Sebuah mobil BMW warna hitam melaju memasuki perumahan elite didaerah Jakarta Selatan. Runa melihat kearah luar jendela mobil. Lampu-lampu seperti bekejaran dengan mobil yang di tumpanginya . Topeng warna pink menutup sebagian wajahnya . Make up yang di pakainya tipis karena luka di wajahnya.
" Bisakah besok libur sekolah? Apa besok mati saja?" Batin Runa , Runa tampak terkejut dengan suara batinya sendiri
" Iya , ayo mati besok bunuh diri " batin Runa berbisik
" Pak masih jauh ? " Tanya Runa
" Enggak udah sampai itu didepan "
" Ok " jawab Runa sambil memegang erat tas mini di tangannya . Melamun bukan hal baik Runa harus fokus . Runa memegang kepalanya yang sedikit cenat cenut .
" Itu nyoya baru saja sampai " kata Pak Adi yang menghentikan mobil didekat Mama Runa
" Ayo " panggil Mama sambil membukakan pintu untuk Runa
" Kamu sakit , kenapa nggak bilang tadi sama Mama , tau gitu tadi nggak usah ikut" kata Mama
" Nggak papah Ma , udah reda nyerinya "
" Ayo , " kata Mamanya sambil mengadeng tangan Runa
" Banyak banget , kolega Mama di dalam , jaga sikap kamu " kata Mama sambil memberikan udangan untuk reservasi
" Nanti kita duduk dibelakang "
" Kenapa duduk dibelakang ma?" Tanya Runa
" Besok kamu sekolah apalagi kamu lagi sakit nanti habis sambutan terus makan-makan kita pulang , atau kamu nanti pulang duluan "
" Ngikut Mama aja kalau gitu " ucap Runa
" Eh , Bu Dewi baru sampai ya , " tanya seorang perempuan memakai baju warna pink tua
" Hallo , Bu Ratna ya ? " sapa Mama
" Kelihatan ya ? Saya udah pakai topeng loh padahal " jawab Bu Ratna
" Iya lah , cantik gini mau pakai topeng sekalipun masih ketahuan kalau ini tuh Bu Ratna "
" Ih , Bu Dewi bisa aja " kata Bu Ratna yang dengan santainya mengandeng tangan Mama Runa
" Ini anaknya Bu Dewi Aruna itu ya? " Tanya Bu Ratna
" Iya , tante " jawab Runa sambil mencium tangan Bu Ratna
" Cantiknya , ini yang excel 2 kali itu kan ? "
" Iya , Tante " jawab Runa sambil tersenyum
" Duduk sini aja yuk " ajak Mama Runa
" Oh oke ," satu meja masih kosong ada 5 buah kursi sandar yang mengitari meja bulat yang diatasnya tertata banyak sekali cake warna-warni .
" Eh Bu Dewi , Bu Ratna , boleh gabung nggak nih "
" Oh Bu Siska mari Bu silahkan"
" Hallo Runa " sapa Bu Siska
" Hallo Tante " sapa Runa sambil tersenyum
" Udah lama sampainya? "
" Baru saja " jawab Bu Ratna . Mama dan kedua koleganya tampak berbincang-bincang dengan asiknya . Semantara Runa tampak terpesona dengan kue didepan matanya ada chess cake , macaron yang membuatnya menelan ludah dari tadi. Di tambah ada banyak kue pavlova yang dibawa beberapa peramu saji dari meja ke meja . Terlalu banyak kue favorit Runa di pesta ini .
" Mau pavlova Runa ? Kamu suka pavlovakan ? " Tanya Mama Runa
" Boleh Ma "
" Runa suka pavlova ? " Tanya Bu Ratna
" Lumayan Tante " jawab Runa sambil menyedok pavlova ke mulutnya . *Ting.....ting..... Mohon perhatianya ibu Jenny akan memberikan sambutannya "
" Terima kasih sebelumnya sudah datang di acara kami malam ini "
" Seperti sambutan pada umumnya " batin Runa yang kini tampak tak peduli dengan isi sambutan itu . Chess cake dan macaron belum mendarat di mulutnya.
" Acara perusahan yang mulai hari ini "
" Pasti lama " batin Runa lagi saat pavlova nya hampir habis
" Enak ? " Tanya Mama dan Runa tampak tersenyum sambil mengangguk" Acara ini adalah bentuk syukur kami karena putri kami yang kebetulan tidak bisa hadir pada malam hari ini karena sedang diluar negeri telat menjuarai olimpiade matematika tingkat provinsi "
" Plok.....plok...." Suara tepuk tangan terdengar di seluruh penjuru ruangan
" Kamu kemarin olimpiade matematika juara satu tingkat provinsi , anak ini juara berapa ? " Bisik Mama tepat di kuping Runa tangan Runa ikut bertepuk tangan kepalanya tampak menggeleng tanda tau" Putri kami bernama Aruna Felicia Hartanto semoga lebih diberi keberkahan , kemudahan , dan kesehatan "
Sekali lagi ruang penuh dengan suara tepuk tangan Runa tampak melihat kearah Mamanya yang tampak canggung bercampur marah.
" Bisa sama , mirip namanya sama Runa "
" Iya sama , kok bisa kebetulan gitu ya " kolega Mama tampak melihat ke arah Runa
" Maaf permisi sebentar ya , bu " kata Mama sambil menarik tangan Runa" Kamu pulang duluan ," kata Mama Runa
" Aneh banget acaranya , bisa-bisanya namanya sama diaku-aku pula , tau gini tadi nggak berangkat " MamaMama Runa tampak begitu tersulut emosinya sambil menutup pintu mobil keras-keras
"Kamu duluan nanti Mama nyusul "
" Nggak sekalian Mama ikut "
" Hilang nanti pamor Mama kalau langsung pergi "
" Ya udah terserah Mama "
" Iya kamu hati-hati "
" Iya Ma ,"Mobil Runa mulai berjalan meninggalkan rumah megah bercat putih tempat acara itu berlangsung .
" Kok bisa ," ucap Runa karena seingatnya entah yg harapan atau yang jadi juara olimpiade matematika yang bernama Aruna hanya dirinya namanya hanya berbeda di belakangnya saja .
"Ini mobil pas banget parkir ditengah jalan nutupin yang lain lewat . Seorang laki-laki bertubuh tegap dan tinggi keluar dari mobil bermerek Ferrari warna abu dia tampak berlari terbirit-birit
" Tolong parkir mobil saya di garasi "
" Siap mas " ucap seorang laki-laki paruh baya sambil memberikan sebuah topeng warna hitam
" Runa nya udah datang belum ? " Tanya lelaki itu
" Udah tadi kayaknya lagi makan pavlova "
" Ok " kata lelaki itu yang kemudian kembali berlari
" Pak buruan pak " suruh sopir Runa
" Oh iya pak maaf "Runa tak pernah tau siapa orang tadi kenapa dia dicari-cari .
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister
RandomBeri aku waktu untuk mengubah takdir Beri aku kesempatan untuk lebih menjagamu lagi Biar semua orang tau aku kakak kandungmu