reddest; OO7

140 36 5
                                    

Aziel, lelaki itu pulang dengan satu botol soda di tangan kirinya.

Duduk di kursi makan, melepaskan sepasang sepatu dan kaos kaki, melemparnya begitu saja.

"Jorok, nggak liat gue lagi makan?"

Aziel menoleh ke arah orang yang berbicara padanya, menatapnya seolah tak suka, menendang kursi sebelahnya dengan keras. "Lo pantes bersanding sama nih kaos kaki gue, sama-sama rendahan."

Gadis itu merotasikan bola matanya, sudah kebal dengan segala caci makian Aziel. "Gue mah nggak ngefek sama kata-kata lo, Zel. Asal jangan Sergio, lo malah terlihat sama apa yang lo bilang barusan, rendahan."

"Gue nggak peduli, ya. Sekeluarga emang rendahan, bahkan lo, Kar. Lo cuma saudara Sergio, kan? Ngapain lo kesini? Nggak cukup keluarga gue kalian hancurin? Sekarang apa yang mau lo ambil?"

Sekar, gadis seumuran dengan Aziel. Gadis itu adalah anak dari adiknya Bunda Sergio. Beranjak dari duduknya, lalu berjalan ke arah cucian piring, lalu mencuci piring yang barusan ia gunakan.

"Dari pertama nggak ada yang kami ambil, Zel. Semuanya cuma terjadi di pikiran lo, lo sendiri yang denial sama apapun. Lo nggak ngizinin kami semua buat jelasin apa yang terjadi."

Sekar kembali duduk di kursi makan, meminum air mineral yang ia ambil dari kulkas, menatap Aziel yang menatapnya balik.

"Emang dunia ini nggak adil, Bunda gue meninggal karena penyakit gila, dan keluarga lo masuk ke sini disaat gue lagi berduka, hebat. Lo semua nggak mikir bahwa ada anak yang lagi hancur karena kehilangan Bundanya. Dan Kakaknya Ibu lo, Kar. Malah egois, dia nikah sama bokap gue. Disaat gue lagi rapuh."

Mau seburuk apapun tingkah Aziel kepada keluarga Sergio, Sekar tetap kasihan kepada lelaki yang berada di depannya ini. Tetapi tetap saja perlakuannya pada Sergio adalah salah, ini bukan salah Sergio.

"Bukan salah lo." kata Sekar.

Aziel tertawa mendengarnya, "Iya, emang bukan salah gue. Salah nyokapnya Sergio, dia egois."

Sekar tarik kembali, ia sama sekali tidak kasihan pada Aziel.

Disaat Sekar ingin menjawab perkataan Aziel, terdapat gadis yang turun dari tangga dan di belakangnya terdapat Sergio yang sedang memakai jaketnya. Mereka berdua menatap Aziel dan Sekar bergantian.

"Ngapain di sini?" tanya Sergio pada Sekar, "Ibu lo mampir?" Sekar buru-buru menggelengkan kepala, "Enggak, Gi. Gue cuma mau ke sini aja, lo sakit? Kok lemes gitu? Eh, ini siapa, Gi?"

Tumpukkan pertanyaan yang Sekar tanyakan membuat gadis yang berada di sebelah Sergio mengusap kedua tangannya tak nyaman, "Ini Sanciya, temen sekelas. Ciy, ini Sekar, saudara gue."

Sekar tersenyum, menjabat tangan Ciya. Ciya termangu, melihat bagaimana cantiknya Sekar yang berbandang ramping, dengan rambut yang setengah pirang.

"Temen apa temen, Gi? Btw, lo sakit kan, Gi?"

Tak kunjung mendapat jawaban dari Sergio, Ciya mengangguk. "Iya, Sekar. Tadi di sekolah dia lemes banget, belum makan juga. Jadi gue anterin ke sini. Dia tadi maksa banget mau ikut ekskul, berdiri aja harus dibantu."

Sekar menggelengkan kepalanya mendengar tuturan dari Ciya. "Yaampun, makasih ya, Ciy. Udah perhatian sama Sergio. Dibutuhkan lebih banyak perhatiannya untuk beberapa waktu ke depan, Sergio tuh kalau ada sesuatu pasti diem aja. Tolong jagain, ya?"

Sergio menyenggol lengan Sekar, tanda lelaki itu tidak setuju. "Iya, Sekar. Tenang aja, seneng juga bisa perhatian sama teman yang sakit, semoga Sergio juga peka sama diri sendiri, ya."

Ciya menatap Sergio sambil tersenyum, yang hanya dihadiahi dengan gelengan kepala dengan lelaki itu.

Sementara tiga orang itu sedang berbincang, Aziel asik dengan ponselnya. Tak tertarik sama sekali dengan pembicaraan ini.

"Yaudah, gue pulang ya, Gi, Kar. Egi, besok minggu, jangan kemana-mana. Istirahat biar senin bisa sekolah lagi."

Sergio tersenyum, senyuman yang tidak pernah lelaki bagi dengan siapapun. Mengusap lembut kepala gadis itu, "Iya."

Aziel menatap keduanya, berusaha untuk tetap tidak tertarik dengan pembicaraan.

. . .

Strong woman: Do Bong Soon✖️✖️✖️Strong woman: Sekar Della Pangestu✔️✔️✔️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Strong woman: Do Bong Soon✖️✖️✖️
Strong woman: Sekar Della Pangestu✔️✔️✔️

[i] reddestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang