reddest; O25

47 11 0
                                    

"Gue ada salah, Ji? Lo kenapa?"

Sergio dibuat kebingungan karena teman dekatnya ini bertingkah seolah mengacuhkannya sedari dua hari yang lalu.

Kini mereka berdua berada di lapangan basket indoor, jadwal ekskul taekwondo latihan. Tetapi mereka datang terlebih dahulu, jadi hanya ada mereka berdua.

"Kalau lo marah karena gue selalu ngeladenin Aziel berantem, maaf, karena gue nggak bisa ngebiarin tuh anak seenaknya. Dia butuh ditonjok." Kata Sergio sambil mengikat sabuk hitamnya tersebut, "bahkan tonjokan aja nggak cukup, bahwa apa yang ia mau tuh nggak selalu harus dikabulin."

Masih diam, seolah hanya Sergio yang berada di sini. Aji sibuk mempersiapkan peralatan yang akan mereka semua kenakan.

"Kemarin Naya ke kelas, nanyain lo."

Pernyataan yang membuat Aji menghentikan aktifitasnya, masih memunggungi Sergio.

"Lo lagi deket sama cewek? Kok dia kayak sedih banget? Lo berantem sama dia? Gue sering liat lo sama Naya bareng." Tepat setelah Sergio berbicara, Aji membanting peralatan taekwondo yang ada di tangannya.

Membuat suaranya bergema, membuat Sergio semakin menatap temannya itu bingung.

"Jangan bahas apapun, Gi. Gue lagi nggak mau ngomongin dia."

"Ya, terus lo kenapa? Kok lo malah ngejauhin gue?"

Hening, sepertinya memang Aji tidak dalam suasana hati yang baik.

"Yaudah, nggak apa-apa kalau lo lagi nggak mood, yang jelas gue selalu ada setiap lo mau cerita." Jelas Sergio, lalu ia mulai melakukan pemanasan, membuat Aji lebih menarik dirinya, tak ada niat untuk berinteraksi dengan Sergio.

Saat mereka berdua sedang pemanasan, satu persatu teman-teman ekskulnya berdatangan. Yang didominasi laki-laki, perempuannya hanya lima orang, dari seluruh angkatan.

Sergio masih menatap sahabatnya itu, Aji benar-benar mengacuhkannya. Sergio memikirkan kesalahannya sedari tadi, apa yang Sergio lakukan kepada Aji.

"Egi!"

Panggilan yang sudah lama tidak Sergio dengar, diperuntukan untuknya, Sergio menghela napasnya, merasa kesal karena Ciya masih saja menyapanya dan memanggilnya dengan nama yang kini ia benci mendengarnya.

Berbalik, tetapi yang ia lihat malah,

Embun, berlari ke arahnya, membuat Sergio menautkan kedua alisnya, tau dari mana jika Sergio sedang latihan taekwondo? Sepertinya mereka berdua tidak terlalu bertukar cerita kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Embun, berlari ke arahnya, membuat Sergio menautkan kedua alisnya, tau dari mana jika Sergio sedang latihan taekwondo? Sepertinya mereka berdua tidak terlalu bertukar cerita kemarin.

Dan, panggilan itu, tidak ada yang memanggil nama itu selain seseorang. Tetapi mengapa Embun tahu?

"Kenapa?" Tanyanya saat Embun sudah berada di sampingnya, kehadiran gadis itu membuat teman-teman ekskulnya memperhatikan mereka berdua, saat Sergio menoleh ke Aji, sahabatnya itu sudah menghilang, kapan perginya?

[i] reddestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang