Part 10.

202 23 2
                                    

Aku sarankan untuk membaca part 9 nya terlebih dahulu yang sudah diperbaharui karena part 9 kemarin ada yang eror jadi ke published setengahnya.

Pesta pun sudah selesai, di akhiri dengan banyaknya orang yang sudah mabuk. hanya prat, win, dan war saja yang masih sadar dan yang lainnya sudah pada mabuk berat kecuali Benz, dia masih setengah setengah mabuk.

"Kalian begini apa bisa pulang?, Bagaimana kalau tinggal semalam di sini saja?"

"Tidak perlu war, Rumah kalian ini sangat jauh dari kampus, besok semua orang sangat sibuk"

"Kalian yakin?"

"Iya, tenang saja"

"Kami balik dulu war, bye-bye"

"Hati-hati di jalan pulang, dan kabari aku saat sudah sampai"

"Iya kami tau"

War POV

Aku masuk kembali ke dalam rumah, melihat kekacauan yang terjadi di tambah seseorang yang sedang mabuk berat.

Tanpa mengganggu yin, aku sendiri yang membereskan kekacauan ini, tidak semua sih, hanya bekas-bekas makanan dan mengepel rumah dan membersihkan bagian-bagian yang lainnya, hanya tinggal balon-balon nya saja yang belum diletuskan, ya kali tengah malam begini. Sesudahnya aku kembali ke sofa dan dengan posisi yang sama, yin tetap tepar dai atas sofa.

"Yin, yin bangunlah dan kembali tidur di kamarmu"

Karena gak ada respon, aku berniat ingin membawanya kembali ke kamar, dan ternyata badan yin sangat-sangat berat, bahkan untuk membangunkannya saja sangat susah.

"Aduh, kau ini sangat berat sekali" ucapku di saat badan yin terhempas kembali ke sofa

"Eh yin bangun" ucapku menepuk-nepuk pipinya.

"Ah Tidurlah sendiri di sini, aku capek"

Aku meninggalkan yin yang masih tepar di atas sofa, berniat baik tapi sangat susah sekali. Aku menutup lampu dan kembali ke kamar untuk tidur.

Jujur aku sama sekali gak bisa tidur, aku menghawatirkan satu manusia itu yang tengah mabuk, takut dia kedinginan dan sakit, padahal yin sudah mengijinkan untuk membuat pesta ulang tahun ku. Karena aku kasihan bukan khawatir, aku berniat melihat yin sambil mengambil air minum.

Di saat sudah sampai di dekat ruang tamu, dan ingin menghidupkan lampu, ternyata yin duduk dalam keadaan mata yang tertutup dengan wajah yang menghadap ke bawah.

"Yin"

Segera aku menghidupkan lampu, dan kembali ke dekat yin. Apa dia habis mengigau , sepertinya tidak sih, mungkin ini efek mabuknya.

Karena mau memastikan, aku duduk di bawahnya dan melihat wajahnya. Melambai-lambai kan tanganku di depannya, memeriksa apakah dia benar-benar tidur atau hanya efek mabuk saja. Tiba-tiba yin tumbang ke depan dan hampir mengenai wajahku, untung saja aku Menangkup kedua pipinya agar kami tidak saling bersentuhan bibir.

Aku pun duduk di atas meja dengan tepat berhadapan dengannya dan masih Menangkup pipinya. Menyeimbangkan kembali posisi badan agar dia tidak terjatuh. Dan tak akhirnya perjuangan ku berhasil, aku dapat menyeimbangkan kembali posisi tubuhnya.

Bernafas lega sebentar, tak terasa bahwa udara di sini sangat dingin, di saat ku lihat ke samping ternyata pintu balkon belum terkunci.

Di saat aku melihat kembali ke hadapan yin, tak terasa wajah kami berdua kini sangat sangat dekat, hanya sejengkal orang dewasa doang. Dan juga Mata ku membelak di kala yin membuka matanya, mata khas orang mabuk dengan wajah yang merah dari efek alkohol, menatapnya heran itu yang ku lakukan, berniat ingin berbicara tapi bibir ku sudah dibungkam dengan bibirnya. Yin mencium ku dan aku hanya bisa terdiam membeku tanpa melihat wajahnya, sungguh ini adalah ciuman pertama yang aku lakukan. Dan orang yang mengambil nya adalah orang ini, si es batu. Tapi jujur aku sangat menikmatinya, apa karena ini pengalaman pertama?. Tapi ciuman kami hanya berdasarkan bibir ketemu bibir saja tanpa menggerakkan sedikit pun.

Put your head on my shoulder BL (YinWar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang