Kok lo gabilang?

3 1 0
                                    

Haiiii kalian udah baca sampai sini aja, jangan lupa vote dan comment yaa thank youuu >,<

----

Usai membeli es, Jenan kini menghampiri kawan-kawannya yang ternyata sudah berkumpul di sebuah meja yang ada di kantin dan sedang menikmati makanan.

"Dimas bagi kerupuk lo lagi dong" ujar Juan sambil mengambil kerupuk pangsit yang ada di mangkok mie ayam Dimas.

"Bagi mulu lo, lo orang kaya juga minta-minta kerupuk gue mulu" ujar Dimas yang tidak ikhlas kerupuknya diminta terus oleh Juan.

Jenan kini tengah duduk di samping Tio sambil menyeruput es lemontea yang ia beli tadi dan tiba-tiba saja sebuah sumpit yang dililit mie ayam berhenti di depan bibir Jenan dan membuat Jenan sontak merasa kaget.

"Eh apaansih lo" ujar Jenan sambil menabok tangan seseorang yang menyodorkan sumpit tadi.

"Ini gue suapin, daripada lo bengong aja" ujar Tio yang masih memegang sumpit yang dililit mie ayam.

"Malu diliatin cewek-cewek entar dikira yang iya-iya" ujar Jenan yang merasa malu dengan tingkah Tio.

"Gengsian aja jadi anak, terus kalo bapak lo yang nyuapin lo ga takut dikira homo?" tanya Tio yang akhirnya memutuskan untuk menyeruput mie ayam yang ada di sumpit tadi.

"Ya ga gitu konsepnya" ujar Jenan dengan raut wajah datar.

Jenan dan kawannya kini masih berada di kantin hanya sekedar untuk berbincang-bincang sembari menunggu bel tanda istirahat usai. Dan kini topik yang dibahas adalah seputar Senja.

"Oh Senja, kenal gue mau ngapain lo? Naksir sama dia?" tanya Juan.

"Serius lo? Jangan bercanda Ju gue nanya beneran ini" tanya Jenan yang masih belum yakin dengan jawaban Juan.

"Gue serius Jenandra, dia sepupu gue dikasih tau ngeyel. Lagi lo ngapain nanyain dia?" ujar Juan.

"Dih lo kok gabilang kalo lo sepupuan sama Senja" ujar Jenan yang kaget dengan respon jawaban dari Juan.

"Dih barusan gue kan bilang ke elo, lo aja baru nanyain gajelas lo" ujar Juan.

"Jenan kamu naksir Senja ya, ih Jenan mulai kambuh buayanya" sahut Tio dengan mulut yang masih berisi mie ayam.

"Apaansih Yo gue lakban mulut lo!" ujar Jenan dengan nada ketus.

"Lakban aja Nan ikhlas banget gue, nih anak mulutnya gabisa diem, lemes banget mulut lo" sahut Dimas sambil melempar kerupuk pangsit miliknya ke wajah Tio.

"Dimas lo jahat" ujar Tio sambil menatap sinis ke arah Dimas.

"Minta dipukul nih anak" ujar Dimas yang tak terima dirinya disinisin Tio yang gemar mengajaknya berkelahi.

Sudah merasa tak heran dengan tingkah Tio dan Dimas, Juan pun melanjutkan obrolan seputar Senja ke Jenan.

"Lo ngapain nanyain Senja, Nan?" tanya Juan yang masih penasaran.

"Ga kenapa-napa" jawab Jenan.

"Dih" ujar Juan yang merasa aneh dengan Jenan.

"Eh Jonay ama Haikal mana dah? Tumben belom nongol" tanya Dimas.

"Ngapel doi nya kali" sahut Juan.

"Lah Joni lagi ke ruang guru kan tadi dia dipanggil ama pak Jamal gegara dia belom susulan mapel Fisika" sahut Tio.

"Oiya gue juga baru inget, bareng Marven juga kan dia susulannya?" ujar Dimas.

"Iya kali gatau gue" jawab Tio.

"Lah terus si Haikal ke mana?" tanya Jenan.

"Lah iya kemana tuh bocah" sahut Dimas dengan wajah bingung.

Tak lama setelah nama Haikal disebut orangnya pun tiba-tiba datang dengan membawa seplastik cimol kentang.

"Ngapain lo nyariin gue? Kangen yah?" tanya Haikal dengan wajah tengil.

"Hoekk, apa banget lo. Eh lo jajan ga ngajak-ngajak" sahut Dimas sambil melirik jajanan yang dibawa Haikal.

"Dih beli sendiri, ini aja gue dikasih sama Lucas" jawab Haikal dengan wajar santai sambil duduk di samping Tio.

"Hah Lucas anak IPS?" tanya Tio yang penasaran.

"Iye" jawab Haikal.

"Dalam rangka apa dia ngasih lo cimol?" tanya Juan yang ikut penasaran.

"Jadian dia sama sepupu gue, berkat gue dia jadi bisa deket sama sepupu gue lumayan juga gue dapet uang ama cimol" jawab Haikal dengan wajah sumringah dan bangga.

"Wah sabi nih, Jenan lo mau deketin Senja kan sepupu gue? Gue bisa bantu lo nih tapi nanti entar lo kasih gue sepatu basket yang mahal ya" ujar Juan sambil menatap ke arah Jenan yang masih menunjukkan wajah datarnya.

"Dih ngelunjak" ujar Dimas.

"Ga ah, sepupu lo galak" sahut Jenan yang menolak permintaan Juan.

"Galak? Hahaha lo belom tau aja dia orangnya kek gimana" ujar Juan dengan wajah penuh misteri.

"Emang neng Senja kek gimana Ju orangnya?" tanya Tio yang ikut penasaran.

"Kepo lo" jawab Juan.

"Pelit lo" ujar Tio.

Mungkin kini kuping Senja panas ya karena diomongin sama Jenan dan kawannya.

ONLY 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang