•Happy reading•
∆∆∆
Kini mereka semua sedang berkumpul di kantin.katanya sih ada yang mau Arkan bahas.tadi nya mereka menolak,Arkan kan tidak pernah serius,tapi sekarang wajah Arkan menampilkan keseriusan yang lebih dari biasanya.
"Mau bicara apa sih, kan?"tanya Ardan sambil menyeruput jus jeruk nya.
Arkan menatap mereka satu satu."jadi gini.gue kemarin di ikutin orang misterius pas mau balik ke rumah"ucap Arkan mengangetkan mereka.
"Orang misterius?"beo Athan.
Arkan mengangguk serius."jadi gini.kemaren tuh kan gue pulang dari markas,bareng juga sama Kalean, orang misterius itu ngikutin gue dari markas tau,"jelas Arkan.
"Kemungkinan besar,tu orang mata mata Genk kita"ujar Ares.
"Kerahin anak anak suruh perketat penjagaan di markas"titah Al memijat pelipisnya.
"Feeling gue, itu pasti mata mata dari Genk yang baru muncul itu!"ucap Ardan.
Semuanya menoleh ke arah Ardan.ada benar nya ucapan Ardan.
"Perketat penjagaan markas.nanti sore kita bahas di markas selanjutnya"ucap Al di angguki oleh mereka semua.
"Al, gue izin ke toilet dulu ya"pamit Andin sambil bangkit dari duduk nya.
Al mencegah lengan Andin."gue Anter"
Andin melepaskan tangan Al."gak papa, gue bisa sendiri"
"Ira Lo Anter Andin ya"titah Al pada Ira yang sedang memainkan hp nya.
"Ayok ndin"ajak Ira menghampiri Andin.
"Gausah,atau gak nen"bisik Andin pelan.
Al menghentakan satu kaki nya kesal.justru itu membuat Arkan mengeluarkan kejailan nya lagi.
"Pasti di ancem gak di kasi nen.gue tau Al!"ledek Arkan menatap Al.
Al menatap Arkan lempeng tanpa berniat membalas ledekan Arkan."iya iya,tapi hati hati"ucap Al.
Andin mengangguk dan pergi dari sana menuju toilet.
Sepanjang jalan banyak sekali yang menatap Andin.tak heran pesona Andin mampu membuat kaum Adam tertarik.tapi hal itu tidak membuat siapapun yang menyukai Andin untuk berniat menembak andin.mereka masih sayang nyawa mereka.
Andin sampai di toilet,ia langsung memasuki salah satu kamar mandi tersebut.
Andin sebenarnya tidak berniat buang air kecil atau apapun itu.ia hanya alasan ke toilet,karna ia sedang memikirkan soal hubungannya dengan Al.
"Gimana kalo gue hamil?"lirih Andin pada diri nya sendiri.
Andin berbalik ke arah kaca sambil mengeluarkan ponselnya.
Terkejutnya melihat kaca di dalam kamar mandi yang ia masuki itu terpenuhi dengan darah berceceran.
"D-darah"kaget Andin.