Twenty

858 86 1
                                    

Semua orang yang berada di rumah sakit berteriak karena terkejut, Doyoung berlari dan menabrakkan diri pada semua orang yang menghalangi jalannya. Berharap itu dapat menghambat pengejaran dari orang-orang di belakangnya.

"Ah sial!" Umpatnya saat ia tiba-tiba tidak ingat memarkirkan mobilnya di mana.

Doyoung berlari setelah melihat mobilnya. Masuk dan melajukan besi hitam itu dengan kecepatan tinggi.

"Jeno kamu tidak usah ikut kami, kamu belum sembuh sepenuhnya." Larang Jaehyun.

"Tidak paman, bagaimanapun juga aku ingin menghajar si brengsek itu dengan tangan ku sendiri. Percayalah pada ku aku sudah sembuh." Desak Jeno.

Semua polisi sudah masuk ke dalam mobil mereka dan mengejar Doyoung, Jaehyun yang tidak ingin kehilangan jejak akhirnya menyetujui ucapan Jeno.

Mereka semua mengikuti mobil Doyoung yang mengarah ke jalan lama pinggir ibu kota.

Bukankah ini jalan yang terakhir kali polisi mengetahui keberadaan Jisung? Inner Jeno.

Jeno menoleh ke kanan dan ke kiri, benar, tidak salah lagi ini jalan yang di maksud.

"Paman, bukankah ini jalan terakhir Jisung di nyatakan hilang?"

Jaehyun hanya menjawab "Sepertinya." Karena ia fokus pada pengejaran Doyoung, jadi dia tidak terlalu memikirkan ucapan Jeno.

Jika benar demikian, maka sudah di pastikan penculikan itu di lakukan oleh Doyoung.

Jeno juga akhirnya memilih fokus ke depan, pengejaran mereka sampai di sebuah perkampungan yang cukup ramai. Mobil yang di kendarai Doyoung berbelok ke kanan dan ke kiri, berusaha mengecoh polisi dan Jaehyun.

"Sialan." Umpat Jaehyun yang hampir kehilangan jejak Doyoung.

Tunggu sepertinya aku pernah ke sini. Inner Jeno saat ia melihat beberapa jalan yang pernah ia lewati.

"Iya benar aku pernah ke sini." Ucapnya, Jaehyun menoleh sekilas, "Apa maksud mu?." Tanya Jaehyun.

"Bangsat itu ingin ke mana lagi sih." Ucap Jaehyun yang melihat mobil Doyoung berbelok ke arah kanan.

"Paman, kita belok ke arah kiri." Saran Jeno tiba-tiba.

"Apa maksud mu? Dia belok ke kanan." Balas Jaehyun sedikit geram.

"Percayalah padaku paman, ayo cepat belok kiri." Setelah memikirkannya Jaehyun menuruti apa perkataan Jeno.

Mobil yang ia kendarai berbelok lawan arah dengan milik Doyoung, di jalanan itu hanya ada mobil Jaehyun, karena polisi mengikuti arah mobil Doyoung.

"Kamu yakin Jen?! Ini hanya jalan lurus biasa!" Frustasi Jaehyun.

"Paman tenang dulu, aku yakin." Ucap Jeno menenangkan Jaehyun.

Dan benar saja, di arah timur mereka bisa melihat mobil Doyoung yang melaju dengan cepat, mobil polisi yang berada jauh seperti tidak bisa mengejar mobil milik Doyoung.

Merasa memiliki kesempatan Jaehyun menambah kecepatan mobilnya, "Sialan, kalau sampai kau tidak tertangkap jangan sebut aku Jung Jaehyun!"

Sebelum mobil Jaehyun mendekat, mobil Doyoung sudah berbelok ke arah kiri, hampir saja mobil yang di kendarai Jaehyun menabrak mobil polisi yang juga melaju dengan cepat.

Mobil Jaehyun mendahului mobil polisi itu, Jaehyun dengan aura yang menggebu ingin menghajar Doyoung menancap gasnya lagi.

Jaehyun dan Jeno melihat mobil Doyoung berhenti di sebuah rumah besar, ia turun dengan terburu-buru. Melihat itu Jaehyun dan Jeno ikut turun.

BUNDA ᗒᗕ Nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang