Semua masih gelap matanya masih tertutup . Namun , bibir dan tangannya sudah tak ada lagi lakban.
Bagian bawahnya masih terasa ngilu . Runa mencoba membuka kain yang menutup matanya. Sebuah pedang panjang tepat berada di leher Runa siap untuk menebas kepala Runa . Tampak seorang laki- laki memakai masker warna hitam dan wajahnya nyaris tak terlihat. Dia memberikan meja berisi makanan untuk Runa dan beberapa butir obat
" Makan " suruh orang itu
Runa memegang Roti dengan tangan gemetar. Dunianya seakan hancur ingin rasanya dia menangis dengan begitu keras . Tapi bukan saatnya untuk menangis dia harus pergi dari sini.Matanya tampak mencari cela . Hanya ada satu pintu keluar tak ada jendela
" Cepat ! " Suruh orang itu yang membuat Runa tersendak . Buru- buru Runa makan tanpa ditelan ." Minum obat ini " kata orang itu sambil mengacung jari.
Runa meminum obat itu dan berpura-pura menelannya .
Orang itu menyemprotkan sesuatu ke kain bersih .
" Hirup! " Kata orang itu Runa mengambil nafas dalam dan menghirup kain itu sedikit . Rasanya semuanya terasa gelap tapi Runa masih setengah sadar . Matanya berkunang-kunang. Kepalanya serasa berat hingga dia jatuh ke atas meja makan." Kamu perempuan beruntung " kata orang itu sambil membaringkan Runa
di atas kasur ." Kasih dia baju mahal , mandikan dia , beri riasan paling cantik , beri semua yang terbaik " suara seorang laki-laki dari balik pintu memecah keheningan
" Baik Tuan " pintu kamar Runa terbuka tampak 6 orang perempuan dengan pakaian rapi masuk ke dalam ." Kerjakan dengan cepat dan rapi " suara itu mulai kembali memecah keheningan
" Saya rapat dulu , setelah itu saya akan langsung naik pesawat bersama perempuan saya "
" Rapat 20 menit lagi , suruh seorang supir mengantar dia ke pesawat saya ,"
" Baik tuan "Salah seorang dari 6 perempuan menutup pintu kamar dan berjalan kearah Runa satu persatu pengait di baju Runa dilepas . Badannya kini diselimuti kain warna putih . Runa bak seperti boneka didandani hingga tampak cantik. Runa mengintip sedikit lewat ekor matanya.
Runa tampak mengunakan mini dress cantik berwarna biru tua .Sebuah mobil BMW warna hitam tampak menunggu di sebuah halaman Rumah bergaya kontemporer .
" Nanti kita ketemu dikantor , saya siapkan pesawat untuk Tuan dulu "
" Siap bos , "
Runa berpikir keras kesempatannya tak datang 2 kali . Runa mengintip dari sudut matanya . BMW tidak mudah untuk diakali. Mobil mulai berjalan pelan . Jelas supir yang didepannya tak akan pingsan jika di pukul dengan sepatu hak tingginya .Runa memegang pintu mobil , mencoba menerka dimana dia akan berhenti . Sebuah gedung pencakar langit tampak begitu gagah terlihat di kaca mobil . Supir ini tidak akan di dalam mobil ini selamanya saat sampai dia akan berhenti . Mobil yang ditumpanginya serasa berbelok masuk
" Hey , bang mampir dulu , bos lagi rapat "
" Ok siap gue parkir dulu "Benar dugaan Runa orang ini akan berhenti dan keluar mobil . Runa mengambil sepatunya yang sudah berusaha dilepaskan dari tadi .
" Ok parkir bentar disini " Supir itu tampak menghentikan mobilnya dan mencabut kunci mobilnya . Runa memaksa membuka pintu mobil dan berlari secepatnya tanpa alas kaki ." Taksi! Taksi ! "
Runa mencoba menghentikan taksi yang lewat beruntungnya sebuah taksi berhenti didekatnya
" Mau kemana neng " Tanya supir taksi
" Jalan aja dulu pak yang cepat ya , "
" Siap neng "Banyak orang tampak begitu panik diluar gedung tempat Runa berhenti tadi . Runa mengambil nafas dalam . Tapi pikirannya tak berhenti untuk terus panik .
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister
RandomBeri aku waktu untuk mengubah takdir Beri aku kesempatan untuk lebih menjagamu lagi Biar semua orang tau aku kakak kandungmu