Emosi

5 1 0
                                    

Hari ini Senja pergi ke sebuah klinik untuk menemui seorang dokter. Baru saja sampai di klinik tak sengaja Senja bertemu dengan seseorang yaitu Ralin teman SMA nya.

"Hei, mau ngapain kesini" ujar Ralin dengan senyum palsu.

"Ah, itu gue mau ketemu dokter meriksa kesehatan aja" jawab Senja yang gugup.

"Emang lo sakit apa sampe harus diperiksa gitu?" tanya Ralin.

"Ga sakit, cuman mau konsul dan periksa aja" jawab Senja yang berusaha meyakinkan Ralin.

Sementara Ralin hanya mengangguk kecil dan tak lama seorang wanita paruh baya baru saja keluar dari ruangan dokter sehingga Ralin pun memutuskan untuk pergi dari klinik bersama wanita tersebut dan tak lupa ia pamit pada Senja yang masih ada di klinik.












Esokan harinya, tiba-tiba saja seorang lelaki mendatangi rumah Senja dan lelaki itu bilang ia ingin menjemput dan mengantar Senja ke sekolah.

Baru saja satpam rumah Senja ingin memberitahu pelayan untuk memanggil nona Senja. Ternyata Senja sudah lebih dulu keluar dari dalam rumah dan pas sekali ia berhadapan langsung dengan lelaki yang menjemput Senja tersebut.

"Sen, ayok naik nih helmnya gue beliin khusus buat lo" ujar Jenan sambil memberikan helm ke Senja.

"Ini untuk terakhir kalinya aja ya, gue gamau kena masalah lagi" ujar Senja dengan suara kecil ke Jenan.

Jenan yang mendengar perkataan Senja hanya bisa mengangguk meski ia merasa sedikit kecewa.










Sampailah mereka di sekolah, pagi ini sekolah masih sangat sepi baru ada satpam yang sudah datang dan berjaga di sekolah. Senja dan Jenan memang sengaja datang sangat pagi supaya tidak ada yang melihat jika mereka pergi ke sekolah bersama.

"Makasih" ujar Senja yang langsung pergi dari parkiran.

Jenan yang baru saja selesai memarkirkan motornya kini berlari mengejar Senja dengan membawa helm yang tadi dipakai Senja.

"Senja, ini helmnya untuk lo, anggep ini hadiah dari gue ya" ujar Jenan sambil memberikan helm tadi ke Senja.

"Yaudah iya, makasih lagi" ujar Senja yang menerima helm tersebut dan kemudian segera pergi untuk menuju kelas khawatir ada yang melihat mereka berdua saat diparkiran tadi.

Tanpa mereka berdua sadari ternyata Ralin juga sudah hadir di sekolah dan dia melihat jika Jenan berangkat bersama Senja.

Lantas setelah Senja sudah benar-benar pergi dari parkiran, Ralin pun buru-buru menghampiri Jenan. Sontak Jenan kaget saat tau Ralin sudah hadir di sekolah juga.

"Kamu kenapa berangkat bareng cewek itu sih, pantesan semalam aku chat minta dijemput ga kamu balas. Jangan ingkarin janji kamu Jenan!" ujar Ralin dengan wajah kesal.

"Lo tuh kenapa sih posesif banget gue cuman nganter Senja doang ga lebih, gue juga kan gasuka sama lo, gue terpaksa aja keliatan deket sama lo cuman karena perjodohan itu" ujar Jenan.

"Jangan deket-deket sama Senja aku gasuka, mau gimana pun kamu kan memang dijodohkan dengan aku dan gabisa nolak, mau aib Senja aku sebar?" ujar Ralin dengan wajah serius dan mengancam.

"Maksud lo?!" ujar Jenan yang kaget dengan perkataan Ralin.

"Senja itu ketergantungan obat-obatan, ck dasar cewek penyakitan, cewek kayak begitu kamu kejar-kejar" bisik Ralin ke Jenan.

"Lo diem deh gausah ikut campur masalah dia" ujar Jenan.

"Aku akan diam asal kamu nurut sama perintah aku, jauhin Senja!" ujar Ralin yang kemudian pergi dari parkiran sekolah menuju ke kelas.













Di tengah pelajaran, tiba-tiba wali kelas Senja sekaligus guru yang sedang mengajar di kelas IPA 1 membawa 2 orang murid baru. Yang satu seorang siswi dan yang satunya siswa.

"Anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru, ayo nak silahkan kalian perkenalkan diri dulu ya" bu Arina.

"Baik bu, halo semuanya kenalin saya Milli Ayu Sarasvati, salam kenal ya semua semoga kita bisa berteman baik" ujar Milli dengan senyuman.

"Halo saya Jevan Arion, salam kenal dan semoga bisa akrab sama kalian" ujar Jevan dengan senyuman.

Senja sangat terkejut ternyata anak murid baru itu adalah sahabatnya yang baru saja pindah dari Bangkok yang bernama Milli dan yang satunya lagi Jevan merupakan teman Senja yang sering bertemu di toko buku langganan.

"Nah, nak Milli silahkan kamu duduk di bangku kosong yang ada di sebelah Senja ya dan nak Jevan kamu duduk di bangku kosong yang ada di sebelah Aji ya" ujar bu Arini sambil menunjuk bangku mana saja yang akan murid baru tempati.

"Oh iya, baik bu terima kasih" ujar Milli dan Jevan.

"Sama-sama nak" ujar bu Arini dengan senyum.




Jam istirahat pertama tiba, murid-murid IPA 1 masih setia berada di kelas sekedar ingin kenalan lebih dekat dengan dua orang murid baru.

"Hai Jevan cakep amat sih, kenalin aku Ica" ujar Ica yang mengajak berjabat tangan dengan Jevan.

"Hai aku Qila" ujar Qila sambil senyam-senyum.

Dan masih banyak lagi siswi-siswi kelas IPA 1 yang mengajak Jevan untuk berkenalan.

"Etdeh gatel banget ini cewek-cewek" sahut Bayu si pentolan kelas.

"Sirik aja lo, eh kenalan ama si Milli yuk" ujar Ica.

Tak lama Ralin dan Meyla pun juga menghampiri Jevan untuk berkenalan. Sungguh wajah mereka berdua sangat sumringah bak sedang dimabuk asmara karena terkesima dengan Jevan yang begitu ramah dan tampan.

Usai para murid selesai berkenalan dengan murid baru, mereka memutuskan keluar dari kelas untuk menyantap bekal dan jajan di kantin.

Sementara Jevan, Milli, dan Senja masih berada di kelas.

"Lo berdua kok pindah ke sini sekolahnya? eh oh iya Milli kenalin ini Jevan temen yang sering gue temuin di toko buku yang pernah gue ceritain ke lo, Jevan kenalin ini Milli temen SMP gue dulu" ujar Senja.

"Eh hai" ujar Milli dan Jevan secara bersamaan.

Senja terkekeh melihat kekompakan itu.

"Mil, lo kenapa pindah ke sini dan ga bilang-bilang?" tanya Senja.

"Hehe biar surprise lah, daddy gue ada urusan kerja bikin proyek di Jakarta jadi yaudah gue sekalian aja minta pindah dan sekolah SMA sampe lulus di sini gue bosen di sana gaada temen modelan kek elo" ujar Milli sambil terkekeh.

"Apa maksud ya kak?" tanya Senja yang kaget dengan perkataan Milli di akhir.

Milli masih saja terkekeh.

"Lo kenapa pindah Jev?" tanya Senja ke Jevan.

"Gue abis pindah rumah, kebetulan deket dari sini jadi ya gue pindah sekolah aja sekalian biar lebih deket dari rumah" ujar Jevan.

"Ouh" ucap Senja.










Setiap hari mereka bertiga selalu kumpul bersama sudah seperti sahabat dan Aji pun juga tak mau kalah,  dia juga ingin join pertemanan dengan ketiga orang itu. Dan sudah dipastikan mereka bertiga dengan senang hati menerima Aji berhubung Aji juga sudah mengenal Senja sejak lama.

"Gue pulang duluan ya" ujar Milli.

"Gue juga balik duluan ya" ujar Aji.

Dan kini sisa Senja dan Jevan yang masih di sekolah.

"Ke toko buku yuk!" ujar Jevan.

"Ayuk deh" ujar Senja.

Jevan dan Senja pun memutuskan tuk pergi bersama ke toko buku langganan seperti biasanya.

"Eh itu mereka pacaran apa gimana deh, deket banget hampir tiap hari pulang bareng" ujar Meyla ke Ralin yang melihat Senja dan Jevan dari kejauhan.

"Gatau, kalo pun mereka pacaran malah bagus biar si Senja ga bisa deket-deket Jenan lagi" ujar Ralin sambil menyilangkan tangan di dada.

"Hadeh posesif banget sih neng kayak Jenan suami lo aja" ujar Meyla.

"Tunggu aja waktunya nanti gue sebar undangan nikah ke elo" ujar Ralin.

ONLY 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang