Nine

1.1K 122 0
                                    

"Mark, gimana ini...."

Sudah tiga jam lamanya Jaemin tidak kunjung sadar dari pingsannya, dokter mengatakan bahwa selain demam tinggi dan alerginya, ada satu syok ringan yang membuat Jaemin bisa pingsan.

Seluruh orang yang menunggu Jaemin tidak tahu apa syok ringan yang di alaminya, bahkan Mark, Haechan dan Jeno saat tiba di rumah sudah menemukan Jaemin dalam keadaan pingsan, mereka tidak tahu sebelum mereka datang ada kejadian apa.

"Ma, tenang Ma..." Mark terus menenangkan Taeyong yang selalu bergerak gelisah.

"Bagaimana bisa tenang, Jaemin tidak kunjung sadar, ini hampir empat jam, Mark."

Taeyong menengok kanan dan kiri, ia seperti melupakan sesuatu, oh──

"Mark.... Dimana Papa mu?." Tanya Taeyong yang tidak melihat Jaehyun dari tadi.

"Papa bersama dokter, mungkin sekalian ke bagian administrasi."

Taeyong mengangguk, ia melihat Jeno, "Kamu tidak dekat dengan Nana?."

Jeno yang di tanyai tidak tahu harus mengatakan apa, ia menggaruk tengkuknya dan tersenyum canggung.

"Saya mengenal Jaemin sudah sejak lama, tapi saya baru bisa mendekati dirinya dua bulan belakangan."

Taeyong mengerutkan keningnya, "Kamu teman Mark yang adik kelasnya itu kan?, Benar kan Mark?."

Mark hanya menjawab dengan anggukan, "Kamu satu kelas dengan Nana?." Lanjutnya.

Jeno mengangguk, "Saya memang satu kelas dengan Jaemin, tapi dia tidak pernah berteman dengan siapapun. Di sekolah dia hanya akan makan bersama kak Mark dan Haechan, itupun kalau mereka ada di kantin."

"Selama Jaemin di SHS NEO, dia akan fokus ke sekolah, dan selesai sekolah dia langsung pergi ke kantor, jadi saya tidak yakin Jaemin mempunyai teman lain."

Taeyong sedikit terkejut, apa benar Jaemin anak yang super aktif tidak mempunyai teman sama sekali selain tiga orang ini? Ah, bukan tiga orang, hanya satu orang, dua orang itu adalah keluarganya.

"Apa Jaemin pernah di bully?." Tanya Taeyong tiba-tiba, karena mungkin saja Jaemin mendapatkan syok ringan karena sering di bully, meski itu mustahil.

Mark, Haechan dan Jeno menggeleng cepat, "Tidak pernah tante, justru anak-anak SHS dan guru-guru tidak berani mendekati Jaemin sama sekali. Selain dia adalah pemilik sekolah dia juga anak yang pintar, mereka enggan untuk mendekatinya." Ucap Jeno menjelaskan apa yang selama ini ia lihat dan dengar.

Taeyong mengangguk nampak berfikir apa lagi yang dapat mengguncang perasaan anak itu.

Tak lama Jaehyun datang, duduk tepat di sebelah Taeyong, "Sayang, Jaemin tidak akan kenapa-napa." Jaehyun tahu, raut wajah Taeyong menjelaskan semuanya.

Taeyong hanya bisa mengangguk dan tersenyum paksa, meski dia bukan Mama kandung Jaemin, tapi ia juga merasa khawatir tentang anak itu.

°

°

°

"Bagus, sebentar lagi semuanya akan selesai." Ucap pria berbaju rapi. Duduk di kursi kebesarannya, menatap beberapa lembar foto yang sudah anak buahnya siapkan sejak lama.

°

°

°

Jaemin membuka matanya perlahan, sedikit mengerutkan keningnya saat cahaya asing menyilaukan matanya. Ia tahu kalau dia ada di rumah sakit, dari bau dan sekelilingnya sudah bisa ia tebak.

Namun yang ia tidak tahu adalah siapa yang membawanya ke sini. Lalu tiba-tiba ia teringat sesuatu,

"Ahkk, sakit..." Ucapnya dalam diam.

Tunggu,

"Mama, Paman, kak Mark, kak Channie." Suara Jaemin tidak keluar, tenggorokannya sakit.

Ia menggeleng ribut, ia takut tidak bisa memberitahu keadaannya, ia khawatir tidak dapat bicara. Apa yang sudah terjadi?

Dalam diam Jaemin menyusun semua kejadian yang ia alami hari ini, pertama dia bersama Jeno, kemudian dia marah karena Jeno membelikan dirinya ice cream strawberry, lalu pulang karena alerginya kambuh, lalu.....

"JISUNG!!!!" Jaemin berteriak reflek, suaranya pulih. Ia melihat kanan dan kiri, ia panik. Ia ingat, Jisung-nya marah, Jisung-nya tidak ingin pulang ke rumah.

Tak lama kemudian Taeyong, Jaehyun, Mark, Haechan dan Jeno masuk menghampiri Jaemin yang sudah duduk di atas kasurnya dengan gelisah.

Jaemin menoleh, "Mama... Mama... Mama..." Jaemin menangis, ia akan turun dari ranjangnya, tapi di tahan oleh Jeno dan Jaehyun.

"Jen... Jeno... Paman..." Semuanya panik, apa yang ingin di katakan Jaemin?

Taeyong langsung memeluk tubuh Jaemin, mengusap punggungnya pelan mencoba menyalurkan ketenangan padanya.

Jaemin meremat baju yang di kenakan Taeyong. "Iya sayang, Mama, sama Paman ada di sini... Ada apa sayang? Kamu mimpi buruk, hm?."

"Ji... Jisung Ma, hiks... Ma Jisung...."

Taeyong, Jaehyun, Mark dan Haechan melotot. Jisung! Sesuatu yang di lupakan Taeyong, perasaan yang tidak enak dari tadi, Jisung tidak berada bersama mereka.

Taeyong melepaskan pelukannya, ia menangkup pipi Jaemin, "Jisung... Jisung kemana? Dia ngapain kamu? Dia di mana sayang?." Tanya Taeyong buru-buru.

Jaehyun menepuk pundak Taeyong, ia beralih menatap Jaemin, "Jisung kenapa sayang?." Ulang Jaehyun.

"Jisung... Jisung ku... Paman, Jisung tidak ingin pulang ke rumah. Dia membenciku. Jisung membenci bundanya." Jaemin menangis lebih kencang, pelukan yang Taeyong berikan juga semakin kencang. Semua orang menenangkan Jaemin, Haechan memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Jaemin lebih lanjut, terpaksa Jaemin harus di suntikkan obat penenang karena terus memberontak ingin mencari anaknya.

Tak berselang lama, Jaemin tertidur, semua orang menunggu di depan kamar, Taeyong bergerak gelisah. Begitupun Mark.

"Sayang, Jisung kemana? Dia kenapa?." Tanya Taeyong pada Jaehyun yang jelas-jelas tidak memiliki jawaban.

Taeyong beralih menuju Mark, "Mark, Jisung kenapa? Ada apa dengan mereka? Dia pergi ke mana?." Lagi-lagi tidak ada jawaban. Memang apa yang di harapkan Taeyong? Jawaban jelas-jelas berada pada Jaemin, bukan mereka.

"Tenang sayang, tenang... Kita pikirkan apa yang di katakan Jaemin dulu. Jisung pergi dan tidak ingin tinggal dengan Jaemin lagi, ia membenci Jaemin... Tapi itu tidak mungkin. Jisung sangat menyayangi Jaemin bukan?."

"Mark, sebelumnya ada kejadian apa antara Jaemin dan Jisung? Apa mereka bertengkar?." Tanya Jaehyun mencoba setenang mungkin.

"Tidak ada Pa, mereka baik-baik saja. Bahkan Jaemin senang saat ada Jisung di sisinya saat ini."

Semuanya diam, termasuk Jeno yang tidak tahu apapun di sini. Siapa Jisung? Anaknya Jaemin? Jaemin bundanya Jisung? Semua pertanyaan di pendam oleh Jeno dalam diam, saat ini ia hanya tahu bahwa Jaemin memiliki anak, jadi... Jaemin sudah menikah? Lalu, di mana suaminya? Kenapa saat keadaan seperti ini dia tidak datang? Yang paling membuat Jeno heran adalah keluarga di depannya ini tidak menghubungi suami Jaemin sama sekali.



























°

Semoga hari kalian menyenangkan, terimakasih yang sudah voment. HM tidak memaksa untuk voment, karena HM merasa cerita ini tidak menarik untuk mendapatkan voment. Jadi yang udah voment terimakasih banyak, dan yang ngga voment semoga tetap suka dengan cerita HM. Bye-bye ( ◜‿◝ )♡

BUNDA ᗒᗕ Nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang