Bantuan di hari ke Empat

225 36 4
                                    

Malaikat yang datang entah dari gua mana, malaikat berupa Roy Koyoso.
***



































































Cio dan Jinan saling tatap satu sama lain.

"Nan, skuy" Cio mengkode Jinan.

"Apaan skay skuy skay skuy, tu mata kenapa kedip-kedip begitu, cacingan lu"

"Ah lu mah ga tau kode" kesel Cio.

"Gue tau maksud lu ga usah paket kode-kode an lu kata lagi Pramuka"

"Sa ae nan nan"

"Yaudah dek, kita ketemu sama kakek kamu yuk, biar temen saya ini bisa balik lagi, kasian liat temen perempuan Kaka sedih mulu, udah kaya janda muda"

"Gue bilangin Shani lu, bilang dia kaya janda muda"

"Bilangin aja kalo bisa" tantang Jinan.

"Iya juga sih, gimana caranya"

"Kalo kakak ini mau minta bantuan kakek ku, ikut aku, rumah nya ga jauh dari sini ko, aku juga di rumah sakit ini sedang mempertajam kemampuan aku, makanya aku suka ngobrol sama penghuni-penghuni di sini" jelas anak itu.

"Eh tapi Shani gimana, masa kita tinggal gitu aja?" Cio tetap mengkhawatirkan Shani.

"Entar gue bilang ke dia gue ga bisa nemenin dia dulu karena ada urusan, tapi nanti lu temuin Shani kan gampang tuh tinggal terbang, buat mastiin Shani baik-baik aja, kalo kenapa-kenapa lu bisa kasih tau gue"

"Lu kata burung gue terbang, tapi yaudah deh, ide lu bagus juga"

"Yaudah dek kita ikut kamu" ucap Jinan.

"Yaudah Ayuk" dia berjalan lebih dulu dari Cio dan Jinan, merk berdua kaya anak ayam ikut induknya.

Cio dan Jinan di bawa melewati gang-gang sempit di belakang rumah sakit, ke bawah sungai, rawa-rawa, melewati gunung dan lembah.

Lebay....

Mereka bertiga sampai di depan rumah yang tampak khas rumah Jogja, semua serba kayu.

Terlihat damai dan asri.

"Ke.. ke...." Teriak anak itu.

"To.. o ato.." gumam Cio.

"Assalamualaikum..." Lanjutnya.

Jinan menggeleng dengan tingkah Cio, ada-ada aja.

"Masuk aja cu" teriak dari dalam.

"Nah yuk masuk" ajak anak itu.

Cio dan Jinan kembali mengikuti anak itu untuk masuk ke dalam.

Seorang kakek dengan kacamata sambil membaca buku yang tebalnya udah kaya basa-basi tetangga tengah duduk santai dengan segelas kopi sembari menunggu senja.

"Ke.." anak itu mencium punggung tangan kakek itu.

"Kek, ada yang mau ketemu sama kakek, mereka minta bantuan kakek"

Kakek itu melepas kacamata nya dan menatap Jinan lalu menatap Cio sekilas.

"Kamu pasti ingin kembali ke tubuh kamu kan" tebak si kakek.

40 Hari di sisi mu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang