Part 17

159 24 1
                                    

Malam sudah sangat larut, banyak orang-orang yang sudah tidur dengan nyenyak dan berisitirahat hingga agar besok mempunyai energi yang banyak. Tapi berenda dengan yin dan war, yin sedari tadi tidak bisa tertidur karena memikirkan war, begitu juga dengan war yang gak bisa tidur karena memikirkan yin.

Lalu karena malas kepikiran terus, yin keluar dari kamarnya menuju dapur dan mengambil minuman di kulkas dan meminumnya, bertepatan juga war yang melihat yin dari belakang karena war yang mendengar suara keributan di luar kamarnya.

"Apa yang kau lakukan?" Ucap war dengan pelan tetapi hal itu membuat yin kaget dan dengan cepat yin berbalik badan dan menumpahkan sedikit minuman nya ke lantai.

War agak bingung sebentar lalu berjalan mendekati yin, tetapi dia terpeleset dan untung saja yin dengan cekatan memegang pinggul war dan menyandarkan nya di depan kulkas yang masih terbuka.

Karena bagi yin ini adalah kesempatan yang baik, jadi yin mendekatkan wajahnya ke wajah war sambil terus-menerus memandang bibir war, dan war yang tau jika dia akan dicium hanya memejamkan matanya saja. Dan yin yang semakin dekat hingga bibirnya bersentuhan dengan bibir war. Awalnya hanya pertemuan dua bibir tetapi ciuman itu tak berhenti begitu saja, yin perlahan-lahan melumat bibir war dan lama kelamaan menjadi lumatan yang sangat hebat, dan war juga berusaha mengimbangi ciumannya yin, lumatan-lumatan kecil tadi tak berhenti disitu saja, yin memasukkan lidahnya kedalam mulut war dan mengabsen semua gigi dan gusi war. Agak lama yin dan war berciuman, hampir setengah jam mereka berada di depan kulkas sambil berciuman.

Acara ciuman pun berhenti, kini yin dan war berada di sofa dengan keadaan mereka yang menjadi canggung. War beberapa kali memegang leher bagian belakangnya sambil diusap usap pelan.

"Ada apa dengan lehermu?"

"A-agak dingin"

"Kalau gitu, aku akan menutup jendela dan pintu teras dulu" ucap yin yang berdiri dari duduknya tetapi tangannya ditahan oleh war

"Gak perlu, bukan karena angin"

"Lebih baik tutup aja"

"Bukan, sepertinya karena aku berdiri terlalu lama di depan kulkas tadi"

Setelahnya mereka berdua terdiam mematung dan menjadi lebih canggung dari sebelumnya, dan yin yang mau menutup jendela menjadi terhenti dan kembali duduk disampingnya war.

"Ehh suara kau menutup pintu akan membangunkan prat"

"Oh"

"....." War hanya menatap lurus ke depan tanpa melihat arah lain, karena mungkin war lah yang paling canggung dari Yin.

"Besok dia sudah kembali ke asrama kan?"

"Ha?"

"Apakah prat besok pulang?'

"Aku gak tau, bukannya dia sedang bertengkar dengan bever?"

"Kalau begitu aku akan menyuruh bever datang menjemputnya"

"Jika kita melakukan itu, sepertinya tidak begitu bagus"

War dan yin pun agak berdebat sedikit mengenai ini tetapi saran dari Yin yang paling mereka berdua terima, jadi yin malam-malam menelpon bever yang mereka berdua pasti tau kalau bever pasti sudah tidur tetapi ini adalah hal yang penting karena jika prat tetap disini, mereka gak bisa menikmati masa percintaan mereka berdua.

"Halo" ucap bever dengan suara tidurnya

"Aku yin. Dan aku war"

"Kalian berdua gila ya?, Selarut ini menelpon ku, mau menceritakan dongeng ya?"

Put your head on my shoulder BL (YinWar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang