GG CHAPTER 15

4.3K 209 6
                                    

Ciao! kembali lagi dengan Gara & Gema!
Happy reading, semoga suka💗
kalau suka pencet ikon bintang dan komen ya Karena itu bikin aku semangat!

Ciao! kembali lagi dengan Gara & Gema! Happy reading, semoga suka💗kalau suka pencet ikon bintang dan komen ya Karena itu bikin aku semangat!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

# 15 . BUAT DEBAY?

🧚‍♂🧚‍♂🧚‍♂

Gema terbangun dari tidur nyenyak nya karena ia merasa kepanasan. Ia mengerjapkan matanya. Pemandangan yang dirinya lihat pertama kali adalah dada bidang Gara.

Ia mencoba melepas pelukan Gara pada pinggangnya dengan pelan, lalu duduk. Atensinya langsung terfokus pada AC di dinding.

"AC nya nggak mati kok. Terus kok panas ya." Gema membatin.

Ia menatap sekeliling kamar, jendelanya juga ditutup gorden. Gema beralih melihat pada jam yang bertengger dinakas samping ranjangnya, 16.52 rupanya ia tertidur cukup lama.

Gadis itu pun menoleh ke belakang menatap Gara yang tertidur, tapi tunggu sepertinya ada yang tidak beres. Gara tidur dengan dahinya yang mengkerut seakan tidak nyaman dan wajahnya pucat. Gema sontak langsung mendekati Gara dan mengecek suhu tubuhnya seperti yang Gara lakukan saat dirinya demam. Panas!

Gema sedikit tersentak ia segera menjauhkan tangannya dari dahi Gara, "Ih panas banget badan Gara! Gema harus gimana inii.."

Gema menggigit kuku jarinya lalu memukul pelan kepalanya, "Ayo Gema ayooo mikir!"

Gema menepuk pipi Gara, "Gara, Gara bangun, kenapa badan Gara panas..." tak ada sahutan dari Gara, pemuda itu hanya menggeliat sedikit.

Bi surmi jam segini pasti sudah pulang, ia harus bagaimana?

Berbagai pikiran negatif bermunculan di otaknya, karena terlalu khawatir Gema pun terisak, "Gara.... Gara kenapaa hiks jangan sakit.."

Nama sahabatnya tiba-tiba terlintas. Ia langsung bangkit dari duduknya lalu mengambil ponselnya.

"Hika Emmaa... Emma kesini dong sama Zida. Gara sakit Gema bingung harus gimana huwee."

"Hah? Eh eh iya iya gue kesana, Pertama lo harus berhenti nangis nya. Gara gak bakalan kenapa-kenapa gue jamin." Ucapan Emma membuat Gema berusaha menghentikan tangisan nya.

"U-udah kok Gema udah nggak nangis."

"Bagus, sambil nungguin gue ambil kompresan lo basahin pake air anget, peres terus lo taro di dahinya Gara" titah Emma.

Gema mangangguk walaupun di sebarang sana tak melihatnya. "Iya Gema ambil kompresan dulu, Emma jangan lama-lama."

Setelah mematikan sambungan teleponnya Gema segera melakukan apa yang Emma suruh, saat mengkompres Gara ia kembali ingin menangis tetapi ia tahan isakannya dengsn menggigit bibirnya agar Gara tidak tergaggu. Cengeng? memang.

Gema duduk disebelah Gara, gadis itu mengusap lembut rambut Gara sesekali menyeka keringat didahi Gara, tiba-tiba tangannya digenggam oleh Gara membuat Gema sedikit tersentak.

Gara & Gema - My FiancéeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang