Nganterin

2 1 0
                                    

Hari ini sedang ada freeclass di kelas Senja, dan kini Senja sedang membaca sebuah buku novel. Namun ditengah keasyikan Senja membaca buku itu datanglah seorang lelaki bernama Aji yang merupakan teman sekelas Senja dan sekaligus teman yang terbilang dekat dengan Senja karena dari sejak TK sampai SD mereka pernah satu sekolah dan juga satu kelas.  Kini Aji menduduki sebuah bangku yang ada di depan meja Senja kebetulan penghuni bangku tersebut sedang berkeliling ke penjuru kelas alias mondar-mandir tidak jelas sekedar mencari hiburan.

"Sen" ucap Aji sambil menatap wajah Senja yang masih fokus membaca buku novelnya.

"Senja"

"Apasih ganggu" balas Senja yang akhirnya membalas tatapan Aji yang dirasa mengganggu baginya.

"Gue mau curhat" ujar Aji dengan semangat.

"Males ah entar bahas anime lagi, gue ga ngerti Aji" balas Senja dengan tatapan malas.

Sementara dari kejauhan Ralin dan Meyla nampak memperhatikan tingkah laku Aji kepada Senja yang terlihat sangat dekat. Dan mereka merasa heran kenapa ada lelaki yang betah berteman dekat dengan Senja, sementara yang mereka tahu Senja adalah seseorang yang tertutup dan cuek.

"Aji kok bisa betah sih temenan ama cewek kulkas begitu, heran gue dah" ujar Ralin yang curhat ke Meyla yang duduk di sampingnya.

"Emang Aji aneh cewek kayak gue aja ditolak sama dia, eh dia malah deketin Senja mulu kurang apa sih gue? Gue cantik, pinter juga iya, famous apalagi ya ga Lin?" Tanya Meyla dengan gaya angkuhnya.

"Kurang waras kali elo nya" balas Ralin dengan santai.

"Dih, elo kali yang gila, canda hahaha" ujar Meyla dengan tertawa kecil sambil menyenggol Ralin yang kini mulai kesal dengan gurauan Meyla.

"Dasar, eh gue bosen nih mending kita keliling aja yuk" ujar Ralin sambil menarik tangan Meyla.

"Ayok deh, eh tapi kalo ketemu guru gimana?" Tanya Meyla.

"Alah gampang, bilang aja mau ke toilet" jawab Ralin yang langsung berdiri dan menarik tangan Meyla untuk segera pergi meninggalkan kelasnya.

"Oiya okedeh" ujar Meyla yang mengikuti langkah Ralin untuk pergi dari kelas.







Sementara kini Aji dan Senja masih asyik mengobrol, ya walaupun yang paling banyak berbicara adalah Aji dan Senja lebih banyak menjadi pendengar sedari tadi.

"Sen temenin gue yuk!" ujar Aji.

"Temenin ke mana?" tanya Senja.

"Ke pelaminan" jawab Aji sambil terkekeh.

"Buku gue tebel loh ini mau gue timpuk?" ujar Senja sambil mengangkat buku novelnya yang tebal seolah-olah ingin melempar buku itu ke Aji.

"Hehe, temenin ke kelas IPA 2 mau ambil buku cetak Fisika gue yg dipinjem Tian" ujar Aji.

"Tian? Siapa Tian baru denger gue" ujar Senja.

"Ponakannya pak Herman guru matematika" jawab Aji.

"Oh" ucap Senja.

"Yaudah ayok temenin gue" ujar Aji.







Tak butuh waktu lama bagi Aji dan Senja untuk datang ke kelas IPA 2 karena jelas-jelas kelasnya hanya terletak di samping kelas IPA 1 yakni kelasnya Aji dan Senja.

"Btw gue baru inget kelasnya kan sampingan kenapa gue mau nganterin elo ya Ji" ujar Senja.

"Karena lo setia sama gue" ujar Aji sambil terkekeh.

ONLY 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang