Ten

1.1K 120 2
                                    

_ Flashback (POV Jisung)

Hari ini adalah hari yang membosankan, seluruh pelajaran sudah aku lalui dengan selalu menghela nafas. Perasaan ku benar-benar tidak enak.

Bara, sahabat baru ku di sekolah JHS NEO berpindah duduk di sebelahku. "Jis... Emang apa sih rencana mu buat kak Jaemin. Aku penasaran nih." Bara berbisik kepadaku, karena ini masih waktu pelajaran terkahir.

"Aku cuma mau bilang ke dia kalau aku tidak bisa bersatus anaknya. Aku ingin bunda mengakui ku sebagai adiknya saja." Jawab ku padanya.

Jika mengingat bagaimana pandangan orang-orang terhadapku ingin rasanya aku meninju mereka. Aku sudah tidak selemah dulu, meski trauma ku masih tersisa di ingatan tapi aku bukan bocah yang lemah.

Aku juga benci pada bunda Kana, kenapa sih dia yang harus jadi bunda ku. Kadang aku akan bersyukur kadang aku akan merasa menyesal memiliki dirinya dalam hidup ku. Memang terlihat tidak tahu diri, tapi cobalah ada di posisi ku, akan aku lihat apa reaksi kalian akan sama atau tidak.

Tak terasa bel pulang sekolah sudah berbunyi, seluruh siswa membereskan tas mereka, tak terkecuali diriku.

Yoona, sahabat perempuan ku satu-satunya di kelas ini, menghampiri ku. Aku tau dia ingin menanyakan tentang tujuanku tadi pagi.

"Tanya Bara saja." Ucap ku sebelum Yoona menanyakan apa yang ingin ia tanyakan.

"Aku belum bertanya juga." Ucap Yoona nampak kesal.

"Aku sudah tau apa yang ingin kamu tanyakan."

"Memang apa?"

"Tck, sudah ku bilang tanya Bara saja."

Bara sudah merapikan seluruh bukunya, ia menepuk pundak ku.

"Dia ingin kak Jaemin mengakui Jisung sebagai adik bukan anak." Aku hanya mengangguk, Yoona yang mendapat jawaban melihat ku lagi.

"Sudah cukup tetua, aku malas membicarakan ini. Lebih baik kita ke cafe." Ajakku pada mereka. Aku benar-benar tidak mood jika membicarakan tentang bunda Kana saat ini.

°

°

°

Wah, setelah sampai aku tidak mengira kalau cafe yang di bilang Bara akan secantik ini. Aku kagum dengan dekorasi yang mewah.

Aku mengingat kembali berapa uang yang aku bawa saat ini, ah... Aku lupa membawa uang cash karena pagi tadi aku berangkat begitu saja. Untung bunda Kana memberiku ATM miliknya kalau tidak, bayar pake apa aku nanti.

"Jis... Kamu yakin mau bilang itu ke kak Jaemin?" Yoona bertanya padaku untuk memastikan keputusan ku.

"Yakin." Jawabku dengan tegas, memang aku yakin, lantas apa yang membuat ku tidak yakin?

Aku tidak ingin di pandang sebagai sugar baby-nya bunda Kana terus. Capek, aku ingin bersekolah layaknya anak-anak lain.

Guru-guru juga selalu memandangi ku jijik, status ku menjadi anak dari pemilik sekolah bukannya bercitra baik malah menjadi buruk, tentu ini keputusan yang tepat untuk ku.

"Tapi nanti kalau kak Jaemin menolak dan mengusir mu bagaimana?" Kini Bara yang bertanya padaku.

Aku berpikir sejenak, "Apa mungkin bunda Kana seperti itu?" Aku berucap tanpa sadar.

"Bisa aja kan Jis, orang mah tidak tau sifatnya. Kamu datang ke rumah kak Jaemin memang di sambut hangat, tapi apa kamu tidak berpikir kalau dia juga bisa mengusir mu?." Ucapan Yoona ada benarnya juga, tapi aku tidak yakin kalau bunda Kana sejahat itu.

BUNDA ᗒᗕ Nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang