngapain lagi, tadi katanya mau traktir gue mana? Lo malah fokus ngeliatin cowok-cowok" ujar Senja yang kesal.

"Eh iya, maaf Sen maaf gue lupa. Yaudah entar pas jam istirahat deh gue beliin lo makanan ya" sahut Ralin yang berusaha merayu Senja.

"Gaperlu, gue bisa beli sendiri udah ah gue mau balik ke kelas aja" ujar Senja yang baru saja ingin melangkahkan kakinya untuk pergi dari kantin, namun lagi dan lagi ia ditahan oleh Ralin untuk tidak pergi meninggalkannya.

"Sen, sebenarnya gue ngajak lo ke kantin gue itu mau minta tolong sama lo" bisik Ralin ke Senja.

"Minta tolong apalagi Lin, ngerjain tugas lo lagi hah?" tanya Senja yang sudah merasa jenuh dengan sikap Ralin.

"Bukan, gue mau minta tolong lo buat mintain nomor cowok itu tuh yang lagi duduk di sana bareng temen-temennya yang punya lesung pipi itu" ujar Ralin sambil menunjuk seorang laki-laki dengan tinggi sekitar 180cm yang sedang duduk bersama kawan-kawannya.

"Hah, kok gue sih yang harus minta nomornya lo aja sono yang minta kenapa jadi gue yang harus mintain" jawab Senja dan dengan cepat sebelum ia ditahan oleh Ralin ia pun memilih untuk kabur dari kantin.

Sontak karena tingkah ketiga perempuan itu membuat segerombolan laki-laki tadi menjadi secara tak sengaja memerhatikan mereka dari kejauhan dan bahkan mereka juga memperhatikan saat Senja berlari untuk pergi dari kantin. Ralin dan Meyla kini hanya bisa mematung dan canggung karena mereka baru sadar kalau tingkah mereka sedari tadi diperhatikan oleh para anak laki-laki itu.

"Sumpah si Senja bikin malu gue aja sih, udah ayok kita balik ke kelas aja" ujar Ralin yang segera pergi dari kantin.

"Eh Lin, tungguin gue" sahut Meyla yang segera mengikuti Ralin untuk pergi dari kantin.

ONLY 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang