Sore Hari Di Hari Ke Dua

289 39 4
                                    

Walau jadi setan jati diri adalah nomer satu.
***



























































Masih di hari kedua,  hari yang cukup panjang untuk Shani dan juga Cio, Cio yang ingin segera kembali ke tubuhnya tapi belum tau ada caranya atau tidak, dan hari yang cukup panjang untuk Shani karena dia terbiasa bersama dengan Cio, dan saat ini dia harus serba sendiri, sungguh berat untuk Shani.

Tapi setidaknya kali ini ada Jinan yang akan menjaga Shani untuk Cio, nanti juga ada Boby, tetapi Boby masih butuh waktu untuk sembuh.

"Ya ampuuun Jakarta panas banget" keluh Jinan, saat ini Jinan dan Shani menuju rumah sakit.

"Baru turun dari mobil aja udah ngeluh panas nan" ucap Shani santuy.

"Tau nih Princess Jinan, lagian nih ya, kali aja ni ya panas nya dunia sekarang lagi simulasi akhirat" ucap Cio yang di beri tatapan tajam dari Jinan.

Cio yang di tatap seperti itu hanya nyengir kuda.

Kali ini ga pake nil, karena kudanil cuma buat si Vino.

Shani dan Jinan sampai di depan ruang ICU, Cio masih damai di dalam sana, Jinan yang mengerti memilih mundur dan memberi ruang untuk Shani.

Jinan duduk di kursi belakang, dimana Cio sudah duduk dengan tenang di sana.

Jinan menatap Cio dengan tajam.

"Jokes lu dark banget tau ga!" Bisik Jinan.

Cio hanya nyengir tak berdosa.

"Gue kirim lu ke neraka, pemadam kebakaran pun ga akan sampe ke sana, tau rasa lu!" Tambah Jinan.

"Situ lebih dark dari gue" balas Cio.

"Pantes jomblo, kejam sih lu" Cio tak mau kalah.

"Lu ga tau alasan gue jomblo!" Jinan mulai naik darah.

"Alasannya karena ga laku ya kan!" Tebak Cio enteng.

Jinan mengeluarkan ponselnya dan pura-pura menelepon seseorang.

"Kalo lu ga tau apa alasannya mending anda diyam!" Balas Jinan, kali ini dia tidak terlalu khawatir di anggap aneh, karena dia sedang berpura-pura menelpon seseorang.

"Gue dari tadi diam, lu pikir gue dari tadi ikut maraton apa!"

"Eh.. iya juga sih, maksud gue, mulut lu yang diem!"

"Emang ada konsep mulut jalan-jalan?"

"Haaah... Gue capek ngomong sama pentongan hansip" Jinan mulai frustasi.

"Lah yang lu maksud gue... Tapi gue ngerasa ganteng jadi itu bukan gue"

"Terserah lu deh, ampas kopi"

"Hem lagian yang mulutnya tidak tersentuh pendidikan itu lu bukan gue, masa ganteng gini di kata ampas kopi"

"Mata lu bermasalah, berobat ke dokter kulit" lanjut Cio.

40 Hari di sisi mu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang