Fourteen

1K 110 3
                                    

🌵🌵🌵

"Ini tidak benar... Bagaimana bisa." Jaemin bergerak gelisah melihat berkas yang ada di depannya.

Taeyong dan Jaehyun juga masih diam berpikir mengenai kerugian besar yang mereka dapatkan.

Satu tahun ini keadaan perusahaan begitu kacau, Taeyong tidak bisa mengendalikannya, meminta Mark untuk menangani tapi lagi-lagi penurunan grafik yang mereka lihat.

"Paman Kim."

Jaehyun menoleh ke arah Jaemin yang memanggil pamannya.

"Ada apa dengan dia Na?"

Jaemin berjalan menuju lemari coklat, mengambil berkas biru yang ia simpan.

"Satu bulan yang lalu dia paman jebloskan ke penjara kan? Apa mungkin ini ada hubungannya dengan dia?"

Jaehyun mengangguk, "Bisa saja, tapi apa dia bisa berulah di dalam penjara?" Taeyong masih menyimak mereka berdua. Tiba-tiba suara ketukan pintu menyita atensi mereka.

"Masuklah."

Hyunjin masuk setelah mendengar perintah dari Jaemin, ia membawa dua map coklat di tangannya. Menghampiri Jaemin dan memberikan map itu padanya.

"Ini hasil dari penyelidikan mata-mata yang kamu kirim."

Jaemin menerimanya dan berjalan ke arah meja, sementara Hyunjin menyerahkan satu map lagi pada Jaehyun.

"Ini laporan tentang tuan Kim" Jaehyun mengambilnya, Hyunjin menjeda kalimatnya "Dia meninggal di penjara."

Jaemin, Jaehyun dan Taeyong melotot,  Jaemin dan Jaehyun berhenti dari kegiatan membuka amplopnya, menatap Hyunjin dengan tak percaya.

"Apa kamu bilang?" Tanya Jaemin lagi, ia ingin memastikan bahwa yang dia dengar bukan kebohongan.

Hyunjin mengangguk, "Iya, dia meninggal di dalam penjara. Setelah penyelundupan narkoba terakhir kali dia meninggal dunia beberapa hari kemudian di dalam penjara." Hyunjin menjeda kalimatnya, "Tapi pihak keluarga tidak ingin polisi mengotopsi jasad tuan Kim, mereka beralasan cukup malu dengan perilaku kepala keluarga, jadi mereka menyerahkan jasad tuan Kim ke kediaman pada pukul tujuh tadi."

Jaehyun mengernyit, "Kenapa polisi tiba-tiba ingin mengotopsinya?"

"Karena kematian dari tuan Kim sedikit janggal bagi mereka. Sebelum di penjara mereka memeriksa keadaan tuan Kim, dan memang dia juga pengonsumsi narkoba, tapi tidak ada riwayat apapun yang bisa membuat dia meninggal secara tiba-tiba. Baik, kita berpikir mungkin narkoba penyebabnya, tapi sebelum dia kehilangan nyawa, dia sempat menyuruh polisi menyelamatkan keponakannya."

Hyunjin berjalan menuju meja Jaemin, "Dan kamu satu-satunya keponakan tuan Kim."

Semuanya nampak bingung, apa yang terjadi sekarang. Kenapa semuanya menjadi rumit?

"Sebentar, biar aku berpikir dulu kak."

Meskipun Jaemin adalah anak yang pintar tapi untuk kali ini ia benar-benar tidak mengerti, menyelamatkan ku? Untuk apa? Aku bahkan sudah ingin menuduh dia tentang kerugian perusahaan ku. Ujar Jaemin dalam hati.

BUNDA ᗒᗕ Nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang