Hari ke sembilan

235 41 20
                                    

Kenapa ga dari dulu!!
***























































"Hari ke sembilan..." Gumam Cio sambil duduk menopang dagu di teras rumah Shani.

"WOY!" Jinan mengagetkan Cio yang sedang sibuk dengan pikirannya.

"Ayammonyetgajahadupanco" latah Cio.

"Lu kenapa jadi demen latah Yo?" Jinan heran.

"Karena lu ngagetin gue maemunah!" Balas Cio sewot.

"Eh lu ga mencet bel rumah nya Shani?" Tanya Cio.

"Gue di suruh langsung masuk aja katanya, dia lagi ga enak badan"

"HAH.. Perasaan semalem dia baik-baik aja, tapi emang agak pucet sih dia semalem" Cio berfikir Shani kenapa malam tadi, karena tidak seperti biasanya.

"HEY!"

"Ayambertelurkeluarsinga!" Cio kembali latah.

"Hahahaha" orang itu tertawa terbahak.

Jinan juga memang kaget tapi tidak sampai latah.

"Sejak kapan ayam bertelur keluarnya singa hahaha" orang itu sampai menyeka air mata karena tertawa.

"Kamu yang waktu itu ngenalin kita sama kakek kamu, ko kamu bisa tau kita di sini?" Tanya Jinan.

"Nah iya.. dasar bocil, ngagetin orang tua aja!" Tambah Cio.

"Hehehe aku ngikutin kalian kemarin, jadi tau kalian di sini pagi-pagi buat jemput nona cantik yang lagi sakit" balas anak itu dengan santai.

"Ko lu tau Shani lagi sakit?" Tanya Cio.

"Kan tadi dia di sini, ya dia denger lah, cuma kita nya aja yang ga nyadar kalo dia di sini" Jinan rasa ingin menimpuk Cio.

"Hem.. terus ngapain ke sini?" Tanya Cio lagi.

"Hehe aku cuma mau ngasih tau ka Cio, kata kakek, ada cara yang lebih memudahkan lagi untuk ka Cio bisa membantu banyak orang, yaitu Ka Cio bisa meminjam tubuh orang lain hanya dalam waktu lima sampai sepuluh menit" jelas anak itu, baik Jinan maupun Cio sama-sama kaget dengan cara itu.

"Kenapa ga ngasih tau dari dulu markonaaaaahh.....!" Kesal Cio.

"Aku juga baru di kasih tau kakek" balas anak itu masih dengan santai.

"Kalo tau bisa kaya gitu dari dulu, udah banyak orang bisa gue bantu!, Tapi karena gue kaya gini gue ga bisa bantu orang secara normal makanya gue cuma bisa sebisanya!"

"Hehehe yaudah aku pergi dulu ya.. bye kakak-kakak" dia pergi begitu saja seakan tanpa beban di hidupnya.

"Yaudah lu bantuin orang lagi sana, sekarang lu bisa bantu dengan cara yang jauh lebih baik, dan mungkin bisa bantu orang lebih banyak biar lu bisa ceper balik ke tubuh lu, gue mau masuk, mau liat keadaan Shani"

"Tunggu, kenapa Shani ga hubungin orang tua nya, kenapa harus hubungin lu?"

"Dia ga mau ganggu orang tuanya yang lagi sibuk-sibuknya ngurus kerjaan, udah ya bye" setelah mengucapkan itu Jinan masuk ke dalam yang ternyata memang tidak di kunci.

40 Hari di sisi mu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang