reddest; O21

54 13 12
                                    

Bayangan bagaimana setelah bertengkar hebat, Aziel dan Sergio masih satu rumah. Menjalankan hari-hari dengan muka babak belur, tapi menganggap kejadian itu tak pernah terjadi.

Ciya, berada di kamar Aziel, mendengar semua ocehan pacarnya itu. Seolah Aziel yang kemarin bertengkar, menyeramkan, dan terpuruk hilang begitu saja. Digantikan oleh Aziel yang antusias bercerita di depan Ciya.

"Jadi waktu gue SD di aussie, gue suka banget dimasakin roti panggang alpukat sama Bunda gue, beneran roti terenak yang pernah gue coba. Tapi kalau lo buatin gue roti, siapa tau roti buatan Bunda gue kalah."

Beneran cerita dibumbui gombalan, Ciya bingung mau ngerespon gimana. Takut merusak keinginan Aziel untuk bercerita.

"Yaudah ntar gue buatin, tapi nggak yakin bakal ngalahin buatan Bunda lo. Karena gue nggak ada background bisa masak."

Menggeleng cepat, "apapun yang lo bikin gue suka."

Hari Minggu sore, beneran terasa lebih santai dari biasanya. Apalagi melihat Ciya di depannya, merasa kasih sayang Bundanya terasa, kehangatan perhatian yang ia dapat. Ia tak khawatir lagi, bahkan Papanya, tak apa jika ingin dengan yang lain. Asal jangan ambil Ciya-nya.

Jam sepuluh malam, teringat besok sekolah dan Ciya masih belum boleh pulang oleh Aziel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam sepuluh malam, teringat besok sekolah dan Ciya masih belum boleh pulang oleh Aziel.

"Udah dimarahin bokap gue, Zel. Gue pulang, ya? Kan besok masih ketemu." Kata Ciya melihat Aziel yang luar biasa uring-uringan, tak pernah melihat sisi manja Aziel seperti ini.

Lucu.

"Tapi janji besok lo yang pertama kali gue lihat, ya?"

Mengedikkan bahunya tak yakin, "yang pertama kali bangunin lo, berati Bi Sarah yang pertama kali lo lihat. Baru yang kesekian gue." Jawabnya, Ciya beneran harus pulang sekarang.

Beranjak dari duduknya, Ciya memegang lengan lelaki itu, baru saja Aziel ingin bangun juga. "Jangan nganterin gue ke depan, udah di sini aja. Tidur, apalagi lo masih sakit, kan? Istirahat, ya?"

Tujuan Ciya ke sini karena Aziel masih sakit akibat pertengkaran dengan Sergio, menjenguknya untuk keadaan Aziel yang lebih baik.

Mengambil tas selempangnya, Aziel mencekal tangan gadis itu. "Cium?"

Beneran bisanya cuma bikin jantung Ciya nggak karuan, padahal matanya udah nggak sanggup kebuka.

"Ngaco banget kalau ngomong, udah tidur, itu udah ngantuk banget mukanya. Cemen banget cowok modelan kayak lo jam segini udah ngantuk."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[i] reddestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang