Apakah kini kau benar-benar rumah?.
***Urusan Cio sudah selesai di Bandung, kini Cio kembali ke Jakarta karena sudah rindu juga pada Shani.
Tapi apa yang dia lihat jauh dari bayangan nya.
"Nan!" Panggil Cio pada Jinan yang baru saja keluar dari gerbang rumah Shani.
Jinan menoleh tapi heran dengan pria di depannya.
"Ini gue Cio" ucap Cio yang tau Jinan tidak mengenali nya karena kini Cio masuk ke tubuh seseorang.
"Lu kenapa pake tubuh dia?" Tanya Jinan.
"Habis bantuin orang pake dia, niat gue pengen ketemu Shani, ya walau cuma bisa lihat aja, tapi.."
Jinan menepuk pundak Cio.
"Dia mantan Shani, gue rasa dia care banget sama Shani" ucap Jinan seakan tau pertanyaan di benak Cio saat dia melihat seorang laki-laki yang tengah mengobrol dengan Shani di teras rumah nya saat ini.
"Gue mau pulang, belum angkat jemuran, keburu hujan, gue duluan ya" Jinan pergi setelah mengatakan itu.
Hujan mulai turun dengan perlahan tapi Cio tak berniat untuk pergi dari tempatnya berdiri saat ini, sedangkan mantan Shani itu kini masuk ke dalam rumah Shani membuat hati Cio mencelos, merasa sesak dan sakit.
Air matanya tiba-tiba turun di tengah air hujan yang semakin deras.
Cio luruh ke tanah aspal membuat lutut nya menghantam dengan sangat keras dan membuat sedikit memar.
Tak peduli kini dia berada di tubuh orang lain yang mungkin saat orang nya sadar kembali dia akan merasa menggigil karena di ajak hujan-hujanan dan juga sedikit luka di lutut.
"Jangan bilang kamu sudah bukan rumah ku lagi Shan, aku tak sanggup kehilangan mu" lirih Cio sambil sesekali terisak.
Cio kemudian bangkit lalu menuju mobilnya dan mengemudikan nya dengan sangat cepat menuju rumah sakit tempat nya di rawat.
Di tengah hujan dan di tengah kecepatan yang sangat tinggi Cio mengemudikan mobil sport milik orang itu, tak peduli jalanan licin yang bisa memicu terjadinya kecelakaan karena yang dia pikirkan saat ini hanya Cio yang masih terbaring di rumah sakit.
Sekitar 10 menit Cio sampai di rumah sakit, segera turun dan menerobos hujan dari parkiran menuju ruang ICU.
Tak ada yang terlalu peduli padanya karena itu dia dengan bebas menuju ruang ICU, bahkan dia masuk tanpa pakaian khusus ke dalam sana, raut wajah marah terpancar dari kedua matanya, Cio menerobos masuk lalu menatap dirinya yang terbaring penuh emosi.
"BANGUN PAYAH! BANGUN PAYAH PAYAH PAYAH!" Cio mengguncang tubuhnya sendiri dengan paksa, dengan marah dan tangisan yang bercampur, sampai seorang suster menyadarinya lalu meminta suster yang lain untuk menghentikan apa yang di lakukan oleh pria asing itu di dalam sana.
"Mas tolong keluar, jangan buat kegaduhan, Anda bisa membahayakan pasien!" Ucap salah satu perawat laki-laki.
Mereka menahan dua lengan Cio dengan kuat, tapi Cio masih berusaha berontak dan terus mencoba menyentuh dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
40 Hari di sisi mu (END)
JugendliteraturKisah sang bucin yang terpaksa berbeda alam untuk sementara karena suatu insiden, tapi ya namanya juga bucin, beda alam pun tetep bucin.... Gimana kisahnya, serem kah atau justru aneh kah... kita lihat saja... Hai hai hai ketemu lagi dengan author d...