Nineteen

820 83 0
                                    

Jaemin membuka pintu mobilnya, masuk dan duduk dengan tenang setelah mengatakan pada sang supir untuk di antarkan ke kantor.

Di sepanjang perjalanan, Jaemin selalu tersenyum, inilah yang dia tunggu-tunggu, dua tahun penantiannya tidak akan sia-sia.

"JieJie, tunggu bunda sebentar lagi ya." Ucapnya lirih.

Dengan senyuman yang tak pernah luntur Jaemin juga selalu merapalkan doa agar apa yang di katakan sang sekretaris benar, dan dia dapat petunjuk lebih banyak untuk menemukan Jisung-nya.

Jaemin turun dari mobil, ia berlari dari lantai dasar menuju lift. Semua mata karyawan tertuju pada sang atasan. Mereka semua heran, tapi ada juga yang lega, karena melihat senyum bos muda mereka yang sangat manis, artinya sang bos muda tengah bahagia.

Setelah sampai di lantai kantornya, dia segera berlari ke arah ruangannya. Tanpa mengetuk pintu Jaemin masuk dan langsung menghujani pertanyaan pada sang sekertaris.

"Kak, bagaimana perkembangannya? Apakah lokasinya sudah di temukan? Apakah Jisung ku ada di sana? Siapa yang melakukan ini? Apa polisi sudah di tempat kejadian untuk mencari tau lebih lanjut? Bagaimana──"

"Na, tenang Na... Sabar, ayo duduk dulu." Potong Hyunjin yang tidak bisa menjawab pertanyaan Jaemin.

Jaemin yang baru sadar dia terlalu banyak bertanya akhirnya diam, dia mengikuti arahan Hyunjin untuk duduk di sofa ruangannya.

Nafas yang masih terengah-engah membuat Jaemin juga sadar kalau dirinya lelah. Berlari seperti tadi sudah tidak dilakukan Jaemin selama satu tahun lebih, tapi mendengar kabar baik itu membuat Jaemin tidak sadar kalau dirinya seperti pelari maraton.

Hyunjin ikut duduk di sebelah Jaemin, membawa dua map coklat dan satu map hitam kantor.

"Jadi begini Na..." Ucapnya sembari menaruh seluruh map di atas meja. Jaemin memperhatikan Hyunjin, dia siap untuk kemungkinan yang ada.

"Map ini adalah bukti dari kepolisian atas kasusnya tuan Kim." Hyunjin membuka map coklat pertama.

"Kepolisian telah menyelidiki kasus ini secara diam-diam tanpa di ketahui keluarga Kim. Sebelum jasad keluarga Kim di kirim ke kediamannya, ternyata polisi sudah menyelidiki secara sembunyi-sembunyi. Alasan kenapa laporan kematian tuan Kim di kirim ke tuan Jaehyun adalah sebagai pengecoh keluarga Kim bahwa laporan yang telah mereka buat adalah asli, dan mereka benar-benar tidak melakukan penyelidikan apapun pada jasad tuan Kim." Jelas Hyunjin.

Jaemin faham sekarang kenapa alamat laporan itu di kirim pada Jaehyun.

"Lalu apa penyebab paman ku meninggal?"

Hyunjin menoleh sebentar lalu fokus kembali pada kertas putih di depannya.

"Racun DGXN" Jaemin mengernyit, "Racun DGXN?" Hyunjin mengangguk.

"Iya, racun dari bunga foxglove, bunga liar berwarna mencolok berbentuk seperti lonceng, biasanya tumbuh di hutan-hutan Eropa. Jika racun masuk ke aliran darah, maka detak jantung bisa melambat dan akhirnya berhenti bekerja. Sebelum jantung gagal berfungsi, seseorang yang terkena racun DGXN akan mengalami sakit perut dan sakit kepala yang hebat."

⚠️Untuk nama racunnya terpaksa HM singkat karena wattpad tidak mengizinkan untuk di sertakan⚠️

Jaemin tiba-tiba bergidik ngeri, "Bagaimana bisa racun itu masuk dalam tubuh paman Kim? Siapa pelakunya?"

"Untuk pertanyaan bagaimana bisa racun itu masuk ke dalam tubuh tuan Kim jawabannya adalah minuman. Dan untuk siapa pelakunya──"

Hyunjin menghentikan kalimatnya, dia menoleh ke arah Jaemin dan sedikit menggeser kertas putih yang berada di atas meja.

BUNDA ᗒᗕ Nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang