Demon cuma tau sesuatu yang berbau dosa, seperti hasrat seksual atau segala sesuatu berdasarkan nafsu. Sedangkan malaikat cuma suka hal-hal tulus, meskipun cinta dan lainnya tidak mereka percayai.
Ah, Dei, kalau saja kau tau akhir-akhir ini, pikirannya sama sekali tidak bermutu. Cuma tentang kau dan bagaimana cara menjam–"Demon!"
"Cih, setiap kali aku punya sesuatu yang di pikirkan soalnya, dia selalu datang, apa malaikat punya semacam alarm soal pikiran menyangkut diri mereka?"
"Demon!!"
"Apa?"
"Lucifer kalah" Manahil cuma berjalan santai, sambil menatap sekelilingnya. Istana ini masih aman, kalau begitu Lucifer tidak kalah.
"Dia tidak"
"Perang berhenti, sekarang Michael terlihat sangat marah. Ah, kapan terakhir kali aku lihat dia begitu ya? Saat Lucifer menjadi pendosa.. ah bukan, sebelum itu aku rasa" sibuk bicara sendiri, Dei juga terus mengikuti kemana langkah kaki Manahil membawanya.
Bahkan dalam ruangan remang, dalam ruangan kedap suara, di bawah istana. Sunyi, sedikit cahaya dan cuma berisi tumpukan kertas dan buku.
"Kau mengikutiku" suara pintu di tutup, mungkin juga di kunci? Siapa yang tau.
"..tidak sadar, wah, jadi di sini sarang mu?"
"Aku terlihat seperti hewan atau apa di matamu?" Dei berani mendekat, dia yang penakut itu lambat laun terbiasa dengan Manahil dan auranya yang cukup berat.
"..dengan tanduk begini, iya" oh, dia berani sentuh tanduk yang ada di kepala Manahil. Sejak kapan dia sadar Manahil punya tanduk?
"Ini pertama kalinya aku lihat, selama ini kemana benda ini?"
"Di sembunyikan, merepotkan untuk masuk ke pintu yang kecil dan sebagainya.." Manahil bisa lihat rasa penasaran di sana, satu tarikan, Dei dia atas pangkuan.
Baiklah, mau apa kau Manahil? Mewujudkan beberapa pemikiran mu di jam kosong tadi?
"..oh, oh, Demon kau sekarang terlihat seperti succubus kalau tanganmu bergerak lebih jauh" Manahil mendengarkan? Tidak, siapa peduli. Salahkan sekujur tubuh yang masih kelihatan menawan dan terang dalam cahaya minim sekalipun.
"Ya, anggap saja karena aku sudah lama berteman dengan mereka.." Dei tertawa, sedikit menahan perasaan yang aneh kala tangan itu menyentuh kulit nya. Ah, apa dia akan di hitung terpaksa? atau pengkhianat Michael ya?
"Kau percaya yang mana, malaikat"
"..ini dosa atau sesuatu yang manis seperti yang namanya cinta?" dekat, wajah mereka cuma berbatas dengan Dei yang menangkup rahang Manahil.
"Memangnya aku harus pilih? Aku seperti nya kehilangan banyak hal sejak jadi tahanan di sini.. kau tau, aku tidak bisa berpikir sekarang" bohong sekali, Dei cuma suka membuatnya tidak sabaran.
"Ah, lupakan, mari anggap ini keduanya.. sekarang, pastikan kau terlihat tetap manis, Dei" ehm, Manahil kau masih ingat kalian di tengah peperangan bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
ATIA
FanfictionKalian tau Taman Atia? Taman tercantik dari yang tercantik didalam dunia penghubung antara dunia bawah dan atas. Semuanya boleh kesana, bahkan mahkluk paling hinapun bisa menginjakkan kakinya disana. Lucifer (Chwe Vernon) Penguasa dunia bawah, meng...